Tawaran Menggiurkan yang Too Good To Be True: Tentang Penipuan Berkedok Investasi

“Sini Bu, punya duit berapa? Titip ke saya nanti cepat kembali sekian,” ujar adik saya menirukan temannya belum lama ini. Teman itu menawari adik menyetor uang untuk digunakan buat usaha atau apalah yang akan membuahkan uang dengan cepat. Untung saja adik menolak karena pengadaan keuntungan dengan cepat nyaris mustahil apalagi tanpa risiko. Ia memilih berjualan baju di rumah yang terbukti laris walaupun untung sedikit tapi lancar.

Percakapan ini mengingatkan saya pada kasus serupa di Bandung yang santer dibahas di linimasa Twitter beberapa waktu lalu. Seseorang ternyata ditipu oleh temannya sendiri dengan kedok investasi yanag dijanjikan cepat berbuah keuntungan sekian juta dalam waktu singkat. Ternyata itu akal-akalan penipu karena yang dia kerjakan hanyalah menghimpun dana lalu digilir ditransfer ke penyetor dana. Parahnya, orang itu telah mengajak dan meyakinkan teman atau kerabatnya untuk ikut menyetor.

Hanya putar uang

Begitu uang habis karena tak ada lagi korban baru, maka transferan otomatis macet. Penyetor terakhirlah yang dirugikan. Kedoknya di awal seolah punya usaha yang mesti disuntik modal besar padahal nyatanya tak ada bisnis apa pun sama sekali. Hanya sibuk putar uang antarrekening sampai uang habis. Katanya ia menggarap proyek besar yang potensial. Ini memang alasan umum penipuan modus ini.

Akhirnya pelaku lari dan korban hanya gigit jari karena uang amblas. Hati pun ambyar sehabis bergetar. Sungguh tawaran menggoda jika keuntungan besar bisa kita raup dengan cepat. Jumlah dan temponya bisa disebutkan dengan akurat. Itu sesuatu yang too good to be true. Terlalu fantastis alias khayalan belaka. Bahkan deposito pun nilainya fluktuatif.

Mana mungkin uang besar bisa didapatkan begitu cepat dan jumlahnya cukup besar. Itu sama modusnya dengan pelaku penggandaan uang yang agak aneh, pernah terjadi di Bogor. Lazimnya manusia, mereka rakus. Kalau ia bisa menggandakan uang, tentu ia akan memperbanyak untuk dirinya sendiri. Ngapain repot ajak orang kalau bisa memperkaya diri sendiri? Agak absurd bagi saya.

Mobil murah Akulaku

Ada lagi kasus lain yang juga too good to be true. Apa lagi kalau bukan penjualan mobil yang harganya murah banget, ini juga terjadi di Bandung. Komplotan penipu menawarkan mobil dengan harga sangat miring dibanding harga dealer. Saya tak tahu bagaimana logikanya sehingga harga mobil bisa semurah itu. Kalau ada mobil semurah itu, rasanya orang kaya bakal borong deh mobil itu. Betul tidak?

Sejak awal saya menduga itu penipuan dan ternyata betul penipuan. Buat apa menjual murah kalau pelaku bisa memilikinya sendiri untuk kemudian dijual dengan harga pasar? Hukum ekonomi enggak berjalan di sini. Mestinya kalau ada mobil sangat murah (hampir tak masuk akal) dibanding harga umum, mereka akan memborongnya. Lalu dijual dengan penurunan sedikit dari harga pasaran. Betul?

Jangan asal percaya

So when something is too good to be true, then it is too good to be true. Jangan mudah tergiur pada tawaran yang tak masuk akal hanya dengan alasan cuci gudang atau alasan lain yang sulit dinalar. Kecuali buku bekas ya yang senang saya buru di marketplace atauKampoeng Ilmu Surabaya, itu benar-benar rezeki nomplok. Bisa dibaca sendiri atau dijual kembali dengan harga lebih mahal. Kadang penjual tak tahu nilai buku itu.

Jadi, kalau tawaran terdengar sangat indah, membuai, dan gampang banget, periksalah dengan mendalam. Kaji dulu dengan kroscek informasi atau konsultasi dengan teman yang lebih tahu. Banyaklah membaca dan perkaya dengan sumber-sumber yang lain. Google membuka informasi seluas-luasnya.

Yang jelas enak itu semangkuk bakso panas yang pedas. Isi balungan atau beranak, semua lezat. Semoga tak ada yang tertipu ya, BBC Mania? Atau malah ada yang pernah? Silakan bagikan cerita Anda di kolom komentar.

7 Comments

  1. Aku aku akuuuuu! 😀
    Dooh, aku biyen tertipu invest sengon Mas
    Soale sing ngajak (so called) USTADZ, sampe saiki masih blum beres huffttt
    (kejadiannya udah 10 thn silam eniwei)

    Like

    1. Oalah pernah ketipu juga toh. Aku kayaknya ga ngikutin nih ustadz yang dimaksud. Sekarang ada lagi tuh Mbak bisnis obat buat naikin oktan BBM yang pro dan kontra. Ada -ada aja ya 🙂

      Liked by 1 person

  2. Kasian untuk org awam yg msh aja percaya skema Ponzi gini :(. Lgs keblinger pas denger keuntungan 30% tanpa ada resiko. Huuftttt… Keuntungan saham aja ga sampe segitu :D.

    Harusnya orang2 awam ini sadar, ga ada investasi legal apapun yg keuntungan tinggi banget tapi TANPA RESIKO. Kalo udh denger kata2 trakhir itu, percayalah itu cuma scam :). Ga ush didengerin, ga usah digubris. Investasi dengan higher return, sudah pasti diikuti oleh high risk. Itu selalu berpasangan :p

    Liked by 1 person

  3. Dulu pernah ditipu dengan iming-iming investasi. Nanti bisa dapat penghasilan pasif tiap bulan. Karena belum mengerti tentang investasi ditambah yang nipu itu penampilannya bak orang sukses. Sekarang jadi lebih hati-hati sama istilah investasi.

    Liked by 1 person

    1. Wah pernah juga ya tertipu investasi. Pelajaran nih biar kita ga mudah tertipu penampilan fisik dan omongan membual ya. Semakin dewasa semakin banyak pelajaran.

      Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s