“Dek, kita sampai!” ujar Rumi setengah berteriak dengan mata berbinar kepada adiknya begitu kereta yang kami tumpangi memasuki Stasiun Poncol. Ketika turun menuju peron, segera terdengar di pengeras suara sambutan khas dalam bahasa Jawa yang dahulu tidak kutemui sewaktu masih tinggal di Semarang. Kedua bocah tak memedulikan hiruk pikuk penumpang yang bergerak rapat menuju pintu keluar. Tas yang mereka bawa pun tak sedikit pun menjadi beban atau menimbulkan keluhan.

Patut dimaklumi sebab sejak dua pekan sebelumnya mereka sudah terobsesi untuk naik kereta saat kami memesan tiket untuk berlibur ke Semarang. Ke mana pun mereka tak masalah asalkan moda yang mengangkut kami berupa rentetan gerbong besar itu. Semarang terpilih sebab jaraknya yang tak terlalu jauh dari Lamongan di samping karena saya pernah tinggal di sana selama lima tahun lebih. Beberapa kali ke sana tetap belum puas sehingga liburan sekolah kali ini Kota Lunpia jadi destinasi kembali.
Meskipun cukup singkat, dua malam di ibu kota Jawa Tengah ini tetap meninggalkan kesan mendalam terutama bagi duo Xi. Tak habis-habisnya mereka bercerita seputar pengalaman ke Semarang meskipun bukan kali pertama ke kota ini. Saya dan Bunda pun belum bisa moveon walau sudah kembali ke kampung halaman. Udara Banyumanik dan Ungaran yang sejuk membuat kami terkenang dan berpikir untuk pindah ke sana. Tapi nanti dulu deh soal migrasi ini. Ribet soalnya, hehe.
Kopdar yang tertunda
Tiba tepat waktu sesuai skedul, kami segera meluncur ke hotel di bilangan Bukitsari yang lumayan dingin setidaknya dibanding Lamongan. Saat menarik koper menuju titik penjemputan, kulit segera bergesekan dengan panas udara Semarang menjelang Zuhur. Begitu tiba di penginapan, saya baru tersadar bahwa check-in baru bisa dilakukan setelah pukul 12 siang. Setelah rehat sejenak di lobi, rupanya kamar sudah siap dan kami dipersilakan masuk kamar. Legaaa … saatnya bersih-bersih dan merebahkan diri. Empat jam perjalanan lumayan bikin punggung tegang.
Setelah luang, saat membuka ponsel untuk mengecek kalau-kalau ada pesan yang masuk. Benar saja, beberapa pesan segera bermunculan di aplikasi WhatsApp (WA) begitu ponsel terkoneksi ke jaringan WiFi hotel. Sebenarnya agenda utama ke Semarang hanyalah memenuhi keinginan anak-anak naik kereta lantaran kangen setelah meninggalkan Bogor awal tahun 2017 lalu. Tak heran jika mereka kegirangan seperti kusebut di awal tulisan.
Selain itu, aku ingin melakukan kopi darat alias kopdar dengan sejumlah rekan bloger Semarang yang tergabung dalam Gandjel Rel (GR). Sependek yang kutahu, GR didirikan dan dikembangan oleh para bloger perempuan terutama emak-emak kece. Beberapa yang kukenal antara lain Mbak Rahmi, Mak Uniek, Muna, Nia, Erina, dan Mbak Wati. Dari keenam bloger itu, hanya Mbak Rahmi dan Mbak Wati yang belum kujumpai. Uniek, Nia, dan Erina pernah berpartisipasi dalam blogger gathering APNE 2017 di Pekalongan yang juga kuikuti. Sedangkan Muna, yang kondang sebagai momtraveler, adalah adik kelas sewaktu kuliah yang tentu saja sudah cukup sering kopdar.
Sayang sekali kopdar cetar itu tak terlaksana. Waktunya sedang tidak tepat. Mbak Rahmi tinggal cukup jauh dari kota dan masih punya balita, Mbak Wati tengah menemani mertuanya terapi, sementara Erina juga sibuk. Aku sempat berkomunikasi dengan Mak Uniek untuk janji bertemu di area Simpang Lima, namun urung sebab satu dan lain hal.
Malam pertama tak jadi kopdar bersama bloger GR. Saya dan Rumi akhirnya meluncur ke BBC Banyumanik untuk menemui Mr. Wisnu teman sesama guru yang cukup dekat dengan kami. Karena tak ada kelas malam, selepas Isya kami mengobrol panjang lebar hingga pukul 9. Rumi minta nasi goreng sehingga kami harus pamit diantar Om Sam sang OB senior yang sangat baik hati dan semoga rajin menabung. Kenyaaang, akhirnya ketemu nasi goreng tanpa saos!

Pondok Kopi di Umbul Sidomukti
Syukurlah hari kedua aku bisa menyambangi rumah Muna untuk mengobrol seputar blogging dan buku kolaborasi yang akan kami kerjakan. Selepas makan siang, kami beranjak ke Umbul Sidomukti yang sedang hits itu.
Tak sia-sia perjalanan selama sejam menuju Jimbaran, tempat di mana kolam renang di atas awan dan Pondok Kopi berada. Tiba di sana menjelang Asar, kami lantas pulang menjelang waktu isya. Puas betul hari itu kendati hanya satu lokasi yang kami kunjungi. Karena sejak awal kedatangan ke Semarang demi naik kereta semata, maka pelesiran singkat itu tentu melebihi ekspektasi. Udara sejuk dan seluruh area wisata bikin hati adem dan susah moveon dari Semarang. Akan saya ceritakan di tulisan terpisah.
Tiba di hotel sekitar pukul 8 malam, anak-anak terlihat lelah dan mengantuk. Berenang bebas di ketinggian semacam itu tentulah pengalaman mengesankan bagi mereka, apalagi menyentuh air sedingin hatimu salju. Brrr…saatnya tidur dan memutarnya kembali dalam mimpi. Momtraveler dan keluarga pulang, kami bergegas masuk untuk menyiapkan kepulangan esok. Begitu cepat meski hati masih tertambat. Sungguh langkah masih enggan meninggalkan hotel ketika Rabu menjelang. Apa boleh buat, tiket sudah dipesan, saatnya balik ke kota kelahiran.

Jam 9 bertolak ke stasiun setelah sebelumnya janjian kopdar dengan Nia yang kini mengelola Little Organic Kitchen, usaha rumahan yang berbasis pada makanan dan gaya hidup sehat. Sekitar jam 10 kami bertemu dan mengobrol sangat singkat. Dia datang ditemani dua jagoannya yang segera berkenalan dengan dua jagoan kami. Karena waktu terbatas, jumpa fans siang itu berlangsung kilat. Tapi walau tak lama, Bunda senang dapat kenalan baru. Kami semua senang pulang membawa oleh-oleh pohon telang dan teh telang sehat produksi Little Organic Kitchen. Kalau penasaran dengan produk-produknya, cek aja akunnya di IG: @little.organic.kitchen.
Kalau boleh jujur, kami jelas belum bisa muvon. Ogah pulang dari Semarang, ingin menjelajah tempat-tempat lain termasuk mencoba Si Kenang yang sangat digandrungi Bumi. Yang tak kalah penting, bisa bersua dengan para bloger GR yang produktif dan menginspirasi.
Semarang! We’re gonna miss you.
Sānbǎo lǒng, wǒmen huì xiǎng nǐ de!
Next visit tante booking tiket si Kenang deh buat Bumi. Janji!
LikeLike
Siap!
LikeLike
Wahhhhhh ora kabar kabar neng Semarang, kamu jahat ! 😂😂 Wa ku , arif pejantan Tangguh : 081225109826
LikeLike
Semarang memang penuh kenangan, apalagi jika bertemu teman yang menyenangkan.
Kapan ke Jepara?
LikeLike
Iya, Mbak Susi. Insyaaallah nanti diagendakan ke Jepara ya. Nunggu undangan hehe
LikeLike
aku juga sukaa semarang. boyz seneng pas diajak ke sana, walo cuma sempet nangkring di simpang lima dan lawang sewu 😀
LikeLike
Selalu penuh kenangan, Mbak.
LikeLike
Kolam renang di atas awan, hmmm… tentunya keren ini 🙂
LikeLike
Sangat menyenangkan buat anak anak, Kangmas.
LikeLike
Meskipun singkat berada di semarang pasti sangat berkesan ya mas mengingat udah pernah tinggal di sana sebelumnya.
Btw kok aku penasaran sama umbul sidomukti. Belum pernah lihat meskipun cuma foto hahaha
LikeLike
Umbul Sidomukti bagus banget Miss panorama alamnya. Layak dikunjungi pas ke Semarang.
LikeLike
Rindu semarang :((( udah beberapa tahun ga kesana
LikeLike
Ayo ke sana lagi, Mas.
LikeLike
memang Semarang kini wisatanya lagi berbenah dan transportasinya semakin bagus 🙂 yang favorit tetap lawang sewu sama lumpia gang lombok hehehe
LikeLike
Saya juga senang ke Semarang. Selalu ngangenin, banyak yang dibenahi.
LikeLike
Alangkah senangnya hati anak-anak Kang Rudi.
Kalau ada waktu nanti saya juga mau ke Semarang. Terakhir kesana 2017. Menyenangkan berada di kota atlas yang panas itu. Kangen makanan di Simpang Lima.
LikeLike
Sangat senang karena naik kereta selalu mengesankan bagi mereka, Mas. Semarang mulai menata diri, pariwisatanya makin beragam. Ayo ke Semarang lagi dan tuliskan pengalamannya habis dari sana. Sudah lam tidak update ya blognya?
LikeLike
Sudah update blog. Banyak masalah jadi malas menulis, hehe..
LikeLike
Yang penting sehat dan enggak lupa ngopi, Mas. 😀
LikeLike
Next visit..tambah 1,5 jam berkereta ke Pekalongan ya mas… Hehe.. Oya, penasaran nih sama buku kolabs nya mas Rudi n Muna… Pasti keren!!
LikeLike
Semoga ya Mbak. Pekalongan juga belum puas dijelajah. Pengin ke Pemalang juga ke kebun teh, duh banyak agenda kapan eksekusinya hehe. Terima kasih dukungannya!
LikeLike
Gak mampir Warung Sampah?
LikeLike
Ga sempat, bro. Nginapnya di Semarang atas.
LikeLike
Semarang itu memang menyenangkan, padahal baru dikunjungi dua kali dan sebentar pula..
banyak yang menarik di sana, pengen ke Ungaran juga kang
lain kali coba naik kereta juga deh
LikeLike
Asyik, Mbak. Ungaran indah kok, pengin ke sana lagi. Belum puas jelajah Semarang.
LikeLike
Pengen ke Semarang … -_-
LikeLike
Yuk ke Semarang, ada lunpia dan tahu gimbal yang enak banget loh! 🙂
LikeLike
nexnya ke Payakumbuh kak tapi gak ada kereta kesini
LikeLike
Aaamiiin, iya Win, pengin juga nh ke tanah Minang.
LikeLike
Saya dua kali ke Semarang tapi nongkrongnya di kota terus. baca tulisan ini kok aku jadi nyesel yah, kok ke Semarang cuma nongkrong di kota aja. next mau coba ke umbul sidomukti deh. terima kasih mas infonya
LikeLike
Banyak loh wisata keren di kabupaten. Aku juga mupeng balik lagi. Minimal ke Gedong Songo.
LikeLike
Mantap buat refrensi buat wisata kalau ke semarang, kudu coba yang di umbul sidomukti. thanks mas infonya.
LikeLiked by 1 person
Sama-sama, yuk ke Semarang!
LikeLike
ke Lombok udah belum ya?
LikeLike
Belum pernah, Kak. Semoga ada rezeki bisa ke sana ya. Penasaran sama Lombok, selama ini cuma dimakan, pedas hehe ….
LikeLike
Kolamnya cakep banget. Panoramik ya tempat wisatanya, pasti airnya sejuuuk.
LikeLike
Sangat cantik dan wajib dikunjungi pas ke Kabupaten Semarang. Lokasinya agak jauh dari kota, tapi sangat worth-it.
LikeLike