Sepekan terakhir grup WA alumni kampus diisi percakapan seputar beberapa teman yang belum terdeteksi dalam grup. Memang ada yang sama sekali hilang kontak karena nomornya tak tercatat, tapi ada juga yang sudah masuk dalam grup tapi terlihat tak sekali pun berkomentar. Entah mereka sengaja tak aktif bertukar chat ataukah sudah ganti nomor.
Dari percakapan itu muncullah bahasan baru tentang beberapa teman yang bekerja tak sesuai bidang yang mereka tekuni sewaktu kuliah sastra Inggris. Kalau saya sih terbilang linier karena kini asyik menekuni profesi editor dan penerjemah lepas. Ada seorang teman, misalnya, yang menggeluti bisnis katering dan seorang lagi jadi pelaut. Memang dua pekerjaan tersebut ditunjang dengan kemampuan berbahasa Inggris, tapi tetaplah menjadi bidang yang sama sekali baru bagi lulusan sastra Inggris.
Problem link and match
Teman yang berprofesi sebagai pelaut mesti menempuh sekian level studi baru agar bisa bekerja di kapal. Bahkan mereka yang sekarang menjadi ASN guru pun membutuhkan pelatihan khusus sebab kami tak dibekali ilmu pedagogis sedikit pun saat kuliah dulu. Belum lagi teman yang memilih menjadi salesman atau pengusaha rental mobil, tentu ada tahap-tahap yang harus dilalui selain mata kuliah yang lebih mengarahkan kami sebagai kritikus, peneliti, dan penerjemah.
Menurut saya ini contoh konkret bahwa problem link and match masih terjadi di lapangan. Betapa serapan pasar tenaga kerja tidak berbanding lurus dengan fresh graduate yang setiap tahun dihasilkan. Ada semacam missing link atau rantai putus antara kampus dan dunia kerja. Inilah salah satu penyebab meroketnya angka pengangguran setiap tahun lantaran kurikulum pendidikan tinggi seolah belum menerapkan link and match dengan pasar kerja atau dunia industri.
Sekolah vokasi solusinya
Kompetensi yang sudah dibangun sewaktu duduk di bangku kuliah akhirnya mesti dikubur akibat tuntutan industri yang berbeda. Caplok-mencaplok lapangan pekerjaan tak lagi bisa dihindari demi kebutuhan hidup. Merespons problem ini, pekan lalu diluncurkan Sekolah Vokasi Undip di Semarang, Jawa Tengah. Sebagai alumnus Universitas Diponegoro, saya tentu saja menyambut kabar ini dengan semangat positif dan kepercayaan diri.
Kehadiran sekolah vokasi ini akan menjadi jawaban untuk membekali lulusan kampus dalam menghadapi persaingan global dan tantangan revolusi industri 4.0, terutama dari sisi link and match di mana pendidikan vokasi dan dunia industri berjalan sinergis. Lewat sekolah vokasi yang dana pembangunannya merupakan hibah dari Sinar Mas dan Astra ini, penyusunan kurikulum dan riset bersama industri akan dilakukan bersama-sama dengan komitmen kuat agar lulusan terserap berkat fasilitas belajar-mengajar yang unggul dan memadai.
“Kebutuhan sumber daya manusia berlatar belakang pendidikan vokasi sesungguhnya tinggi. Hanya saja, kuantitas angkatan kerja kejuruan memang terbatas, dan mereka yang memiliki kemampuan sesuai kebutuhan industri lebih sedikit lagi jumlahnya. Kemitraan seperti ini dapat menjadi solusi untuk menjembatani kebutuhan kami,” ujar Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto di Jakarta.
Presiden Jokowi yang meresmikan peluncuran Sekolah Vokasi secara virtual tanggal 26 Agustus lalu dari Istana Bogor mengapresiasi pola kemitraan yang terjalin antara pelaku industri dan pihak kampus karena vokasi memang menjadi salah satu program kerja Presiden Jokowi agar semakin banyak sumber daya yang siap bekerja begitu mereka lulus luliah. Mereka lebih siap karena punya bekal yang relevan.

Lebih lanjut Sulistiyanto menuturkan bahwa keberadaan kampus dengan konsep bangunan hijau merupakan lambang komitmen sivitas akademika dalam menjawab tantangan zaman, terutama kancah global yang semakin sengit. Ekosistem belajar yang ramah lingkungan dan ramah energi, juga humanis akan membentuk pribadi yang kuat dan siap bersaing sembari tetap membumi.
Agar siap bersaing
Sementara itu Rektor Universitas Diponegoro Prof. Yos Johan Utama, SH., M.Hum dalam sambutannya di Semarang menegaskan bahwa sekolah vokasi menjadi salah satu strategi yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Itulah latar belakang mengapa Universitas Diponegoro membangun sinergi dengan industri yakni dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang betul-betul andal dan siap bekerja di tingkat nasional maupun global.
Maka jelaslah bahwa Gedung Vokasi di Undip ini merupakan wujud nyata link and match antara dunia vokasi dan industri demi terciptanya penyerapan tenaga kerja sesuai kebutuhan industri yang riil. Tak akan ada lagi cerita lulusan yang memiliki ilmu mubazir atau kompetensi yang sia-sia.
Pembangunan sekolah vokasi di Undip juga terlaksana berkat andil Astra yang punya kontribusi pada kemajuan dunia pendidikan Indonesia. “Astra turut mendukung program pendidikan vokasi di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hingga saat ini, Grup Astra telah membina 2.813 SMK dalam bentuk pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, praktek kerja lapangan, pengembangan kurikulum serta prasarana pendidikan. Astra melalui Politeknik Manufaktur Astra mengadopsi sistem pendidikan vokasi Dual System Jerman, telah meluluskan 3.470 Ahli Madya Teknik yang berkontribusi terhadap perkembangan industri di Indonesia. Dukungan Astra ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa.” Demikian penuturan Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro.
Fasilitas lengkap dan memadai
Sayang sekali saya tak bisa menyambangi Gedung Sekolah Vokasi yang mewah ini karena sedang ada pandemi. Gedung megah ini dibangun di atas tanah seluas 4.900 meter persegi sejak 12 Maret 2019 yang dirancang khusus dengan menghadirkan berbagai ruangan yang mendukung proses belajar mengajar pendidikan vokasional. Sebut saja ruang kuliah berteknologi 4.0 yang mencakup digital classroom, video conference, dan studio produksi bahan kuliah MOOC (Massive Online Open Course) yang jelas mencerminkan kebutuhan masa kini. Belum lagi dukungan ruang perpustakaan dan arsip digital, serta laboratorium yang akan menunjang proses belajar dengan sangat baik.
Selain itu, masih ada ruangan untuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Vocational Development Center (VDC). Dua unit LSP dan VDC ini disediakan agar lulusan Sekolah Vokasi Undip siap bekerja dengan keterampilan yang benar-benar dibutuhkan. Yang paling unik, di gedung ini juga terdapat lounge entrepreuneurship yakni kerja sama Undip dengan GK Plug and Play sebagai salah satu akselerator yang telah mendunia. Ini akan menjadi nilai tambah dalam upaya merangsang lahirnya para pebisnis muda nantinya.
Sebagai komitmen pada eco-friendliness, gedung Sekolah Vokasi yang terdiri dari 4 lantai ini telah mengantongi sertifikat green building internasional dari Green Building Council. Bagian atap telah dipasangi panel surya yang mampu mencatu daya sebesar 25 KVA untuk memasok kebutuhan listrik gedung secara mandiri. Panel surya tersebut juga dimanfaatkan sebagai media belajar atau teaching industry di bidang renewable energy. Keren kan?
Gedung sekolah vokasi juga telah memiliki water recycle system atau pengolahan limbah cair sehingga limbah cair tidak menimbulkan masalah baru. Selain itu, material gedung dipastikan ramah lingkungan dengan desain pencahayaan dan ventilasi yang memadai sehingga dapat menghemat energi. Untuk mengurangi potensi banjir, lubang biopori tersebar di beberapa titik sebagai resapan air hujan.
Saatnya vokasi juara
Dengan visi menjadi pusat pendidikan kejuruan yang unggul bertaraf Internasional, Sekolah Vokasi Undip mengusung tagline “Saatnya Vokasi Juara”. Tiga kata ini adalah mantra sekaligus tekad bahwa sekolah vokasi yang dibangun oleh Sinar Mas dan Astra akan memberi manfaat bukan hanya bagi lulusan tetapi juga bagi negara tercinta.
Saat ini Sekolah Vokasi menawarkan 11 program studi S1 Terapan yang tergabung dalam empat departemen yaitu Departemen Teknologi Industri, Departemen Sipil dan Perencanaan, Departemen Informasi dan Budaya, serta Departemen Bisnis dan Keuangan. Jumlah mahasiswa kini mencapai 7.000 orang yang akan segera memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di gedung baru tersebut.

Sebagai alumnus Undip saya merasa bangga dan patut berharap bahwa pembangunan sekolah vokasi tersebut akan mendongkrak mutu SDM yang siap bersaing di kancah nasional maupun internasional serta berkontribusi positif pada pembangunan Indonesia. Tak ada lagi lulusan yang gagap memasuki dunia kerja akibat kompetensi yang tidak selaras.
Bahkan bila perlu mereka menjadi pencipta lapangan kerja baru sehingga pengangguran berangsur menurun dan kesejahteraan masyarakat turut membaik berkat sinergi antara industri dan sivitas akademika yang terorientasi dengan baik. Semua berawal dari sekolah vokasi ini.
Bagus nih inovasinya. Harus diperbanyak sekolah vokasi biar link and match terselesaikan. Makin banyak tenaga aktif yang akan tersalurkan. Keren Undip dan sinar mas!
LikeLike
Terima kasih, mau kuliah lagi, Bu? 🙂
LikeLike
Sekolah vokasi sekarang justru lebih banyak dicari. Masa tempuh yang lebih pendek membuat mahasiswanya segera masuk ke dunia kerja
LikeLike
Betul, Mbak Sita. Karena link and match sudah dibentuk sedemikian rupa jadi pelajaran di bangku kuliah bisa dipakai langsung di dunia kerja.
LikeLike
Iya Pak, sekarang sepertinya anak-anak lebih cocok diarahkan ke sekolah vokasi ya. Skill yang disuka jadi terarah
LikeLike
Betul, Mbak. Kejuruan atau vokasi menemukan momentumnya dan mesti kita dukung. Patut dicontoh upaya Sinar Mas untuk membantu kemajuan negeri kita.
LikeLike
Keren ya Sinarmas, bisa kasih kontribusi ke dunia akademik agar Indonesia lebih baik. Harusnya lebih banyak perusahaan yg bergerak kasih andil begini. Sinergi industri dan dunia kampus, klop deh!
LikeLike
Benar sekali, Mister. Salah satu upaya buat generasi maju ya bisa dengan cara begini ya, kerja sama dunia kerja dan kampus agar mahasiswa punya gambaran mau ngapain.
LikeLike
Saya jadi ingat grup WA alumi STM jurusan elektronika, Mas Rudi. Soalnya banyak yang melenceng. Ada yang jadi guru, jaksa, , di PLN, termasuk saya sendiri nyasar jadi penulis hahaha. Tapi itulah perjalanan hidup.
Dan keren ini ada sekolah Vokasi. Jadi nanti lebih terarah akan di dunia kerja mana. Pastinya SDM juga semakin tangguh dalam persaingan di era grobal ini.
LikeLike
Iya, kalau zaman dulu emang banyak yang tersesat ya Mas, semoga aja kesasar membawa rezeki kayak Mas Bams jadi penulis andal. Mumpung teknologi memungkinkan, bagus ini sekolah vokasi untuk bantu mahasiswa memahami minat dan kemampuan mereka utk masuk ke dunia kerja.
LikeLike
Beda zaman beda tuntutan, sekolah Vokasi gini emang sangat dibutuhkan di masa sekarang
LikeLike
Iya, Mbak Mun. Dulu belum ada beginian, sekarang makin terarah studi anak dan mahasiswa.
LikeLike
It’s a real privilege to have that school at Undip. Bravo, Sinar Mas for contributing to the academic life in order that graduates encounter work force with strength and relevant adeptness. I too graduated from Undip 😀
LikeLike
Absolutely true! May this privilege lead the students to better opportunities and better qualifications in the future.
LikeLike
Alhamdhulilah tahun ni masuk tahun ketiga aku mengajar di salah satu jurusan di SV Undip. Mahasiswanya banyak dan pinter2. Pilihan jurusannua makin berkembang dan mengikuti kebutuhan pasar. Semoga mereka smua sukses ke depannya nanti. Betewe gedung baru SV sekarang kece banget rasanya ga sabar bgt pengen bisa segera ngajar lagi di gedung baru ketemu langsung sama mahasiswa2 tersayang
LikeLike
Alhamdulillah, keren ya Mak. Sebagai pengajar jadi tahu kan gimana di sana, keren kan? Jurusan beragam dan fasilitas oke. Kapan yuk kopdar di Semarang?
LikeLike
Kampusnya megah dan bagus ya, dilengkapi teknologi canggih. Semoga makin mendorong mahasiswa semangat belajar dan bekerja sesuai minat/passion mereka saat lulus. Selamat, Undip!
LikeLike
Iya, Mak. Mentereng dan lengkap buat menyiapkan mahasiswa betah belajar dan mumpuni ilmunya.
LikeLike
Kampus keren dan Teknologi nya canggih ya kak, Undip memang bisa jadi pilihan untuk kuliah dan mengambangkan bakat sesuai passion.
LikeLike
Teknologinya memang canggih, sangat mumpuni buat mendukung gerak mahasiswa yang siap kerja nanti. Yuk kuliahin Rere ke Undip 🙂
LikeLike
Hibah yang bermanfaat ini, Bisa saling menguntungkan. Industri dapat tenaga yg relevan, akademik bisa siapkan tenaga itu, terserap ulusannya.
LikeLike
Win-win solution jadinya ya, Kak. Semoga makin banyak yang terinspirasi gerakan Sinar Mas untuk kasih hibah yang produktif begini.
LikeLike
Bagus nih, semoga sekolah vokasi semakin maju. Soalnya dulu-dulu, kalo engga sarjana engga keren. Lapangan pekerjaan juga melihatnya dr ijazahnya apa, bukan skillnya apa. Syukurlah kalo ada perubahan mindset. Soalnya di LN, sejak SMP, anak sudah diarahkan sesuai bakat, ada yg bisa sarjana, ada yg sekolah keahlian. Gajinya sama tingginya. Di Indonesia, kan berdasarkan ijazah tuh, makanya pengen jadi sarjana semua deh. UNDIP keren nih…kekinian, menjawab tantangan masa depan.
LikeLike
Iya, Mbak Hani. Keterampilan harusnya yang utama, ditunjang dengan pengalaman riil agar siap di dunia kerja. Pekerjaan apa pun mestinya bisa didukung dengan sekolah vokasi seperti ini.
LikeLike
Keren banget programnya Astra dan Sinar Mas ya, Pak Rudi. Program study yang diluncurkan pun sepertinya memang dibutuhkan generasi saat ini demi menyambut revolusi 4.0.
Mupeng ama bisnis dan keuangan nih
LikeLike
Langsung to the point dengan kebutuhan di dunia industri, Mbak Mal. Boar belajarnya terfokus dan berguna langsung nanti pas bekerja.
LikeLike
Jadi kepikiran saya sendiri belajar apa kerja apa. Blas gak linier sama jurusanku dulu. Hanya saja, dulu memang ada materi komunikasi dan PR, jadi lumayan membantu pas kerja di kantor juga saat di dunia EO. Untuk menulis, saya pure otodidak, makanya sampai sekarang masih belajar terus. Bener memang, pendidikan harusnya bisa connect sama penyerapan dunia kerja. Sayang juga kan, sudah belajar lama-lama ilmunya gak bisa diaplikasikan.
LikeLike
Masih ada untungnya kan Mbak Aisyah, kuliah di komunikasi sebenarnya bisa menjadi modal untuk bidang lain, seperti menulis pun tertunjang kan? Kalau sekarang sih lebih enak karena jurusan rata-rata sudah diselaraskan dengan kebutuhan industri. Biar makin fokus.
LikeLike
keren banget pak jokowi sudah menerbitkan dan meresmikan sekolah vokasi, memang bagus banget sekolah semoga sekolah vokasi akan selalu memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia
LikeLike
Semoga makin berdampak positif buat pendidikan dan kemajuan Indonesia ya Mas.
LikeLike
wow keren nih dua korporasi besar negeri ini kolaborasi memberikan sebuah sekolah Vokasi, Semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan Indonesia
LikeLike
Betul, Mas. Sinergi penting mesti ditiru korporasi lainnya agar makin banyak unversitas yang punya program keren begini.
LikeLike
wow kerennya nggak tanggung-tanggung ini
sedekahnya juarak
menghibahkan sekolah vokasi… keren banget sungguh
ini kan seperti menanam dan mendukung pertumbuhan mahasiswa
semoga sekolah vokasi undip dapat melahirkan mahasiswa2 yg tangguh dan berdaya saing tinggi
LikeLike
Terima kasih atas dukungannya, Kak Ros. Aku sebagai alumnus ya turut bangga dengan harapan agar adik-adik mahasiswa makin terbantu dan siap menghadapi persaingan kerja.
LikeLike
Kepedulian industri pada pendidikan ini ya, semoga diikuti perusahaan lain biar Indonesia semakin maju.
LikeLike
Aaamiin, wujud nyata sinergi dunia kerja dan akademik ya Min!?
LikeLiked by 1 person
Jadi pengen ikut daftar Sekolah Vokasi Undip di Semarang deh. Aku tuh dulu sekolah masuk jurusan apa, sekarang kerja apa. Tapi pekerjaannya kusuka sih. Cuma kalau di awal lebih terarah kan malah lebih bagus
LikeLiked by 1 person
Ayo kuliah lagi, Jiah! Ya itulah dulu, sekarang udah makin gampang membidik pekerjaan karena yang dipelajari di bangku kuliah udah sesuai sama kebutuhan dunia kerja.
LikeLike
kebetulan beberapa hari yang lalu saya mengikuti webinar vokasi juga yg dimulai dari sekolah. nah salah satu link matchnya ini lanjutannya ya melalui kampus vokasi nantinya. sebetulnya krn kondisi sekrang ini kalau sudah dimulai dari vokasi nyambungnya ya ke kebutuhan industri saat ini, jd kalau SDMnya optimal nanti jg bakal ngurangin pengangguran
LikeLike
Aaamiin, semoga terwujud niat baik korporat dan kampus ya,
LikeLike
Wah kereen! Dengan adanya sekolah vokasi ini diharapkan kebutuhan penyerapan tenaga kerja bisa sesuai dengan yang dibutuhkan oleh industri, ya.
Dan semoga semakin banyak sekolah vokasi di seluruh Indonesia
LikeLike
Betul, Mbak Nurul. Kalau kebutuhan industri dan pembelajaran di kampus ngelink, rasanya peluang pengangguran bisa ditekan maksimal.
LikeLike
Keren sekarang Undip udah punya sekolah Vokasi juga. Aku pun lulusan Undip lho. Wah ga nyangka ketemu banyak teman blogger yang lulusan Undip hehehe…
LikeLike
Toss, Mbak Leyla! Semoga Undip makin maju ya dengan adanya sekolah vokasi yang baru. Terutama berdampak buat kemajuan Indonesia.
LikeLike
Iya nih kadang ilmu yang didapatkan waktu kuliah di kehiduoan setelah lulus gak terpakai makanya perlu pelatihan khusus untuk meningkatkan skil. Sekolah Vokasi jadi incaran jadinya ya
LikeLiked by 1 person
Betul Mbak
Sekarang butuh ngedidik anak supaya linier latar belakang pendidikan dan keahlianya supaya benar benar terpakai
Dan saya penasaran mau telusuri vokasi ini
LikeLike
Iya, Mbak Amma. Kudu cerdik pilih jurusan yang sejalur dengan kebutuhan dunia kerja.
LikeLike
Iya, Mbak. Setidaknya mahasiswa punya gambaran dunia kerjanya nanti kayak apa jadi bisa dipersiapkan dengan matang.
LikeLike