Rindu Menggantung di Trans Studio Bandung: Yang Tersisa dari BloggerDay 2019

Seorang sahabat yang pernah sama-sama bergiat di sebuah yayasan sosial berpulang begitu tiba-tiba. Tak mungkin kulupakan kisahnya sebab berkat komunitas itulah aku jadi punya pengalaman mendongeng di depan anak-anak korban gempa di Kecamatan Pamijahan, Bogor tahun 2012 silam. Tak lama sebelum saya pindah ke Lamongan, dia dikabarkan punya kelainan di perut—semacam tumor jinak—yang membuatnya terus mengurung diri di kamar dalam keputusasaan.

Gejala itu sengaja ia sembunyikan, padahal seandainya ia sampaikan kepada teman-teman, sangat mungkin bisa dicarikan jalan keluar—setidak-tidaknya penyakit itu tidak menjadi beban hidup. Umur memang di tangan Tuhan, tapi sejumlah sahabat berpendapat kepulangannya lebih disebabkan perasaan tertekan dan beban kesendirian yang memuncak. Dalam kadar tertentu, saya pun kadang merasakan hal yang sama: ada saja gejala medis tidak mengenakkan di badan. Saat membaca majalah atau buletin kesehatan, setiap gejala yang dijelaskan di sana seolah-olah bisa saya rasakan sendiri.

Berangkat dengan mantap

Maka tak mungkin saya sia-siakan kesempatan berkunjung ke Bandung atas undangan Bloggercrony Community (BCC) yang merayakan ulang tahunnya ke-4 tanggal 2-3 Maret lalu. Acara bertajuk BloggerDay 2019 ini saya bayangkan bakal menjanjikan kegembiraan luar biasa sehingga semangat berkarya akan bangkit lagi. Alih-alih bertahan di rumah dan tenggelam dalam kekalahan demi kekalahan lomba blog yang kontraproduktif, saya putuskan segera berburu tiket bus ke Bandung begitu BCC meminta saya mengonfirmasi kehadiran Kamis sore tanggal 28 Februari.

Jumat sore berangkat, Sabtu pagi pun saya tiba di Bandung. Memasuki Jatinangor, kedua mata langsung mengerjap melihat pemandangan khas ala Sunda: deretan gerobak nasi kuning dan lontong sayur, diselingi keranjang-keranjang berisi tahu Sumedang yang masih hangat. Terlihatlah kepadatan lalu lintas yang tak pernah saya saksikan di Lamongan. Petualangan di Bandung jelas akan saya rindukan!

Dugaan saya tidak meleset. Bukan hanya kopdar dengan 100 bloger dari berbagai kota yang menyenangkan, tetapi juga keseruan hari pertama di Trans Studio Bandung (TSB) yang tak mungkin terlupakan. Boleh dibilang TSB adalah indoor theme park terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Tentu kebanggaan tersendiri saya bisa bermain di sana seharian penuh secara cuma-cuma. Saking asyiknya menikmati setiap Wahana Trans Studio Bandung, saya sejenak abai dari hilangnya smartphone sewaktu berangkat dari rumah.

Mustiva, Satto, Doel, dan saya (Foto: Mustofa)

4 pertunjukan tak boleh dilewatkan

Jika sobat BBC Mania mengunjungi Trans Studio Bandung, jangan sampai melewatkan 4 show besar yang sangat memikat. Ada pertunjukan sulap bertema Steam Punk di Trans City Theater dengan judul “It’s Magic”. Sayang sekali saya melewatkan pertunjukan ini karena kami masuk selepas makan siang. Untunglah saya sempat menyaksikan pertunjukan sirkus bertajuk BEDROCK Circus yang sangat menghibur. Mengambil tema cerita zaman batu, BEDROCK Circus menampilkan atraksi akrobat Trampolin Wall, BEDROCK Clown, Bedrock Dance dan Fire Acrohoop. Antara kocak dan menegangkan, kami dibuat berdecak kagum dengan aksi akrobat dan irama tarian yang rancak. Keren!

Pertunjukan ketiga adalah Special Effect Action. Seperti bisa diduga dari namanya, wahana ini menyajikan cerita di balik pembuatan film-film action sehingga kita bisa merasakan sensasi menegangkan yang sesungguhnya. Misalnya ada aksi luar biasa stuntman yang melompat dari ketinggian 2 lantai, aksi terbakar hidup-hidup, adegan tabrakan kendaraan dan ledakan, serta free style motor. Pastikan Anda masuk sebelum jam 12 agar bisa menyaksikan aksi keren para stuntman ini.

Sekitar pukul 4 sore, tepat setelah saya merampungkan shalat Ashar, terdengarlah musik meriah dari pintu gerbang TSB. Rupanya tengah berlangsung Magical Parade of Zoo Crew yang menutup rangkaian pertunjukan hari itu. Layaknya sebuah parade, banyak sekali tokoh binatang yang berjalan atau menaiki kendaraan yang semuanya penuh cahaya menampilkan Icon dari Trans Studio Bandung. Diiringi musik yang semarak, para Zoo Crew berjalan di semua zona di TSB hingga Amphitheater. Seperti bisa dilihat dalam video berikut, parade ini memang magical! Pengunjung anak-anak atau dewasa pasti suka.

Tersesat dalam Kengerian

Zona lain yang saya jelajahi adalah Zona Lost City. Dengan tema pedalaman Hutan Amazon yang memesona, kami berempat (saya, Akmal, Doel, dan Mustofa) pun tergoda mencoba wahana Pirate Ship dan Jelajah. Pirate Ship adalah kapal bajak laut yang mengambang di atas dan membawa kami mengelilingi area Trans Studio Bandung dari ketinggian. “Tapi kalau dalam ruangan suka ngeri,” ujar Doel serius sementara Akmal tersenyum kegirangan.

Turun dari Sky Pirate, kami melangkah ke wahana Jelajah. Ini cukup menakutkan dan menguji adrenalin sampai-sampai saya nyaris turun di tengah jalan, haha. Wahananya berbentuk kereta yang kami tumpangi bertiga lalu menyusuri air seperti sungai dan di titik tertentu kereta perahu ini meluncur bebas dengan turunan curam yang bikin jantung nyaris copot. Mirip arung jeram tapi lebih menantang. Bahkan saat menuliskan kembali saat ini, masih terbayang kengerian ketika kereta meluncur kayak jeat coaster. “Pengin lagi!” seru Akmal sambil tertawa lebar saat saya menyorongkan kamera untuk merekam wajah kami pascaturun dari Jelajah. Adapun saya, entahlah bakal berani atau tidak seandainya ke TSB lagi, hehe.

Belum puas mengerjai saya, Mustofa mengusulkan agar kami melanjutkan petualangan ke wahana Dunia Lain. Doel dan Akmal langsung setuju, sedangkan saya ragu-ragu. Mustofa lagi-lagi absen dengan alasan sudah pernah mencoba wahana tersebut. Rumah hantu, seperti itulah gambaran Dunia Lain. Kali ini kami masuk dalam dua tim. Satu kereta memuat 4 orang: saya, Doel, Akmal, dan Mas Daniel. Kereta berikutnya dinaiki Mbak Dian asal Sumenep bersama kelompoknya.

Berkali-kali kami terkejut dengan efek dramatis visual dan hantu yang muncul seketika. Meskipun berbentuk robot yang didandani hantu, masih muncul aura kengerian karena makeup-nya natural dan sempurna ditambah musik yang horor banget. Saya celingukan karena khawatir ada hantu yang nongol seketika jadi saya merapat ke arah Akmal, haha. Puncaknya pada ambulans di pojokan yang … jreng jreng!!! Cobain sendiri deh…. Mak tratap gitu kalau orang Jawa bilang!

Karena saya akrofobik, jangan harap berani mencoba Vertigo yang luar biasa menantang. Ajakan Kang Ali Muakhir untuk menjajal Giant Swing tentu saya tolak mentah-mentah. Dari bawah saya melihat teman-teman bloger berteriak kencang karena rotasi ekstrem dan manipulasi gravitasi yang tak masuk akal bagi saya. Hiyaaa….sereeem!

Sebagai ganti, kami melangkah ke wahana Ocean Science di mana banyak materi edukatif tentang binatang laut, mulai dari ikan hiu hingga kawanan piranha yang sedang makan. Jika BBC Mania datang ke TSB membawa anak-anak, wajib hukumnya mengajak mereka ke Ocean Science , Marvel Superheroes 4D, dan tentu saja Bolang Adventure yang sangat ikonik. Masih banyak wahana lain yang dijamin enggak puas kalau dinikmati cuma sekali.

Hotel strategis untuk kesuksesan bisnis

Lelah bermain, tapi hati girang bukan main. Hari pertama berjalan melebihi harapan, kami pun tidur pulas di Idea’s Hotel di bilangan Batununggal—jelas tak sabar menanti keseruan BloggerDay 2019 hari kedua. Begitu bus Big Bird yang nyaman itu memasuki halaman parkir, kami berhamburan keluar, bersiap menjejakkan kaki di Crowne Plaza Bandung yang gagah. Hotel bintang 5 yang berada di bawah bendera InterContinental Hotel Group (IHG) ini menawarkan standar tertinggi soal fasilitas dan layanan guna memanjakan setiap tamu yang menginap. Fasilitas rekreasi dan lifestyle cukup lengkap loh di sini.

Dengan 270 kamar eksklusif yang terbagi ke dalam 8 tipe kamar, Crowne Plaza Bandung bisa jadi solusi akomodasi untuk memuaskan tamu dari berbagai kalangan dan aneka kebutuhan. Jangkauan harga kamar mulai dari Rp1.400.000++ menyesuaikan jenis kamar mulai dari Deluxe Room, Club Room, Premier Club, Junior Suite, Executive Suite, Grand Suite, Family Suite, dan Pajajaran Suite. Berencana mengadakan reuni, pameran, atau gala dinner? Crowne Plaza Bandung jawabannya. Ruangan-ruangan komprehensif seperti Braga Ballroom, Dago Meeting Room, Pasteur Meeting Room, Lembong Meeting Room, dan Business Center bisa dipilih agar acara kita berlangsung penuh kenangan dan istimewa.

Yang bikin takjub adalah kolam renang di atas yang dilatari pemandangan gunung indah. Mendung sore itu semakin menambah keelokan kolam yang dipagari tanaman hijau merambat. Di sebelah kolam terdapat bar keren yang siap memanjakan lidah sesuai selera. Yang sangat unik adalah kehadiran Kids Club yakni area bermain anak yang juga dilengkapi dengan pojok pustaka agar mereka bebas membaca sesuai minat. Masih di lantai yang sama, ada pusat kebugaran (gym) 24 jam dengan alat-alat cukup lengkap. Jadi sehat deh!

Itu belum semua loh, BBC Mania! Saat makan siang, kami dijamu menu spesial yakni nasi liwet ala Sunda yang disajikan di atas daun pisang. Menu-menu seperti sambal goreng ati, cumi asin pedas cabe ijo, daging gepuk, aneka sayur, dan ayam goreng hanya sekian dari deretan lauk yang sangat menggugah selera. Sajian khas dari dapur bertajuk Mosaic All Day Dining memang berbeda dari hotel lain. Bukan cuma nasi liwet yang sangat lezat, tetapi juga demo pembuatan pizza rendang yang siang itu dikepung para tamu. Desain dan layout dapur juga menarik seperti bisa dilihat pada foto-foto berikut.

Asyiknya lagi, tamu yang ingin rileks setelah lelah beraktivitas bisa memanjakan diri di Spa Uluwatu Bali tanpa harus meninggalkan area hotel. Jadi jangan ragu jika hendak mengadakan meeting atau acara apa pun di hotel bintang 5 di Bandung, cari saja Crowne Plaza Bandung. Selain koneksi WiFi berkecepatan tinggi untuk menunjang aktivitas bisnis, lokasi hotel ini sangat strategis. Karena berada di jantung Kota Bandung, kita bisa mencapai Jalan Braga, Jalan Asia-Afrika, dan Jalan Merdeka cukup dengan berjalan kaki selama 5-10 menit. Di sini kita bisa menikmati wisata sejarah, aneka hiburan, dan tentu saja wisata kuliner bermacam-macam.

Tulis dahulu, edit kemudian

Menyusuri Jalan Braga menjelang magrib, pikiranku otomatis teringat pada Kurnia Effendi cerpenis dan penyair yang blognya mengambil nama Sepanjang Jalan Braga. Hilir mudik kendaraan dan aktivitas orang-orang di Masjid Kota Bandung seolah menawarkan diri untuk saya abadikan dalam tulisan. Cocok banget nih kutulis dengan metode fast writing, gumamku sambil melirik Mustofa yang khusyuk menyetir sementara Pak Egi sibuk memandu jalan. Sesuai namanya, fast writing adalah cara menulis cepat tanpa mengindahkan refleks untuk menyunting.

Sejak pukul setengah 3 sore, Anwari Natari atau yang akrab disapa Kang Away menjadi mentor bagi 100 bloger peserta BloggerDay 2019 untuk mempertajam pemahaman mengenai Copywriting dan Storytelling. Saya baru mengenal beliau dari acara ini dan jujur saja workshop inilah yang saya nantikan ketika bertolak jauh-jauh dari Lamongan. Pembawaannya yang lepas dan humoris membuat sesi belajar menulis yang kami tunggu-tunggu menjadi cair dan gayeng. Selain dosen bahasa Indonesia, Kang Away juga menggeluti dunia creative writing, copywriting, dan editing. Profesinya sebagai editor lepas di majalah dan buku membuatnya piawai menyampaikan materi karena disuntik dengan pengalaman berjam terbang tinggi.

Bertabur hadiah

Berbekal sebuah tema pancingan, hanya dalam waktu 2 menit, kami yang hadir bisa meluncurkan kata-kata lewat pesan WhatsApp di Grup Peserta yang segera dibacakan secara acak oleh Kang Away. Menurut saya teknik ini sangat cocok untuk melatih produktivitas sekaligus terapi mental melalui media tulisan. Unek-unek bisa tertuang, segala beban emosi terlampiaskan, dan lambat laun kemampuan menulis bisa berkembang—tentunya dengan praktik dan belajar terus-menerus. Baru kami sadari prosesnya bisa sangat menyenangkan dan memuaskan.

Lebih puas lagi ketika Kang Away memilih sepenggal tulisan saya bersama tiga peserta lain ketika kami mendapat tugas menulis dengan gaya storytelling. Walhasil, kami berempat diundang maju untuk menerima hadiah. Senang banget tentu saja. Lebih dari itu, teknik copywriting menggunakan pola AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action) menjadi kado berharga yang kami bawa pulang guna menunjang tulisan kreatif kami ke depan, setidak-tidaknya demi memperbaiki mutu blogpost.

Hadiah menulis storytelling

BloggerDay kali ini dibanjiri hadiah. Saya sendiri sampai capek maju untuk menerima hadiah. Setidaknya tiga kali saya dipanggil ke depan: ambil hadiah saat cerita seputar wakaf, jemput hadiah ketika nama saya keluar dalam lucky draw, dan ambil hadiah di sesi akhir bersama Kang Away. Sebenarnya ada satu hadiah lain yang saya dapat, yaitu kaos keren yang diberikan di luar panggung karena ini apresiasi setelah beberapa waktu lalu saya ikut mendukung promosi kopi lokal melalui mikroblog Twitter.

Demi mengurangi beban akibat perjalanan jauh, saya lantas menghibahkan satu hadiah kepada Kang Iman yang jauh-jauh datang dari Bogor sendirian pascastroke dan satu lagi kepada kenalan baru yaitu Pak Egi yang belum mendapat hadiah selama acara berlangsung. Namun kalau boleh jujur, tak ada peserta yang TIDAK mendapatkan hadiah. Ketika acara berakhir sore itu, panitia menghambur kepada peserta untuk mengangsurkan masing-masing 2 boks Bolu Susu Lembang (BSL) yang sudah kondang karena lembut dan nikmat itu. Wajah kami kian semringah ketika goodie bag berisi sampo eksklusif dari Lineation dibagi-bagikan secara merata. Wah, nyaris pingsan saya melihat begitu banyak hadiah yang saya terima .. haha ….

Mencintai dan memaafkan diri

Ngomongin soal Lineation, tak mungkin saya tak cerita soal sesi khusus bertajuk Lineation Stress Management yang dimentori oleh dr. David. Dengan gaya santai namun serius, dr. Dave yang berbicara sebelum sesi Kang Away memandu kami memahami diri sendiri melalui serangkaian pertanyaan mudah tapi sulit dijawab. Nah loh. Intinya, saat menjawab kita harus ‘mematikan’ otak sejenak dan membiarkan hati mengambil alih. Problem-problem psikis sering kali disebabkan karena kita belum bisa menerima diri kita dengan penuh penghargaan, belum bisa memaafkan diri sendiri apalagi orang lain. Stres terjadi akibat timbunan emosi yang terakumulasi namun tidak segera ditangani, justru seolah sengaja dihindari. Menghargai dan mencintai diri sendiri dan menyebarkan cinta untuk orang lain bisa menjadi langkah awal mengenyahkan stres yang sering mendera.

Untuk itulah Lineation menawarkan terapi  BARS yang menotok 32 titik pada peserta yang ingin mencoba. Mbak Donna dan Mustofa akhirnya berkenan mencoba dan merasakan manfaatnya yang luar biasa. Terapi ini mampu meluapkan energi negatif, mengeluarkan beban pikiran agar lebih happy, rileks, dan terbebas dari tekanan. Masalah memang tidak serta-merta hilang, tetapi bisa ditangani dengan serius tatkala pikiran sudah fresh dan tenang dengan manajemen stres ini.

Lineation awalnya bernama DF Clinic yang didirikan tahun 2008. Sejak tahun 2017 ia bertransformasi menjadi Lineation Aesthetic & Health Care. Klinik di bawah naungan dr. David Budi Wartono ini mengusung konsep Korea dan menawarkan beragam layanan, mulai dari layanan kesehatan umum, gigi, apotek, fisioterapi, akupunktur, layanan kecantikan seperti skin care, botox, filler, thread lift hingga bedah plastik. Ada juga layanan untuk ibu dan anak, layanan salon seperti make-up, bridal dan hair treatment, medical check-up lengkap, sampai stress management yang siang itu kami nikmati.

Dengan dukungan 6 dokter, 2 tenaga ahli (Fisioterapis & Akupunktur), serta beautician dan perawat untuk mendukung operasional, klinik yang terletak di Jl. Leumah Nendeut No.10, Sarijadi, Bandung ini terus berkomitmen untuk memahami dan mengembangkan diri demi kepuasan pelanggan. Hanya 5 menit dari gerbang Tol Pasteur, Lineation bakal memanjakan tamu dengan welcome drink selama menunggu, entertainment berupa tayangan audio visual, materi bacaan bermutu, ruang tunggu yang nyaman, serta ruang tindakan dengan alat lengkap dan sesuai standar.

Dokter yang berpengalaman dengan sertifikat ahli akan membuat pengunjung merasa aman dan nyaman menikmati setiap layanan dan fasilitas Lineation. Sobat BBC Mania yang ingin merasakan layanan sesuai kebutuhan, jangan sungkan meluncur ke basecamp Lineation. Kini  Lineation bisa diandalkan sebagai salah satu klinik yang dilengkapi berbagai fasilitas modern di Jawa Barat dan menjawab aneka masalah fisik dan batin, demi kesehatan dan kecantikan jiwa dan raga.

Rindu menggantung di Bandung

Kerja keras panitia yang berhasil menghimpun 100 bloger dari seluruh Indonesia dalam waktu beberapa hari patut diacungi jempol. BloggerDay 2019 di Bandung 2-3 Maret 2019 menandai sebuah semangat dan optimisme bahwa bloger tidak hanya piawai menulis di blog tetapi juga mampu berjejaring melalui program-program positif yang rutin dijalankan Blogger Crony Community seperti BloggerCare, BloggerView, BloggerHangout, dan BloggerPreneur. Kontribusi penting kepada masyarakat dan negara tidak pernah dilupakan melalui produksi konten yang bermanfaat, sedangkan perbaikan mutu bagi anggota tetap menjadi prioritas utama.

Seperti kegiatan bertajuk Euforia yang merupakan akronim dari Edukasi Flora dan Fauna Ceria berikut ini. Program positif ini digawangi oleh Kak Mila dan merupakan salah satu lini gerakan sosial Blogger Care+ dalam naungan Blogger Crony Community. Selain mengenalkan anak-anak (yatim) kepada alam dan kekayaan hayati, program semacam ini turut membesarkan semangat mereka bahwa mereka mamsih diperhatikan dan punya kepercayaan diri untuk maju dan berkembang demi masa depan dan kelestarian lingkungan.

Konsistensi blog berkonten organik seperti Rumikas’ Journey akhirnya dinobatkan sebagai Most Wanted Blog Award 2019 karena ajek menampilkan konten seputar perjalanan bermakna bersama anak-anak Mbak Dita pemilik blog. Sayang sekali Mbak Dita berhalangan hadir dan hanya menyapa kami melalui rekaman video. Blognya memang sangat layak diganjar penghargaan itu berkat konsistensinya mengeblog. Dengan diumumkannya Most Wanted Blog Award, berakhir pula rangkaian acara BloggerDay 2019 di Bandung.

Didukung oleh Blue Bird Group, Bolu Susu Lembang, Raka FM dan Sonora FM, AHRA Reflexology by Nest, BloggerPreneur BloggerCrony Community, Blogger Bandung, Endeus TV dan tentu saja BCC Squad bersama para pengurus komunitas BloggerCrony Network (BCN) dan BCN Executive (pengurus harian BCC), saya boleh bilang BloggerDay tahun ini berjalan sukses dan mengesankan. Walau sudah meninggalkan Bandung, rasanya rindu masih menggantung di Kota Kembang yang dua hari itu mendung. Semoga tahun depan BloggerDay hadir di kota-kota lain seantero Nusantara. Mungkin di Lombok, Bali, Jambi, atau bahkan di kota kamu. Iya, kamu!

Happy 4th birthday, BCC, dari kami para bloger Jawa Timur! Sampai jumpa di Blogger Day tahun depan.

33 Comments

  1. Wah senangnya bisa menjadi bagian dari keseruan ini.

    Baidewei, aku suka banget sama judulnya, “… Rindu Menggantung… ”
    Iya, judulnya “mencuri hatiku” 🙂

    Like

    1. Betul, Mbak. Asyik banget bisa ketemu dengan banyak bloger yang selama ini cuma bersahutan di medsos. BSL ternyata memang nikmat dan lembut, Mbak. Katanya gara-gara susu segarnya karena punya pabrik sendiri.

      Like

  2. wah seru juga ya berkunjung di trans studio bandung rame rame getu, kebetulan saya juga pernah kesana tahun 2015 tapi cuma bertiga dan cowok semua hahaha 😀 kapan ya saya bisa kesana lagi, soalnya teman-teman sudah pada pisah semua lokasi nya 😀

    Like

Tinggalkan jejak