Jangan Galau Saat Dilanda Kehilangan

Menurut seorang guru saat SMA dulu, tak ada yang namanya hilang sebenar-benarnya hilang. Sebagai contoh, pulpen kita hilang. Pulpen itu secara materi tetap berwujud pulpen dan tidak lenyap begitu saja tanpa sisa. Ting! Yang terjadi saat sesuatu hilang adalah ia berpindah tempat, entah direkayasa atau tidak. Pulpen yang semula kita simpan di laci meja mungkin diambil oleh seorang teman lalu dipindahkan ke dalam tasnya. Atau boleh jadi, pulpen sudah kita ambil dari laci dan tertinggal di rumah saat kita belajar.

Intinya, hilang adalah kata yang kita pakai untuk menggambarkan sesuatu yang tadinya ada menjadi tidak ada. Benda yang semula ada di lokasi A kemudian beralih tempat ke lokasi B. Bagaimana dengan perasaan? Bisakah ia hilang? Dalam konteks ini, sama saja. Rasa suka, benci, atau perasaan tertentu boleh jadi berpindah kecenderungannya kepada orang lain, kepada teman lain, dan sebagainya. Apa pun definisi kehilangan, fenomena hilangnya sesuatu dalam hidup kita adalah biasa. 

kom

Kita pernah punya badan yang bugar dan prima, lalu dimakan waktu menjadi tubuh yang kisut, loyo, dan lemah dengan berbagai sebab. Hilanglah kekuatan kita. Pun harta yang kita yakini kita miliki: suatu saat kita kuasai dan kita pergunakan dan kita bangga-banggaan lalu di saat lain kita meraung-raung lantaran kehilangannya. Kehilangan sesuatu memang berat. Melepaskan jauh lebih berat lagi.

Memberi ruang

Namun perlu kita ingat dan yakini–sebagaimana saya pernah baca status seorang kawan di Facebook–bahwa sesuatu yang hilang itu adalah untuk membuka sesuatu lain agar bisa masuk ke dalam hidup kita. Boleh jadi sesuatu yang hilang itu selama ini menjadi penghambat bagi kehadiran sesuatu yang lebih besar dalam hidup kita. Hal yang hilang itu akan memberi ruang untuk sesuatu hal lainnya, mempersilakan kesempatan atau peluang untuk kita pergunakan.

Solusinya: relakan dan ikhlaskanlah. Tak ada yang permanen di dunia ini, seperti juga kekhawatiran kita tentang segala hal. Suatu hari rasa cemas dan kesulitan pasti hilang, pupus diganti perasaan yang lebih indah dan penuh makna jika kita mau melangkah dan mendekati-Nya. Sebagaimana berbagai kenyamanan, berkat kekayaan atau tampilan fisik dan kebugaran, suatu saat akan luruh ditelan waktu, pasti meresap dalam kabut sejarah.

Buka hati untuk merasa dan bersyukur, buka mata untuk membaca tanda dan isyarat, buka telinga untuk menyerap nasihat dan petuah agar tidak pongah, buka tangan untuk selalu berbagi dengan sesama; nyalakan kesadaran agar bisa hidup dalam frekuensi petunjuk Tuhan dan kemurnian nurani. Kita akan menyesal dan tenggelam dalam kesedihan mendalam bila sesuatu hilang tanpa pernah kita manfaatkan secara maksimal.

Advertisement

13 Comments

  1. sesuatu yang hilang itu adalah untuk membuka sesuatu lain agar bisa masuk ke dalam hidup kita>>>> suka banget dengan kata-kata ini dan biasanya memang benar seperti itu, setelah kehilangan sesuatu Allah gantikan dengan yang lebih baik

    Like

  2. Yup… hahah biasanya kepikiran cuma sehari doang sih klo lagi kehilangan sesuatu. Teruss ngomong ke diri sendiri, ” oke ka… rejekimu sama benda itu sampe di sini.” — udah gituh aja 🙂

    Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s