“Menjelang lebaran begini, THR sopir senior bisa mencapai 10 juta loh, Mas!” ujar seorang kenalan baru saat saya mengantar ibu terapi pijat beberapa hari selepas Idulfitri. Lelaki yang ternyata tetangga teman saya sewaktu SMP itu baru saja bergabung sebagai sopir truk/pickup di sebuah jaringan toko material yang cukup besar di kota kami. Selain upah harian dan THR yang nominalnya cukup menggiurkan untuk ukuran kota kecil, ada insentif lain berupa tiket umrah bagi pegawai berdasarkan masa kerja.
Saya tentu saja terhenyak mendengar penuturannya. Siapa sih yang tak ngiler pada tiga huruf ajaib itu? Tunjangan Hari Raya atau yang akrab kita kenal dengan THR memang menjadi istilah publik yang marak di mana-mana selama Ramadhan. Bukan hanya bagi pegawai yang sehari-hari bekerja dari pagi hingga sore, namun kondang pula bagi warganet atau netizen yang aktif bercengkerama di dunia maya. Selain di dinding Facebook, gegap gempita seputar THR juga menghiasi obrolan lepas di grup-grup WhatsApp (WA) yang muncul dalam aneka meme dan anekdot.
Bijak belanjakan THR
Sewaktu masih bekerja sebagai karyawan dulu, saya pun menikmati uang THR. Lembar-lembar uang baru yang dimasukkan dalam amplop itu jelas mengembangkan senyum siapa saja yang menerimanya—berapa pun nilainya. Nah, masalah yang tak kalah penting soal THR adalah cara membelanjakannya. Kalau tak bijak, bisa-bisa THR ludes begitu saja untuk barang tak berguna. Mengingat saya kini bukan lagi pekerja kantoran, maka THR-nya berupa fee yang saya himpun dari sejumlah pekerjaan freelancing seperti mendesain buku, menulis sponsored post, hingga hadiah lomba blog.
Tahun ini rasanya tepat bila dana tersebut saya pergunakan untuk membeli gadget baru. Bukan untuk saya, tetapi buat Bunda Xi alias istri tercinta. Saya sendiri sudah ganti ponsel di awal Ramadhan karena smartphone lama sudah uzur dimakan usia. Ponsel pintar milik Bunda belum genap setahun namun kinerjanya sudah lemot terutama untuk mengakses Internet. Setelah pindah rumah, koneksi 4G memang harus ditangkap oleh smartphone yang benar-benar digdaya. Aku ingat betul ponsel pintar yang Bunda pakai saat ini kami beli menggunakan uang hasil hadiah kompetisi blog pertengahan tahun lalu. Kondisi fisik ponsel secara umum masih mulus, namun tak gegas lagi dipakai multitasking terutama berselancar di dunia maya.
Aman sebagai investasi
Enam tahun lalu Bunda berhasil menyelesaikan sebuah naskah yang diketik menggunakan ponsel mungilnya ketika persaingan gawai Android belum sesengit saat ini. Kebutuhan utama untuk gadget idamannya adalah yang berlayar lebih besar dan kinerjanya cepat. Sudah mendesak baginya punya gawai yang mumpuni tanpa kompromi. Untuk menunjang kreativitas dan produktivitasnya, gadget idaman yang segera terbayang adalah smartphone besutan Apple asal Cupertino, California. Apa lagi kalau bukan iPhone yang terkenal bergengsi dan memuaskan itu.
Bukan sebab gengsi sih pengin beli iPhone, tapi lantaran kualitasnya yang premium dan platformnya yang dikenal stabil dan sangat mumpuni. Tak harus iPhone X kok, iPhone 6 cukuplah untuk menemani bekerja secara mobile. Tak perlu khawatir bakal kemahalan sebab harga iPhone 6 kini semakin terjangkau. Dengan selisih harga tak terlalu besar dibanding ponsel merek lain, fitur-fitur iPhone sungguh menawan dengan desain yang elegan. Dengan gadget idaman ini, Bunda bisa tetap bisa berkarya meski harus sibuk mengasuh duo Xi yang sedang aktif-aktifnya.

Yang lebih penting, uang THR jadi aman sebab dibelanjakan untuk barang produktif seperti iPhone 6 ini. Sekilas gadget mungkin tampak sebagai produk konsumtif. Namun di tangan orang yang benar-benar membutuhkannya, iPhone ini bakal jadi peranti andal untuk mendulang rezeki berkat kecanggihan Internet masa kini. Sebut saja ini investasi, betul? Bagi freelancer seperti kami setiap pengeluaran harus ditimbang matang-matang agar hanya membeli barang sesuai fungsi, bukan gengsi. Adapun bila ada iPhone dengan harga murah, kenapa tidak?
Ketika menerima uang ekstra berupa THR, apalagi yang jumlahnya besar, orang bisa saja kebingungan atau bahkan kalap saat berbelanja. Bagaimana dengan BBC Mania, adakah yang juga berencana memanfaatkan uang THR untuk membeli gadget idaman? Buat liburan mungkin? Ataukah untuk keduanya? Share yuk di kolom komentar. Sekalian mohon maaf lahir dan batin ya manteman! 🙂
Wah lumayan ini ya.. aku pikir harga iphone itu bakal berapa juta, ternyata ada juga yang masih terjangkau.
LikeLike
THR saya tahun ini memprihatinkan, gak bisa beli apa-apa. Bersyukur aja saya mah, walau kecil tapi ada uang ketupat kata orang kantor, ;((
LikeLike
Tips: THR digunakan untuk membeli barang yg dibutuhkan bukan yg di inginkan, tapi ingat jika masih ada hutang sama teman atau kerabat, jangan lupa bayar dulu hutangnya biar ndak lunas setidaknya dibayar walau dikit 🙂
salam kenal
LikeLike
Setuju b as nget bangfad, salam kenal balik. Terima kasih.
LikeLike
mantaaaap , sampai sekarang mikiir2 beli ipong hehe
LikeLike