Kereta kami berdecit begitu memasuki Stasiun Pasar Turi. Anak-anak kegirangan dan segera bangkit bahkan saat kereta belum berhenti sempurna. Mereka gembira bukan hanya lantaran akan berkunjung ke toko buku untuk membeli buku sains dan robot incaran, tetapi juga karena akan menumpang Suroboyo Bus yang entah sudah berapa kali mereka naiki.
Harap maklum, kota kami belum punya toko buku yang sangat lengkap sehingga Surabaya masih jadi andalan ketika berburu beragam buku. Ketika meninggalkan stasiun untuk berjalan menuju halte di sebelah Tugu Pahlawan pun, mereka masih terlihat penuh semangat. Karena masih pagi, jalan kaki pun rela mereka lakoni. Apalagi saat halte terlihat jelas, senyum mereka makin membuncah.
Suroboyo Bus, Solusi Plus-plus
Sejak mengenal Suroboyo Bus (SB) Maret silam, kami sekeluarga selalu bepergian menggunakan moda transportasi umum ini saat ada urusan di Surabaya. SB adalah inovasi kreatif yang digagas oleh DKRTH Surabaya di bawah kepemimpinan Ibu Risma. Bukan hanya kreatif, SB juga menjadi jalan keluar untuk meningkatkan produktivitas. Alasan pertama, Suroboyo Bus ditawarkan dengan harga yang sangat murah.
Tiket bus cukup ditukar dengan sampah plastik air minum kemasan.
Mungkin bukan murah, tetapi malah gratis hanya saja dengan syarat. Untuk bisa naik SB, calon penumpang cukup menyerahkan sampah plastik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Sekarang di banyak tempat umum sudah disediakan air mineral dalam kemasan gelas yang bisa kita habiskan lalu simpan sampahnya. Alternatif lain, gelas atau botol air minum bekas bisa kita kumpulkan dari jalanan yang harus kita akui belum steril dari sampah plastik.
Dengan adanya Suroboyo Bus, pengeluaran bisa ditekan karena naik kendaraan umum tak perlu merogoh kantong lagi. Berbekal sampah plastik, baik disetor langsung di atas bus ataupun ditukar dahulu dengan stiker, kami bisa menghemat uang untuk dipergunakan pada pos pengeluaran lain. Apalagi bloger seperti saya yang sering melakukan liputan di Surabaya, sungguh sangat diuntungkan dengan keberadaan Suroboyo Bus.
Alasan kedua kenapa Suroboyo Bus menjadi inovasi keren adalah alasan kepraktisan dan efektivitas. Suroboyo Bus membuat perjalanan warga jadi efektif dan praktis. Jalur yang dilalui SB dirancang sedemikian rupa untuk menghubungkan titik-titik yang sering disinggahi oleh penduduk setempat atau sekitar. Sebut saja Mal Tunjungan Plaza dan BG Junction yang keduanya dilewati SB. Lalu ada Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Tugu Pahlawan, hotel-hotel besar seperti Bumi Hotel Surabaya dan JW Marriot. Dan tentu saja Gramedia yang akan kami tuju, juga kampus UINSA yang berada di pinggir jalan raya.
Bus tingkat yang selalu memikat
Tim Suroboyo Bus jelas telah memikirkan tentang konektivitas yang terbukti sangat praktis dan efisien untuk membantu warga menjangkau banyak tempat tanpa takut menghabiskan biaya. Kalaupun harus berjalan kaki, jaraknya cukup dekat yang bisa ditempuh dengan jembatan penyeberangan baik lewat tangga ataupun lift.
Keunggulan lain Suroboyo Bus adalah kenyamanan yang ditawarkannya. Dengan mengonversi sampah plastik air mineral dengan tiket imut, kita bisa menikmati kenyamanan kabin bus yang didesain mewah dan bikin betah. Interior yang bersih dan modern, dengan AC yang sejuk dan kepiawaian sopir saat menyetir, membuat Suroboyo Bus menjadi jawaban bagi trasportasi umum yang nyaman dan andal.
Alasan terakhir mengapa Suroboyo Bus adalah contoh transportasi unggulan adalah karena ia menawarkan solusi atas kemacetan dan mendukung penyelamatan lingkungan. Kemacetan di kota besar, tak terkecuali Surabaya, sudah lama menjadi problem yang harus dipecahkan. Kenyamanan, kepraktisan, juga keekonomisan Suroboyo Bus menjadikannya sebagai pilihan favorit warga saat bepergian ke tempat-tempat publik di Surabaya atau sekadar berkeliling santai.
Indikasi positif
Meningkatnya penumpang Suroboyo Bus merupakan indikasi positif bahwa semakin banyak warga yang tergerak untuk menggunakan moda transportasi massal ini ketimbang mengendarai kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Bukan hanya kemacetan yang bisa dikurangi, tetapi gaya hidup eco-friendly juga ditumbuhkan dengan cara yang menyenangkan.
Memilih Suroboyo Bus sebagai transportasi andalan berarti turut mendukung solusi kreatif untuk menciptakan kota yang smart dan lebih bersih. Di satu sisi, sampah plastik bisa semakin dikurangi karena dapat didaur ulang. Di sisi lain, pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) juga bisa ditekan agar lebih hemat lagi.
Dengan cara menunjukkan KTP saat menyetor sampah, kita bisa keliling kota untuk mengunjungi banyak tempat wisata sekaligus membantu menghidupkan denyut ekonomi warga lewat belanja beraneka barang atau makanan di sana. Saya pikir 10 gelas atau 5 botol tanggung atau 3 botol besar bukanlah syarat yang berat untuk mendapatkan satu stiker atau tiket Suroboyo Bus. Ketika mengajak anak-anak naik SB, kita bisa mengajarkan mereka tentang kepedulian sampah lewat transportasi unggul agar derap ekonomi dan potensi wisata terus berjalan.
Tak hanya Surabaya yang punya transportasi jempolan. Jawa Tengah punya Trans Jateng yakni bus yang menghubungkan jalur wisata dan ekonomi ke kota-kota di sekitar Semarang. Sementara Jakarta telah lama memanjakan warganya dengan Trans Jakarta yang terkoneksi dengan jalur kereta komuter atau Commuter Line. Belakangan bahkan hadir MRT dan LRT yang kian melengkapi kemudahan warganya dalam transaksi ekonomi sehari-hari sekaligus mendukung ramainya wisata dari penduduk Jabodetak dan bahkan luar daerah.
Terintegrasi dan diskon wisata
Lain di Jakarta, lain pula di Pekalongan. Dinas Pariwisata Pemkab Pekalongan menggagas angkutan umum bernama Anggun Paris yang merupakan akronim dari Angkutan Gunung Pariwisata. Anggun Paris bertolak dari Kecamatan Doro untuk mengangkut turis menuju Hutan Petungkriyono. Selain memiliki kopi nikmat di Sokokembang, Hutan Petungkriyono menawarkan eksotisme luar biasa seperti sejumlah air terjun, sungai untuk arung jeram, bumi perkemahan, dan satwa endemik yang bahkan menjadi bahan penelitian periset asing.
Anggun Paris yang berbaris Penumpang siap berpetualang.
Anggun Paris sejatinya adalah mobil bak terbuka yang didesain sedemikian rupa untuk bisa memuat penumpang, baik warga lokal yang bepergian ataupun turis wisata yang datang berkunjung. Dipilihnya bak terbuka karena medan yang dilalui memang sangat menantang—bersisian dengan jurang dengan jalur yang terus menanjak dan berkelok.
Suroboyo Bus, Trans Jateng, Trans Jakarta, dan Anggun Paris merupakan contoh nyata bagaimana transportasi telah terintegrasi sehingga mampu mendongkrak pendapatan wisata dan penghasilan ekonomi warga setempat karena mengoneksikan banyak tujuan penting agar lebih mudah dijangkau.
Pesona Papuma yang menyihir turis wisata
Saya jadi teringat pada kunjungan terakhir ke Jember akhir Juni lalu yang sangat mengesankan karena deretan pantai indah dan nikmatnya cokelat serta harum kopi lokal. Walau ingin berkunjung lagi, catatan pentingnya adalah transportasi umum yang rupanya belum terintegrasi. Pantai dan destinasi wisata lain lumayan jauh jaraknya sehingga ketiadaan kendaraan pribadi akan menyulitkan pelancong untuk sampai di sana.
win-win solution
Untuk daerah-daerah dengan objek wisata yang berjauhan, mungkin bisa dipikirkan untuk mengadakan bus kecil atau minibus dengan rute lengkap menuju tempat-tempat tersebut. Moda transportasi umum ini bisa diserahkan kepada operator swasta dengan harga yang dipantau oleh pemerintah daerah. Atau bisa pula dijalankan oleh pemda dengan subsidi yang meringankan.
Agar warga mau menggunakan alat transportasi ini, mereka bisa dipikat dengan iming-iming diskon tempat wisata jika mereka mau bepergian dengan moda tersebut. Untuk memudahkan pemantauan, tiket minibus bisa diintegrasikan langsung dengan tiket wisata sehingga pemotongan harga atau diskon terjadi secara otomatis.
Dengan cara demikian, pengunjung lokal atau manca bisa tertarik untuk memanfaatkan moda transportasi umum asalkan unitnya bersih, nyaman, dan andal terutama dari segi ketepatan waktu. Maka muncullah solusi saling menguntungkan: pariwisata bisa tumbuh sehat akibat transportasi yang terkoneksi dengan penumpang yang juga meningkat.
Wah ini menarik sekali Mas. Bisa bayar tiket bus pake barang bekas. Linkungan jadi lebih bersih. Keren pokonya
LikeLike
Menarik banget, Mas. Naik bus dengan bayar pakai sampah bisa jadi solusi banyak masalah. Ya kemacetan, juga keramahan lingkungan. Apalagi busnya keliling banyak tempat umum yang keren, jadi murah meriah kalau pelesiran di Surabaya.
LikeLike
Boleh juga tuh kalau diterapkan diskon tiket wisata bagi pemakai kendaraan umum yang terintegrasi. Jadi pada pakai dan makin meriah wisatanya 🙂
LikeLike
Betul, kalau ada subsidi harga tiket dengan syarat pakai transportasi massal, wisata lokal bisa berkembang. Ya ga?
LikeLike