Dalam sebulan terakhir medsos Indonesia dihebohkan oleh silang sengkarut pendapat mengenai menu sajian di Warung Nyak Kopsah. Berawal dari review oleh Aa Juju yang sedang makan dan cenderung bernada negatif, bola pun bergulir liar–apalagi ketika codeblue turun tangan dan membuahkan kritikan yang sangat pedas.
Konflik pun memuncak ketika Omay muncul sebagai pembela Bang Madun yang menggawangi Warung Nyak Kopsah. Bukan pembelaannya yang bermasalah, melainkan tindakannya yang disinyalir sebagai doxing setelah membeberkan sosok di balik codeblue yang selama ini misterius.
Komentar pedas tak pelak saling terlontar dan bahkan konon akan berujung di meja hijau. Warganet pun terbelah soal dukungan. Ada yang mendukung Omay karena berpihak pada usaha kecil dan ada pula yang memuji langkah codeblue yang bersikap jujur dan bahkan memberikan masukan bagi Bang Madun.

Tanpa bermaksud membedah siapa yang benar dan siapa yang salah, ada satu hal yang pasti: bahwa bisnis kuliner masih punya pasar yang menggairahkan, masih jadi sektor yang seksi untuk digeluti. Itulah sebabnya banyak orang tertarik untuk memperbincangkan isu-isu hangat seputar industri F&B dari waktu ke waktu.
Alasan bisnis kuliner digandrungi
Tren bisnis kuliner masih sangat positif dan menjanjikan karena beberapa alasan. Beberapa alasan berikut membuat makanan terus tumbuh sebagai industri yang digemari oleh nyaris semua kalangan, tua muda, besar kecil, mulai desa hingga kota.
1 | Kebutuhan pokok
Makanan dan minuman menjadi lahan bisnis yang menggiurkan karena memang termasuk kebutuhan utama manusia. Tak peduli usia, suku, agama, pekerjaan dan hobi, semua orang butuh makan. Konsumsi atas makanan dan minuman juga berjalan setiap hari, tanpa jeda.
Tren kenaikan bahkan bisa terjadi saat ada hari libur seperti akhir pekan atau momen istimewa seperti akhir tahun dan malam tahun baru. Bisnis F&B kian moncer juga didukung oleh budaya masyarakatnya setempat. Misalnya, tradisi merayakan ulang tahun di restoran atau kedai, itu turut mendongkrak ajeknya bisnis kuliner.
Di beberapa daerah di Indonesia, terutama di desa-desa, tak jarang ditemukan budaya kondangan setiap bulan. Di sini setiap rumah bergiliran menjamu tamu dari warga sekeliling untuk berkumpul, berdoa, lalu pulang dengan membawa berkat. Selain minuman kemasan, dalam berkat terdapat nasi dan lauk serta kue yang biasanya dipesan dari penjual khusus.
Itulah sebabnya makanan dan minuman terus eksis karena orang butuh makan dan minum untuk bisa bertahan hidup. Permintaan atas konsumsi konsisten tinggi bahkan di saat tak menentu seperti pandemi atau krisis ekonomi. Lebih-lebih saat musim kemarau atau paceklik, bisnis ini tak pernah berhenti bergeliat.
2 | Margin keuntungan besar
F&B banyak digarap sebagai ladang bisnis salah satunya karena selisih cukup besar antara ongkos produksi dan harga jual. Margin keuntungan inilah yang membuat banyak orang tergiur menggelutinya.
Dalam usaha apa pun, orang pasti menginginkan keuntungan. Selain cepat didapat, untung juga berlipat-lipat dari bisnis makanan. Sebut saja es teh yang menjadi produk primadona saat ini di Indonesia. Modal minimal tapi laba maksimal. Dengan begitu, modal cepat balik dan kekayaan segera terkumpul.
3 | Biaya buka rendah

Faktor lain yang membuat bisnis kuliner bertahan adalah karena biaya pembukaan yang relatif terjangkau. Kita ambil beberapa contoh mudah di sekitar kita. Misalnya, penjaja jamu yang biasanya digawangi oleh kaum wanita. Berbekal sepeda ontel, mereka bisa menyambangi konsumen di mana saja. Dengan gerobak mini berisi belasan botol jamu, pasar pun terbuka lebar tanpa biaya besar.
Contoh lain adalah jualan pentol atau bakso keliling. Di banyak daerah Nusantara penjaja pentol cukup membawa panci berisi produk dan kompor yang diletakkan di atas sepeda motor. Tak perlu mengurus perizinan rumit, dia bisa melenggang dari perumahan ke perumahan atau berbagai sekolah untuk menjajakan baksonya.
Kalau ada uang lebih, kita bisa mempertimbangkan food truck yang juga memungkinkan kita leluasa berjualan tanpa harus menyewa gedung atau toko fisik yang mahal. Alternatif lain, ada bisnis katering yang bisa dijajaki. Biayanya pun sama-sama terjangkau, bisa dikerjakan di rumah lalu makanan dikirim ke pelanggan sesuai pesanan yang masuk. Inilah yang menyebabkan bisnis makanan senantiasa bikin ngiler untuk ditelateni.
Jurus memenangkan pasar di industri kuliner
Dengan kemudahan membuka usaha kuliner dan potensi keuntungan yang besar, tentunya persaingan cukup sengit di industri ini. Pasar yang bisa digarap memang luas tapi justru menghadirkan pesaing yang tidak kalah banyak. Itulah sebabnya dibutuhkan jurus atau trik untuk bisa memenangkan hati pelanggan.
Intinya, tak cukup produk enak dan murah kalau ingin sukses berbisnis kuliner? Jadi, apa saja rahasianya?
1 | Pastikan produk berkualitas
Apa pun yang Anda jual, jangan pertaruhkan kualitas apalagi jika menyangkut bidang kuliner. Kualitas mencakup bahan-bahan segar nan terpilih, bumbu terbaik, proses masak yang higienis, dan penyajian yang menawan. Lebih dari itu, rasa makanan atau minuman harus nikmat.
Setiap langkah harus diperhitungkan dengan cermat agar sampai ke hati pelanggan dengan penuh kepuasan. Quality control memegang peran penting di industri ini kalau ingin sukses.
2 | Teruslah berinovasi
Jangan cepat puas dengan pelanggan yang berdatangan dan memenuhi kedai kita. Lambat laun tren akan berubah sehingga inovasi tak bisa dihindarkan. Buka mata dan telinga terhadap tren kekinian, misalnya tentang cara menghidangkan atau cita rasa tertentu yang sedang digandrungi publik.

Saya misalnya pernah mengelola usaha wingko babat saat masih tinggal di Bogor dulu. Jika di pasar kebanyakan tersedia wingko original tanpa topping, maka wingko produksi saya tampil dengan beragam sentuhan inovatif. Ada yang pakai topping wijen sehingga lebih gurih, ada juga yang ber-topping keju dan choco chips sehingga manisnya lebih legit. Bahkan kami pernah menggarap pesanan wingko yang sengaja kami susun menjadi kue ulang tahun layaknya kue tart.
Intinya adalah bereksperimen untuk menciptakan produk yang memorable dan unik bagi konsumen. Jangan ragu menelisik khazanah lokal dan memadukan cuisine ala fusion. Perbanyak baca dan amati media untuk mendapatkan pencerahan tentang inovasi apa yang tepat ditawarkan.
3 | Bangun digital presence

Produk F&B tak cukup hanya enak dan murah atau sekadar lokasi yang strategis dengan ambience yang bikin betah. Dunia kini berada di revolusi industri 4.0 ketika semua serbadigital berkat kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih. Pola perilaku konsumen telah banyak berubah, dari yang semula offline kini beralih lebih cenderung online.
Jadi, manfaatkan media sosial dan internet untuk membangun online presence yang kuat sehingga pelanggan merasa selalu dekat tanpa sekat. Buat blog atau website profesional kalau memungkinkan dan jangan lupa untuk selalu meng-update akun media sosial dengan informasi berharga bagi pelanggan, tidak melulu berisi iklan dan ajakan membeli.
Selain promosi produk, media sosial bisa digunakan untuk menampilkan story unik tentang makanan yang kita jual. Soft selling juga bisa dilakukan lewat foto ciamik dan video memikat dengan materi edukasi atau inspiratif bagi konsumen, tak sekadar perintah untuk bertransaksi. Buat konten yang melibatkan mereka untuk berinteraksi.
4 | Kolaborasi ciptakan akselerasi
Cara berikutnya untuk membuat kita bertahan di tengah sengitnya persaingan industri F&B adalah menjalin kolaborasi dengan pihak lain. Kolaborasi luas cakupannya, misalnya mengajak pelaku usaha lain dalam cross-promotion.

Saya teringat seorang teman yang menjalankan usaha kopi sangrai dalam pouch. Untuk memperluas pasar, dia pun menjalin kerja sama dengan produsen gula aren agar kopinya kian dikenal. Caranya dengan menawarkan paket penjualan berupa kopi dan gula aren tersebut. Dengan cara ini, pembeli akan langsung membeli gula aren beserta kopinya yang bisa diseduh bersaamaan dengan cita rasa khas pedesaan.
Kolaborasi juga bisa berupa penciptaan menu baru dengan chef yang tengah digandrungi atau bisa pula mengajak artisan lokal untuk membuat suvenir khas sebagai hadiah paket pembelian tertentu sehingga memberikan value tersendiri. Singkat kata, banyak cara kolaborasi demi akselerasi bisnis.
5 | Jaga kesehatan mental
Menggeluti bidang kuliner sebagai ladang bisnis menuntut konsentrasi tinggi dan keputusan cepat untuk diambil. Pesanan pelanggan tak boleh salah sebab berpotensi mendatangkan masalah. Harga sembako yang cenderung naik harus bisa direspons dengan cermat, yakni bagaimana tetap memanjakan pelanggan tanpa mereka merasa terbebani oleh kenaikan dan kita juga tidak didera kerugian.
Agar tidak limbung oleh pasar yang dinamis dan ketatnya persaingan yang bisa bikin stres, ada baiknya sesekali kita menepi sejenak untuk relaksasi. Kalau liburan ke luar kota belum memungkinkan, entah karena waktu atau dana, coba buka gawai untuk mendapatkan hiburan instan.
Salah satu aktivitas mengasyikkan di sela kesibukan adalah bermain games bertema kuliner. Menonton video pendek di Youtube sih bisa, tapi jelas butuh waktu yang lebih lama. Bisa-bisa kita malah keasyikan nonton sampai tuntas padahal pelanggan harus segera dilayani. Beruntung banget nemu Tap Supermarket, yaitu gim mudah yang akan melatih skill kita dalam mengelola supermarket.

Gim ini termasuk isometrik, yaitu semua karakter tampil dalm desain yang sama tetapi punya peran yang berbeda sesuai tempatnya bekerja. Dalam hal ini, kita bisa membedakan siapa pembeli, kasir, dan staf gudang. Jika sedang loyo, coba mainkan gim ini karena kita menguji kecermatan dalam mengelola sebuah toko kelontong mulai dari restok dagangan yang habis, menambah barang lain agar untung berlipat, dan terutama melayani pelanggan agar terpuaskan.
Sesuai namanya, gim kita jalankan cukup dengan men-tap layar (jika bermain di smartphone/tablet) dan klik (kalau bermain di laptop dengan mouse). Tugas kita adalah melariskan dagangan dengan pelayanan yang prima. Nah, untuk mempercepat transaksi, kita tinggal tap atau klik pembeli yang mengantre di depan kasir.
Semakin cepat transaksi dilakukan, semakin banyak penjualan didapatkan. Konsekuensinya, barang pun habis dan harus segera direstok. Untuk mengisi barang yang sudah kosong, cukup tap gambar lingkaran di rak terkait. Lalu petugas dari gudang akan melakukan restok sesuai permintaan.

Jika toko semakin ramai, maka kita perlu mempekerjakan satu kasir lagi. Caranya mudah: tap meja kasir yang ada di belakang kasir sebelumnya. Dengan merelakan $1.000, rasanya itu akan sepadan karena toko jadi ramai dan untung cepat terhimpun. Di sini kita belajar untuk berbagi tugas dan kesempatan demi melancarkan bisnis yang kita kelola.
Sama halnya ketika kita ingin menambah lini produk sebagai variasi demi kebutuhan pelanggan, kita cukup tap pada display dengan menukar $500 sebagai biayanya. Maka petugas dari gudang yang ada di pojok kiri akan bermunculan untuk mengisi barang untuk mengimbangi permintaan pelanggan.
Selain Tap Supermarket, masih banyak gim mudah dan menyenangkan untuk dimainkan di https://www.culinaryschools.org/kids-games/. Enggak cuma anak-anak kok, orang dewasa juga bisa memainkannya. Bukan cuma gim kuliner seperti mengelola kafe kopi yang tersedia, tapi banyak pilihan gim seperti matching dan tebak-tebakan nama buah untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris. Semua gim ringan dan tanpa instal aplikasi, buruan deh cobain sendiri.
Jangan sukses sendirian
Dengan begitu besarnya potensi keuntungan bisnis kuler, maka strategi memenangkan pasar harus dikuasai dengan benar. Menundukkan pasar kuliner tidak cukup dengan menu enak atau harga cekak, tetapi dibutuhkan perpaduan antara ketajaman bisnis, pemahaman mendalam tentang preferensi pelanggan, dan kreativitas dalam penyajian.
Ingatlah bahwa pekerjaan berat dan sulit akan menjadi ringan dan mudah dikerjakan jika dipikul oleh banyak orang. Jangan ragu membangun koneksi untuk berkolaborasi sehingga produk kita semakin kaya. Dengan mengutamakan pelanggan, bisnis kuliner kita akan bisa bertahan di industri yang memang sangat kompetitif ini.
Dan ketika sudah sukses, jangan makan sendirian. Bantulah sesama pegiat kuliner dan jangan pelit berbagi pengalaman untuk mendongkrak pelaku UMKM agar sama-sama berkembang dan saling memberdayakan. Sukses sendiri itu enggak enak, jadi pastikan banyak orang yang diajak.

Tulisan yang nikmat ini, senikmat kopi Jola Joli 🙂
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah….mantab!
LikeLike
Artikel yang menarik! Kuliner memang selalu menarik perhatian, dan strategi bisnis yang dibahas sangat relevan. Saya setuju, inovasi dan online presence menjadi kunci, dan menjaga kualitas produk tetap menjadi prioritas. Semoga industri kuliner semakin berkembang dan saling mendukung.
LikeLike
Mantul!
LikeLike
Kopi Jola Joli-nya itu lhooo….
LikeLike