Saya panik. Malam Minggu, 3 April 2021, yang mestinya jadi momen bersantai bersama keluarga ternyata harus diwarnai keresahan. Bunda Xi, panggilan saya untuk istri, terus mengeluhkan pusing kepala akibat tensi darah yang naik. Selama dua tahun belakangan ia memang menderita hipertensi padahal dulu ia hipotensi. Setelah meminum obat dari dokter, kepalanya sedikit ringan. Namun, gejala lain muncul: debar jantung begitu cepat sampai ia tak bisa istirahat. Saya sarankan untuk memejamkan mata dan tertidur, tapi degupnya malah terasa kian cepat dan mengganggu ketenangan.
Sekitar pukul 10 malam, saya putuskan untuk membawanya ke IGD agar mendapatkan perawatan yang memadai. Selama menderita hipertensi, baru kali ini ia mengeluhkan debar jantung ekstrem sampai membuatnya tak nyaman. Saya segera mengemasi pakaian secukupnya kalau-kalau dokter menganjurkan rawat inap. Anak-anak sudah terlelap dan terpaksa kami tinggalkan.
Rencana saya, begitu Bunda Xi mendapatkan pertolongan yang tepat dan komprehensif, saya bisa meninggalkannya sejenak dengan pengawasan perawat sementara saya kembali pulang untuk membangunkan si sulung agar ia tahu soal bundanya. Saya perlu memastikan ia sadar bahwa saya sengaja meninggalkan ponsel bundanya sebagai alat komunikasi kami nantinya jika terjadi apa-apa.
Tiba di klinik tempat kami memilih faskes yang lokasinya tak jauh dari kantor Pemda, saya langsung disambut petugas administrasi di meja resepsionis. Begitu ditanya soal pembayaran, apakah jalur umum atau BPJS, saya spontan memilih opsi kedua. Sudah sebulan saya terdaftar sebagai anggota JKN. Maka ini akan menjadi pengalaman pertama memanfaatkan fasilitas ini.
Tanpa kartu BPJS, layanan beres
Waktu diminta menunjukkan kartu JKN-KIS, saya menggelengkan kepala. Saya jelaskan bahwa kartu kami sekeluarga belum jadi sehingga tak mungkin membawanya. Mungkin perbedaan alamat KTP dan alamat domisili yang menyebabkan keterlambatan pengiriman. Saya sudah mengecek di alamat lama, tapi nihil. Di luar dugaan, petugas admin langsung mempersilakan Bunda Xi masuk untuk diperiksa secepatnya meskipun saya hanya menunjukkan salinan kartu pada aplikasi Mobile JKN di smartphone. Nomor aggota yang tertera di sana ternyata terkoneksi ke basis data yang bisa diakses oleh penyedia faskes. Luar biasa!
Saya lantas menyusul istri yang ternyata sedang diperiksa oleh dokter setelah tensinya diukur. Dokter bilang istri tidak apa-apa; debar jantung berlebihan yang sempat terasa mungkin lantaran dosis obat yang agak tinggi. Obat dari Puskesmas yang ia minum berdosis 10 mg yang segera diganti dokter menjadi 5 mg. Boleh jadi sebelumnya cocok lalu menyesuaikan kondisinya saat ini. Ditambah lagi, istri yang kadang tak teratur meminumnya.
Saya gembira bukan main. Bukan hanya karena dokter membolehkan Bunda Xi pulang tanpa rawat inap, tetapi juga pemeriksaan dan obat yang kami dapatkan malam itu tanpa dipungut biaya sepeser pun.
“Jadi aneh ya, Yah! Biasanya pas keluar harus bayar dulu. Ini kok langsung pulang aja, dah dikasih obat pula!”
Begitu ujar Bunda Xi setelah merasa baikan dan keheranan dengan pengalaman pertama pakai layanan BPJS Kesehatan. Tanpa kartu fisik pun, kita bakal dilayani. Jadi kalau lupa tak bawa kartu, tunjukkan saja aplikasi JKN yang sudah terinstal di ponsel.
Daftar BPJS lewat WA di rumah saja
Dengan diperbolehkannya Bunda Xi pulang, berarti rencana awal otomatis batal terlaksana. Kami melenggang pulang dengan perasaan puas dan tenang. Bunda Xi mendapat obat baru sesuai dosis kebutuhan, plus layanan yang memuaskan. Sesampai di rumah, anak-anak masih pulas tertidur sebagaimana saat kami tinggalkan. Kira-kira total 45 menit kami pergi hingga balik ke rumah lagi. Adanya BPJS serbadigital, layanan jadi cepat jadi waktu bisa kami dihemat.
Penghematan waktu juga terasa betul saat awal kami mendaftar sebagai anggota JKN-KIS. Kami akhirnya mendaftar setelah melihat betapa proteksi dari BPJS Kesehatan bisa membantu Paklik saat perawatan Covid-19 Januari silam dan keponakan teman yang mengalami kelainan jantung lima tahun lalu saat kami masih tinggal di Bogor.
Niat kami saat mendaftar sebenarnya lebih karena ingin menyukseskan program pemerintah. Lebih baik iuran kami dinikmati orang yang lebih membutuhkan daripada kami harus sakit demi mencicipi premi tersebut. Kalaupun harus sakit, semoga tak sakit serius sehingga tak terlalu membebani anggaran.
Bulan Februari Bunda Xi mengunjungi kantor BPJS Lamongan untuk mencari informasi seputar pendaftaran baru secara mandiri karena kami pekerja freelance. Saya memintanya pergi sebab saya sedang tak enak badan dan sedang dikejar tenggat pekerjaan. Dari sana ia diarahkan untuk mengubungi nomor WhatsApp (WA) Pandawa agar dipandu untuk mendaftar.
Cara ini sangat praktis karena irit waktu sehingga kami bisa lebih produktif mengerjakan banyak hal di rumah. Apalagi di saat pandemi seperti sekarang ini, layanan mobile adalah solusi cerdas demi mengurangi interaksi dan membatasi mobilitas. Dengan mendaftar dari rumah, kami tak perlu khawatir terpapar virus yang mewabah tapi tetap bisa mengakses layanan aktif BPJS.
Prosesnya pun cepat. Kami hanya mengisi formulir secara online untuk mengambil antrean, lalu mengisi kelengkapan data juga secara online, dan langsung mendapatkan nomor kepesertaan untuk digunakaan sebagai rekening pembayaran. Lebih asyik lagi, kita bisa membayar iuran di minimarket, marketplace, atau transfer bank. Untuk pembayaran pertama, saya memilih transfer bank menggunakan mobile banking agar tak perlu keluar rumah. Begitu pembayaran diverifikasi, saya segera mengaktifkan keanggotaan di aplikasi Mobile JKN di smartphone.
Terpaksa pakai juga
Semua berjalan lancar sampai kami memanfaatkan layanan ini awal April ketika Bunda Xi mengalami kelainan pada debar jantungnya. Selama pembayaran lancar, kami rasakan layanan tak akan terkendala. Tepat seperti yang saya rasakan sendiri. Pertengahan Ramadan saya mengalami kesulitan buang air kecil. Setelah terapi dengan beberapa bahan herbal tapi tak jua menunjukkan hasil, saya lalu konsultasi ke dokter.
Karena kartu BPJS cetak belum ada, saya pun menunjukkan salinan kartu pada aplikasi Mobile JKN dan petugas resepsionis lalu memberikan nomor antrean. Ketika giliran saya tiba, saya masuk dan diperiksa secara saksama. Syukurlah tak ada yang serius, dokter menganjurkan banyak minum air putih dan meresepkan obat agar saya cepat pulih seperti sedia kala. Saya kemudian menuju bagian farmasi untuk mengambil obat dan pulang dengan senyum mengembang.
Dalam beberapa hari gejala yang saya keluhkan alhamdulillah perlahan hilang dan buang air kecil kembali ke kondisi semula. Sungguh Ramadan yang penuh tantangan, ketika saya harus menahan lapar dan godaan makan sekaligus mengalami ujian kesehatan. Namun saya bersyukur semua berlalu seiring dengan waktu dan ikhtiar hidup sehat.
Selamatkan gairah literasi Rumi
Bukan hanya kami orangtua yang terbantu dengan layanan BPJS Kesehatan. Sulung kami Rumi pun memetik manfaat berkat keikutsertaan dalam program JKN-KIS ini. Singkat kata, ia mengaku kurang nyaman saat membaca dan menggambar. Harap maklum ia memang hobi membaca dan menggambar komik sekaligus. Ia makin semangat menggambar kapan saja bahkan saat listrik padam setelah mendapat hadiah lampu portabel.
Sepekan lalu ia akhirnya kami bawa ke dokter mata atas rujukan faskes BPJS kami. Kali ini Rumi bisa menggunakan kartu BPJS-nya sendiri karena sudah jadi. Tanggal 5 Mei akhirnya saya lakukan permohonan pencetakan kartu lagi lewat WhatsApp dengan terlebih dahulu mengubah data saya di aplikasi Mobile JKN.
Prosesnya cepat dan antiribet. Saya tak perlu ke kantor BPJS. Cukup menunggu di rumah untuk menyambut kartu diantar pak pos. Kartu datang, hati pun tenang dan senang. Walau tentu saja kami tetap mempertahankan aplikasi Mobile JKN di smartphone untuk keperluan lainnya.
Setelah diperiksa di Klinik Mata Utama, kornea mata Rumi memang ada kelainan, kelengkungan korneanya tidak teratur. Kondisi itu menyebabkan cahaya jatuh tidak tepat pada retina sehingga pandangannya menjadi tidak fokus. Tanpa berpanjang lebar, dokter menganjurkan agar Rumi memakai kacamata silinder yang bisa ditebus dengan layanan BPJS. Semuanya free tanpa harus bayar sama sekali. Alhamdulillaah.
Rumi kegirangan bisa bebas membaca buku dan menikmati aneka komik dan buku kesayangannya. Berkat kacamata baru dengan bantuan BPJS Kesehatan, semangat literasi terus bergairah sampai kelak akan mengantarkannya menjadi ilustrator kaliber dunia. Pengalaman kami sekeluarga membuktikan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) benar-benar merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan (protection) bagi warga untuk memetik manfaat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan atas iuran yang dibayarkan.
Inilah saatnya kita tunjukkan semangat gotong-royong (sharing) dengan menjadi anggota JKN-KIS secara mandiri atau lewat perusahaan. Boleh jadi iuran kita akan dimanfaatkan oleh orang lain karena kita diberikan kesehatan terus. Tentu itu menyenangkan sebab kita saling meringankan beban, sebagaimana yang kami rasakan.
Dengan menjadi peserta Program JKN-KIS, kita secara otomatis menunjukkan kepatuhan sebagai warga negara karena mau mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku di negara kita tercinta. Tak perlu ragu mendaftar atau menggunakannya sebab #DigitalisasiBPJSKesehatan telah memungkinkan kita meraup banyak manfaat lewat aplikasi Mobile JKN yang mendorong hidup semakin produktif dan bermakna. Kabar terbaru seputar layanan JKN-KIS beserta kasus-kasus yang mencerahkan bisa kita akses di sana. Atau ingin membaca artikel menarik berupa tips hidup sehat dan bahkan parenting, semua ada di aplikasi ini. Semoga digitalisasi ini kian mendukung kemajuan dan perbaikan kesehatan penduduk Indonesia demai pembangunan yang berkelanjutan.
Senang ya Mas karena semua tercover sama BPJS dan bikin hati senang
Saya juga dulu terbantu sekali saat lahirkan Shanum
Sekarang tanpa kartu bisa karena tinggal perlihatkan aplikasi
Persis saat ke Puskesmas saat Shanum demam tinggi hanya diminta perlihatkan aplikasi
LikeLike
Betul, Mbak Amma. Digitalisasi BPJS Kesehatan benar-benar meringankan beban kita ya, sambil tetap produktif di rumah menulis atau bikin konten.
LikeLike
sekarang makin mudah pakai whatsapp. dulu saya mau daftarkan anak saya pakai mobile JKN nggak bisa jadi harus datang ke kantornya langsung. Setelah itu baru muncul di mobile JKN
LikeLike
Mungkin sedang trouble waktu itu, Kak. Sekarang insyaallah makin bagus dan memudahkan. Selamat menikmati Mobile JKN, semoga sehat selalu! 🙂
LikeLike
BPJS sudah makin maju ya, sekarang tanpa kartu fisik juga tetap dilayani. Dan setiap berobat tidak bayar lagi dan pelayanan tetap ramah. Asalkan tetap bayar iuran tepat waktu, pastinya.
Harapannya walau sudah punya BPJS selalu sehat terus. Biarpun bayar iuran kan tetap bermanfaat bagi yang sedang membutuhkan :))
LikeLike
Iya, Kak. Makin praktis dan cepat dengan layanan digital BPJS Kesehatan. Yang penting rutin bayar iuran entah untuk kita atau orang yang lebih membutuhkan.
LikeLike
Aku baru tahu Pak bisa daftar BPJS di rumah aja. Ta kirain ribet, ternyata yo gampang juga ya daftarnya…
LikeLike
Iya, bisa kok secara online. Insta saja aplikasi Mobile JKN dan sesuaikan kebutuhan kita. Makin praktis dan bikin hidup produktif seperti yang saya rasakan sendiri.
LikeLike
Selama ini urusan BPJS selalu diurusin kantor suami jadi nggak ngeh kalau ternyata sudah ada layanan digitalnya. Sip lah
LikeLike
Iya, sekarang bisa diakses secara diggital, Kak. Daftar baru, ubah faskes, dan layanan lain bisa dinikmati lewat Mobile JKN.
LikeLike
Ini salah satu perkembangan baik untuk BPJS menurut saya, mengingat di zaman digital seperti sekarang semuanya sudah banyak menggunakan teknologi yang memudahkan orang dalam bertransaksi termasuk proses transaksi terkait kesehatan.
LikeLike
Iya, Kak Mei. Digitalisasi BPJS Kesehatan sengaja dibuat agar mengikuti tren dan menyesuaikan kebutuhan orang modern yang ingin serbacepat dan praktis. Bisa mengurus pendaftaran dan layanan lain secara online kan sangat memudahkan.
LikeLike
Asiknya.
Eh baru eungeuh kalau BPJS juga biaa dipakai untuk dapat kacamata. Kebetulan lagi merasa butuh ganti kacamata baru nih. Sudah mulai nggak nyaman sekali rasanya. Jadi ingin ikutan mencoba.
LikeLike
Iya, kemarin juga pas istri butuh ganti kacamata, terus ajak si sulung periksa. Ternyata dia kena mata silinder dan mesti pakai kacamata. Kalau si sulung gratis 100%, nah kalau kacamata istri mesti nambah karena kacamatanya plus dan silinder. Yuk cobain, Cha!
LikeLike
Om Rud aku kan pindah ke Comal, belum bikin BPJS dengan KK baru nih berarti bisa via online ya. Tapi KK-ku masih ikut lama. Berarti minta surat pindah dulu ya?
LikeLike
Sependek pengetahuanku, untuk pendaftaran baru enggak perlu pindah alamat dulu. Semua serbadigital jadi KTP beda tempat domisili pun bisa kok ngurus BPJS baru. Nyi tinggal instal Mobile JKN dan ikuti aja langkah-langkahnya. Kalau kesulitan, boleh wapri aku atau kontak admin BPJS Kesehatan di Twitter. Selamat mendaftar, semoga bermanfaat.
LikeLike
Ternyata semudah itu menggunakan BPJS. beruntung saya membaca postingan Mas Rudi. Saya sebenarnya sudah terdaftar, cuma belum pernah mencoba untuk berobat. Ya, doanya sih semoga sehat-sehat terus, tetapi perlu juga dicoba unutk berjaga-jaga biar tahu gimana prosedurnya. Sharingnya bermanfaat sekali, Mas.
LikeLike
Alhamdulillah kalau Mbak Damar sudah terdaftar tapi belum pernah pakai. Insyaallah jadi amal baik karena iuran yang Mbak bayarkan bisa dimanfaatkan oleh peserta lain yang lebih membutuhkan. Semoga sehat-sehat terus ya bersama keluarga. Kalau butuh layanan BJPS Kesehatan, sekarang makin mudah kok dengan aplikasi Mobile JKN.
LikeLike
Dengan menjadi peserta Program JKN-KIS, kita secara otomatis menunjukkan kepatuhan sebagai warga negara karena mau mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku di negara kita tercinta.
Sepakat banget, bro.
karena kita ga pernah tau apa yg akan menimpa di masa mendatang, ye kan.
LikeLike
Iya, Mbak. Ikut jadi peserta JKN-KIS bukan cuma patuh pada aturan negara tapi sekaligus ikhtiar untuk gotong-royong menopang kesulitan warga senegara.
LikeLike
Memang simple berobat dengan BPJS Kesehatan. Karena sudah makin kekinian dalam meningkatkan layanannya. Plusnya pula layanannya bisa diakses juga via hape seperti PANDAWA, Chika, dan Mobile JKN, sehingga kalau butuh apa-apa semisal ada urusan yang bisa terjawab lewat hp kan lebih bagus, nggak perlu antre datang ya
LikeLike
Iya, Mbak. Kalau butuh berobat dalam waktu cepat tapi kartu ketinggalan, bisa langsung memanfaatkan Mobile JKN di ponsel. Ubah data dan faskes juga bisa kok. Makin memudahkan dan meringankan.
LikeLike
Kapan hari jugaa sempet instal aplikasi jkn ini. Disuruh suami sih awalnya.
Wah ternyata manfaatnya banyaaak. MasyaAllah.
LikeLike
Alhamdulillah, berbekal aplikasi Mobile JKN akses ke layanan BPJS Kesehatan semakin terbuka dan mudah kan Mbak?!
LikeLike
Bacanya ikut deg-degan. Alhamdulillah gak sampai dirawat inap. Lebih mudah ya sekarang daftar BPJS bisa lewat WA aja, gak perlu ke kantor BPJS Kesehatah. Kalau mau ganti faskes bisa lewat online gak sih Mas Rudi, masa punya suamiku beda sendiri faskesnya?
Alhamdulillah berarti beneran gak keluar biaya ya waktu keluar rumah sakit.
LikeLike
Bisa, Mbak, kalau mau mengubah faskes lewat aplikasi Mobile JKN. Cobain aja.
LikeLike
Berarti kita bisa ubah faskes secara online juga menggunakan aplikasi ini ya mas? Kepengen ubah faskes udah lama banget, mikir aku mesti ke kantor yang dekat Pancoran itu loh kan jauh dari Jagakarsa. Mau coba deh, praktis banget nih. TFS ya.
LikeLike
Bisa, Mbak Nurul, kalau mau ubah faskes lewat aplikasi. Biar produktif kan karena ga usah keluar rumah buat ubah data saja. Daripada panas-panasan dan macet, hehe….
LikeLike
menyenangkan banget jika kita sudah menjadi bagian keluarga peserta bpjs apalagi jaman digital serba canggih cukup daftar lewat online
LikeLike
Betul itu, Mas. Fitur-fitur digital JKN-KIS bisa diandalkan untuk memudahkan kita mendapatkan layanan BPJS Kesehatan. Semoga tambah berkembang dalam membantu masyarakat Indonesia.
LikeLike
Wah kasian sekali anak-anak ditinggalkan di rumah bersama siapa Mas? Mana tengah malam pula, tapi ya karena darurat.
Sudah seharusnya sistemnya online, biar bisa diakses di mana saja, jadi nggak merepotkan pasien saat ingin berobat, dengan persyaratan yang kurang, seperti KK yang belum selesai.
Untungnyan nggak apa-apa ya Mas, cuma efek samping dari obat. Semoga sehat selalu ya buat Mas Rudi sekeluarga.
Sekarang jadi serba online dan praktis ya Mas, termasuk mendaftarkan BPJS kesehatan ini. Very nice info
LikeLike
Ya mereka di rumah sendiri saja, Kang. Ada sih tetangga, tapi karena sudah malam jadi dah pada istirahat juga. Alhamdulillah banget enggak perlu dirawat inap jadi bisa langsung pulang untuk menemani anak-anak.
Sekarang makin mudah kok, Mas, pengajuan jadi peserta baru bahkan bisa di luar domisili kita asalkan punya KK dan KTP. Apalagi dengan Mobile JKN layanan jadi cepat dan ga merepotkan.
LikeLike
Satu lagi pertanyaan yang masih mengganjal saya sudah cukup lama sekali. Bedanya Rudi G. Aswan dan Isnaini Khomarudin itu apa ya? Apakah orangnya sama? Sorry ya, soalnya penasaran sekali sama blogger kondang yang satu ini
LikeLiked by 1 person
Jawaban pertanyaan ini bisa dibaca di sini, Kang Hendra. 🙂
LikeLike
Sebagai pengguna BPJS juga, saya merasakan kemudahan sih, terutama sudah ada aplikasinya di smartphone.
Apalagi saat pendaftaran vaksin kemarin, sangat terbantu kan
LikeLike
Alhamdulillah, sangat membantu kita ya Mas. Dengan serbadigital, waktu kita jadi hemat karena ga perlu antre di kantor untuk pendaftaran baru misalnya.
LikeLike
Semoga BPJS bisa terus ada ya, mengingat merugi terus kinerja keuangannya. Karena BPJS itu sgt membantu masyarakat ya.
LikeLike
Iya, Kak. Doaku jugaa begitu, karena sangat meringankan beban rakyat, semoga keuangannya membaik dan mendapat dukungan seluruh masyarakat lewat subsidi silang.
LikeLike
Ini pasti bakal sangat berguna. Karena banyak juga yg terburu-biru ke rumah sakit, lupa membawa uang tunai dan data untuk administrasi.
LikeLike
Begitulah, Mas Baim. Kadang pas mau berobat tengah malam, saking paniknya kita melupakan dokumen penting seperti kartu atau data lainnya. Dengan Mobile JKN peserta BPJS Kesehatan sungguh sangat terbantu.
LikeLike
Saya juga merasa sangat terbantu banget dengan adanya aplikasi Mobile JKN ini. Mau urus pindah faskes sama sekali gak ribet karena bisa diurus lewat aplikasinya eh tapi saya baru tahu nih mengenai layanan PANDAWA
LikeLike
Iya, Mbak Siska. Adanya layanan digital seperti Mobile JKN memang membuat semakin mudah dan aku pun terbantu kemarin. Rasanya waktu jadi lebih produktif gitu.
LikeLike
Sehat terus ya buat istrinya, Kak. Alhamdulillah udah tercover, biar nggak bingung dan ribet pas langsung ke faskes. Membantu banget BPJS ya
LikeLike
Aaamiin, terima kasih doanya ya Kak, Alhamdulillah punya BPJS bisa diandalkan saat dibutuhkan walaupun tentu saja berharap terus sehat. Apa-apa serbamudah dengan digitalisasi sekarang, yuk daftar juga!
LikeLike
Digitalisasi BPJS memang memberikan manfaat yang sangat banyak untuk pesertanya ya mas!
LikeLike
Alhamdulillah, begitulah yang saya dan kerabat lain rasakan dengan menjadi peserta JKN-KIS, BPJS Kesehatan sangat meringankan beban.
LikeLike
Enak ya Pak ternyata sekarang kalau mau ngurus BPJS. Kalau aku dulu pas Emir lahir nggak pakai online dan nggak ngerti bisa semudah ini.
LikeLike
Alhamdulillah, pendaftaran kemarin pas masa pandemi jadi praktis dan mudah karena bisa daftar dari rumah. Ga perlu ke mana-mana, kartu dikirim lewat kantor pos, pokoke memudahkan, Kak. Termasuk layanan waktu ada keluhan di faskes juga cepat dan antiribet dengan dukungan Mobile JKN.
LikeLike
Apa yang dialami bunda Xi jg pernah dialami keluarga saya, sayang banget waktu itu belum ad yg tahu cara mendapatkan layanan BPJS secara online. Noted untuk skrg udah ada alternatif mudah mengakses BPJS
LikeLike
Semoga pengalaman kami menjadi informasi yang berharga dan bermanfaat ya Mbak. Ya tentunya tetap berharap sehat terus, tapi andaikan harus menggunakan layanan BPJS Kesehatan ya sekarang bisa makin cepat dengan Mobile JKN.
LikeLike
saya setuju dengan mas rudi, lebih baik dananya digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan..
Tahun kemarin pas alm bapak mertua sakit pun kerasa banget kemudahannya, yg daftarin bpjs suami saya yg saat itu berada di luar jawa, sementara bapak di jawa. alhamdulillah keurus juga dengan mudah dan meringankan beban biayanya.
LikeLike
Begitulah, Mbak Ghina. JKS-KIS kan dibangun dengan semngat sharing alias gotong-royong untuk saling meringankan beban saudara senegara, jadi ya kita layak membayar iuran secara ruitn sambil berdoa terus sehat biar akumulasi dana bisa dimanfaatkan oleh mereka yang benar-benar terdesak secara ekonomi dan membutuhkan layanan kesehatan.
LikeLike
Wah keren sekali nih bpjs sekarang sudah menerapkan digitalisasi. Jadi semuanya menjadi serba lebih mudah banget ya
LikeLike
Iya, Kak. Makin memudahkan dengan fitur-fitur digital. Bisa makin cepat dan praktis, jadi hemat waktu biar hidup makin produktif.
LikeLike
udah mulai menggunakan bpjs digital sejak awal tahun kemarin, jadi lebih cepat untuk cek detail data maupun administrasi via aplikasi. Jadi makin gampang dan ribet, bahkan saat periksa ke ke faskes umum tapi kelupaan bawa BPJS, bisa kok menggunakan BPJS online via aplikasi,
LikeLike
Alhamdulillah ya Mas Deni, bisa merasakan manfaat digitalisasi BPJS Kesehatan secara langsung dan puas karena bisa layanan diakses lewat aplikasi. Memang tujuan utamanya adalah untuk meringankan beban dan memudahkan peserta untuk menggunakannya.
LikeLike
Wah bisa daftar pakai WA ya? Saya dulu pas awal kuliah daftar BPJS juga, anehnya nama saya gak ke daftar. Di keluarga saya, cuman saya sendiri yang gak ada kartunya huhu
LikeLike
Bisa, Kak, melakukan pendaftaran baru lewat WhatsApp. Hubungi saja layanan Pnadawa setempat, nanti akan dibantu sampai selesai. Coba dicek di aplikasi Mobile JKN, Kak, nanti kelihatan siapa saja anggota yang terdaftar. Kalau belum ada kartu, bisa mengajukan pencetakan kartu lewat Pandawa.
LikeLike
Sekarang makin mudah ya pakai BPJS. Biasanya yang ngurus HRD, setelah baca ini jadi tambah pengetahuan baru.
LikeLike
Iya, Kak. BPJS sekarang semakin mudah diakses berkat keberadaan Mobile JKN. Lupa bawa kartu pun tetap dilayani kalau pas buru-buru. Bikin baru juga praktis banget caranya.
LikeLike