Pengin ke Padang Karena Kopi Kawa dan Gurih Rendang

Sewaktu masih tinggal di Bogor, nasi padang menjadi menu favorit kami sekeluarga. Bukan hanya saya dan istri yang menggemari sajian penuh rempah dari Tanah Minang itu, tetapi juga kedua anak kami yang boleh dibilang pemakan segala, ahaha. Untuk mereka biasanya hidangan biasanya berupa daging rendang lalu disiram dengan kuah santan yang tidak terlalu pedas. Ayam bakar atau goreng, juga lele berbalut tepung kerap pula jadi lauk favorit.

Kecintaan kami pada semua yang berbau kota Padang memang beralasan sebab kami saat itu bekerja di sebuah perusahaan penerbitan yang dikelola oleh keluarga besar asal Padang. Tak heran jika banyak sekali rekan kerja bahkan sahabat asal Sumatera Barat. Bahasa mereka unik, kerja keras yang menjadi etos, juga kuliner yang rata-rata enak tak ayal jadi pesona tersendiri bagi saya pribadi.

Sebab itulah saya terpikir untuk bisa pelesiran ke Bumi Minang yang sangat memesona, mungkin dalam enam bulan ke depan. Tak ada yang tak mungkin jika sesuatu terbayang dalam pikiran dan diniatkan dalam hati. Insyaallah ada jalan walau mungkin realisasinya mundur atau tidak tepat waktu. Dari beberapa pengalaman pelesiran setahun terakhir, ada saja cara Allah memberikan kemudahan dan membuka peluang untuk mengunjungi sebuah kota yang selama ini malah tak terduga.

Kopi kawa dan keunikannya

Lalu kenapa harus Padang? Alasan pertama adalah keunikan kopi kawa. Sebagai pencinta berbagai jenis kopi, mencicipi eksotisme kopi kawa khas Sumbar adalah kewajiban saat berkunjung ke sana. Ia unik karena bukan diseduh dari tumbukan biji kopi pada umumnya, melainkan dari daun kopi yang disangrai sehingga menciptakan sensasi yang berbeda. Kopi kawa juga dihidangkan secara istimewa: di atas batok alih-alih gelas atau cangkir seperti biasanya. Mencecap kopi kawa di tempat asalnya tentu lebih nikmat rasanya, apalagi Winny Marlina menawariku untuk menikmatinya bareng-bareng. Sungguh menggoda!

Silek Arts Festival

Sejak menonton film besutan Gareth Evans, yang memotret daya tarik silat harimau khas Minangkabau, say jadi terdorong untuk bisa melihat langsung gerakan-gerakan lincah para pesilat Minang dalam Silek Arts Festival. Silek mengingatkanku pada bacaan dongeng masa kecil dari Bumi Minang yang kala itu belum terlalu kupahami. Meskipun busana para pesilat tampak biasa, tapi silek harimau sangat mematikan loh. Akan sangat menarik kalau saya bisa menyusuri jejak silek di tanah aslinya, mengikuti sejarah dan filosofinya yang mendalam.

Jam gadang tegak menghadang (Foto: Ardian Mardiansyah/genpi.co)

Gurih rendang yang nendang

Minangkabau dikenal punya tanah yang subur dan telah dikenal sebagai penghasil rempah sejak abad-abad awal. Ancaman untuk mendekati dan merampas sumber daya berharga itu pun tak sedikit. Tak heran jika para tetua lantas menggagas silek seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu kuliner ajaib dari Padang adalah rendang, yang pernah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN. Kelezatannya tak perlu diperdebatkan, apalagi rendang Padang dengan ciri khas kapulaga yang segar. Makan rendang di bumi asalnya pastilah punya citarasa tersendiri.

Tiga hal itulah yang terpikir sebagai motivasi utama kenapa saya pengin banget ke Padang karena memang belum pernah menginjakkan kaki di sana. Tentu banyak hal lain yang pengin saya nikmati, seperti wisata alamnya yang memikat, ragam budaya yang masih lestari, juga melipir ke Bukittinggi buat berpose di depan Jam Gadang dengan latar Gunung Marapi yang indah.  

3 Comments

  1. Semoga cita-citanya segera tercapai, kang. Kalau rendang tiap daerah punya bumbu sendiri-sendiri. Daerah yang dekat ke laut bumbu / rempah rendangnya lebih kaya. Sebaliknya daerah pegunungan bumbu / rempah rendang lebih sederhana.

    Like

    1. Betul banget, saya juga pernah baca demikian, Mas. Payakumbuh dan Bukittinggi pun rendangnya berlainan. Tapi bagi saya, produksi kotta mana saja, asal dari Sumbar–say suka! Haha….

      Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s