Saya Masih Menulis Karena Dari Blog Rezeki Saya Kais

Saya masih menulis di blog hingga sekarang memang salah satunya karena alasan ekonomi. Sungguh di luar dugaan ternyata blog bisa menjadi salah satu sumber utama untuk meraup rezeki. Tepat seperti judul yang saya pilih, saya memanfaatkan blog sebagai pundi-pundi rupiah dan bahkan dolar, hehe.

Sebelum bercerita alasan lengkap mengapa saya terus ngeblog hingga kini, saya ingin menuliskan kilas balik awal mula ngeblog hingga akhirnya menekuni aktivitas blogging sebagai sarana penting untuk mencari nafkah.

Ngeblog suka-suka

Saya mulai ngeblog kira-kira akhir tahun 2006 ketika mengenal platform multiply.com. Seorang rekan kantor lebih dahulu punya blog di sana. Saya sendiri tak berani menyebut diri bloger kala itu karena belum konsisten, hanya menulis sesekali saat ada waktu luang. Yang ditulis pun beragam, sama sekali tak ada seleksi. Kadang seputar pekerjaan, urusan pribadi, dan sering juga sindiran sosial yang masih saja tulis di blog belalang cerewet.

Ketika mengenal blogger.com, saya pun tergoda bikin blog di sana. Tak ada perbedaan signifikan tentang kontennya, hanya beda platform dan layout. Malah ada konten yang dobel: sudah muncul di multiply lalu saya tampilkan lagi di blogspot. Tulisan masih sekenanya, topik dan gaya masih suka-suka.

Karena kesibukan, saya sempat vakum (waktu itu belum kenal kata hiatus) dan tidak ngopeni blog. Sampai suatu hari pada pertengahan 2011 seorang eks-rekan kerja mengompori agar saya kembali ngeblog, kali ini menggunakan platform WordPress gratisan. Dialah Anies Zoothera yang sekarang tak lagi aktif ngeblog karena sibuk jadi happy mom buat dua bidadarinya.

Jatuh cinta pada WP

Platform baru ini ternyata paling cocok dengan saya. WordPress memang sangat memanjakan pengguna. Tampilannya segar, theme atau template gratisnya bagus-bagus, pengoperasiannya mudah tanpa saya harus repot mengurus kode HTML. Berjejaring dengan sesama bloger di platform ini pun sungguh menyenangkan, satu hal yang tidak saya dapatkan di dua platform sebelumnya. Mungkin karena saya belum ketemu komunitas yang cocok saat menggunakan multiply dan blogspot.

Dari blog WP gratisan inilah saya mengenal bloger jadul seperti Nchie Hani, Pakde Cholik, Om NH, Bang Aswi, Lidya Fitrian, Myra Anastasia, Ani Berta, dan beberapa lainnya. Punya blog baru di WP bikin saya semangat update konten karena waktu itu sudah jadi freelancer yang tinggal di rumah. Tapi jelas bukan karena faktor pandemi.

Ikut lomba, banyak kalahnya

Selain menulis konten-konten pribadi, saya mulai sering ikut giveaway dan mini contest yang dihelat sesama narablog. Dari sinilah saya kemudian mengenal komunitas Warung Blogger yang kala itu masih digawangi Om Lozz Akbar dari Jember. Saking semangatnya menulis, saya pun tergoda bikin blog di blogdetik yang kebetulan berbasis WordPress.

Tahun 2011 itu pula saya mulai menjajal lomba-lomba blog berhadiah mentereng, seperti tablet dan BlackBerry smartphone yang waktu itu pamornya masih di atas daun. Namun hingga tahun 2013 hanya kekalahan yang saya reguk. Sungguh pahit karena tak ada kemenangan yang terjadi sesuai harapan hati. Untunglah ada penyelamat yakni lomba menulis book trailer karya Evi Sri Rezeki yang mengganjar saya dengan satu buah Windows Phone.

Pada tahun yang sama memenangkan satu buah Windows Phone lagi dari lomba book review “Labirin Rasa” karya Eka-Sir Situmorang yang diadakan oleh sebuah penerbit. Saya pikir, ternyata blog gratisan pun sudah sangat memuaskan. Saya baru menyadari bahwa banyak hal yang belum saya lakukan untuk bisa menjadi pemenang setelah saya mempelajari karya para jawara.

Tahun 2013 hingga 2015 kegiatan ngeblog semakin semarak. Makin banyak kenalan dan makin banyak rezeki pula, baik dalam bentuk uang maupun ilmu dan pengalaman. Hingga tibalah Agustus 2016 ketika saya mantap membeli domain TLD agar blog terlihat semakin profesional. Alamat blog yang lebih pendek memang memberi kesan bergengsi dibanding alamat blog yang pajang karena ikut platform gratisan.

Blog TLD bikin pede

Sepanjang 2016 semakin aktif menulis dan ikut lomba blog. Ada yang menang, tapi lebih banyak yang kalah. Beberapa tawaran sponsored post alias tulisan berbayar mulai saya terima. Sampai saya pindah ke Lamongan pun blogging tetap saya lakoni bahkan semakin gencar sebab saya memutuskan jadi full-time blogger karena tak banyak peluang yang bisa dikerjakan oleh orang dengan skill seperti saya selain digital marketing dan semacamnya.

Tahun 2018 saya mendapat hadiah berupa domain gratis yang segera saya wujudkan menjadi misterblangkon.com karena kecintaan saya pada bahasa Jawa. Blog ini sengaja saya tulis dalam bahasa Inggris untuk menjangkau pembaca yang lebih luas agar bahasa lokal lestari dan dengan harapan suatu hari bisa saya monetisasi. Ternyata baru di-approve AdSense beberapa bulan lalu. Yang penting sudah usaha, betul?

Tahun 2020, ketika wabah terjadi, saya kembali membeli domain TLD untuk salah satu blog saya. Sama seperti misterblangkon.com, blog baru ini berbasis blogspot sehingga saya butuh pembiasaan karena selama ini terbiasa dengan WordPress. Pembelian hudu.xyz dipicu oleh kemenangan saya pada suatu lomba dan memang sedang ada promosi TLD yang sangat murah.

Tahun 2021, ketika pandemi tak kunjung berhenti, saya putuskan untuk membeli domain baru yakni xibianglala.com yang dikelola oleh Bunda Xi. Belakangan baru saya sadari lumayan juga beternak blog seperti ini. Kesempatan meraup rezeki terbuka lebar, dari bayaran rupiah hingga dolar. Memang sih kerepotan mengisi konten jadi “keasyikan” tersendiri.

Nah, pada tahun ini pula saya punya blog baru lagi yang merupakan pemberian dari sebuah penyedia hosting sebagai bagian dari hadiah lomba. Blog murupo.com terbilang baru dan belum banyak konten. Blog ini berbasis WordPress dengan dukungan hosting premium alias self-hosted. Memang ada kendala saat kita memegang beberapa blog sekaligus. Ini baru yang TLD ya, padahal saya punya beberapa blog gratisan lainnya seperti BCC alias Blog Cuap-Cuap yang berbasis WP.

Mengapa saya masih betah menulis?

Saya betah ngeblog dan terus menulis hingga kini karena beberapa alasan. Ya saya memang ketagihan pada blogging karena NGEBLOG itu memberi saya:

N = Networking; saya tak bisa mungkir bahwa blogging telah memperluas jaringan persahabatan saya dengan orang berbagai pekerjaan atau profesi. Berkat blog saya bisa terkoneksi dengan pihak atau lembaga yang mungkin tak bisa begitu saja diakses seandainya saya bukan pengeblog. Bisa diundang ke instansi yang bergengsi, oh sungguh itu privilese bagi saya yang bukan siapa-siapa.

G = Generosity; saya tak bisa bohong betapa pertemanan di blogosphere ternyata begitu unik. Walau tanpa saling kenal pun kami bisa saling berkirim hadiah berupa barang atau uang. Suatu hari seorang warga WB membutuhkan bantuan karena ia baru saja ditinggal wafat suaminya. Tak butuh waktu lama bagi para bloger untuk menghimpun 10 juta rupiah yang kemudian dipakai untuk membuka toko kelontong. Cerita-cerita kebaikan hati yang terjadi di antara bloger sungguh sangat banyak.

E = Economy; ini alasan yang tak perlu diperjelas. Kini blog makin bisa diandalkan sebagai pendulang rezeki dengan semakin canggihnya teknologi informasi. Karena setiap tangan punya gawai, maka potensi memetik keuntungan lewat blog semakin terbuka. Ini pula yang saya rasakan dengan menekuni blogging sebagai aktivitas utama untuk cari cuan saat pulang dari perantauan dan tidak mungkin bekerja kantoran.

B = Bounce back; saya kadang dilanda perasaan insecure, rasa galau akibat tak mampu selalu memenuhi ekspektasi sosial. Perbedaan konsep pendidikan atau cara parenting, termasuk soal gaya mencari duit bisa meninggalkan kecamuk dalam jiwa. Nah, blogging selama ini membuat saya bounce back, pulih dan merasa merdeka dari keterkungkungan dunia nyata yang cenderung menghendaki hal-hal maisntream. Menjadi bloger adalah obat mujarab untuk merasa sehat jiwa dan raga sebagai terkandung dalam pengertian bounce back.

L = Luck; ngeblog membuat saya memahami sesuatu yaitu bahwa keberuntungan (luck) ternyata bisa direncanakan atau disusun. Aktivitas blogging mengajarkan konsistensi dan anjuran untuk memperbaiki mutu: kualitas tulisan maupun penulisnya. Untuk bisa menembus Page One di Google, misalnya, kita mesti melakukan serangkaian cara terukur agar bisa mendulang trafik dan mendatangkan keuntungan. Itulah yang saya sebut luck building. Kita harus mau bekerja keras terlebih dahulu jika ingin menemukan keberuntungan, tidak cukup dengan berdoa. Sama dengan ketika kita menghendaki pasangan yang hebat, maka kita mesti menyiapkan diri jadi hebat dulu.

O = Opportunity; rasanya semua bloger akan setuju jika saya bilang blogging membuka banyak peluang dan pintu menuju berbagai kemungkinan. Ada yang bertemu jodoh lewat blogging, ada yang bisa punya mobil gratis hanya dengan sebuah tulisan di blog, ada yang bisa berangkat haji atau umrah berkat artikel di blog, dan masih banyak peluang lain yang nyaris tak terbatas jika kita serius dan bekerja keras. Saya ingat seorang teman yang berkali-kali berterima kasih kepada saya hanya karena ia merasa saya dorong untuk mengirimkan tulisan pada suatu lomba. Tulisannya jadi pemenang dan ia menyadari bahwa dengan menulis di blog secara tuntas ia sudah membuka pintu ajaib bernama peluang dibanding saat ia berpangku tangan.

G = Gratitude; yang paling asyik dari kegiatan ngeblog adalah waktu yang fleksibel dan jarak tak perlu jadi kendala untuk mengakses pengalaman baru dan mendulang rezeki bahkan dari negeri yang jauh. Sebagai contoh, dua bulan belakangan ini banyak bloger menerima job dari luar negeri dengan upah ratusan dolar hanya dengan satu artikel saja. Artikelnya un bisa dikerjakan dalam waktu singkat jika serius. bayangkan jika seorang bloger punya blog banyak dan pekerjaan itu kontinu ada, berapa angka yang didapatnya? Bandingkan dengan kuli panggul yang harus berpanas dan bercapek ria meski upahnya tak seberapa.

Semua fakta ini harus membuka cakrawala bersyukur kita. Dengan berbagai kemajuan teknologi, kita bersyukur masih diberi kesempatan untuk menjadi bagian di dalamnya. Tak perlu meninggalkan rumah saat pandemi, tak harus berdesakan di kereta komuter untuk bisa dapat rezeki, tak harus kehujanan demi mengais rupiah, dan seterusnya. Jika manajemen waktu bagus, bloger bisa bersua dan bersantai bersama keluarga dengan mudah dan tetap dialiri penghasilan jutaan rupiah.

Sepertinya itulah yang melandasi kebahagiaan seorang bloger: rasa syukur untuk bisa menerima kenyataan bahwa kita bisa memberikan andil walau tanpa menampakkan diri–berbeda dengan selebgram atau Youtuber misalnya yang harus memunculkan wajah saat syuting. Bloger bekerja di balik layar, tanpa harus selalu menyingkap identitasnya, tapi energi tulisannya berpijar di mana-mana.

Saya ingin menjaga pijar itu, sekuat yang saya bisa. Bukan karena keuntungan ekonomi semata, tapi lantaran menulis menjadi identitas dan membentuk personalitas tanpa perlu pengakuan atau penghargaan siapa-siapa. Selamat Hari Bloger Nasional, BBC-Mania! Walau telat, tetap semangat ya, yang pentingnya angpaunya bisa terus mendarat, eh….

Advertisement

16 Comments

  1. Banyak juga blognya Mas Rudi. Setuju bahwa wordpress adalah platform blogging yang paling mudah digunakan. Berjejaringnya juga paling enak

    Karena sudah menemukan passionnya di dunia blogging, selamat ya. Saya aja nih yang masih naik turun semangat ngontent-nya 😄

    Liked by 2 people

    1. Alhamdulillah, Uni. Naik turun sih pasti ada, tapi ya gimana lagi, sudah hobi dan disukai ya akhirnya mencoba selalu menikmatinya. Ah, Uni Evi masih telaten kok perbarui konten blog, terutama cerita pelesiran yang menyenangkan. Terima kasih. 🙂

      Like

  2. Dan saya salah satu yang berterima kasih sama mas Rudi karena tahun kemarin saya bisa menjadi salah satu pemenang Anugerah Pewarta Astra, mas Rudi yang nyolek saya di Twitter, disitulah kekuatan mulai saya himpun.
    Alhamdulillah karena blog pula saya bisa kenal mas Rudi, dan nggak nyangka perjalanan ngelombanya ternyata begitu berliku. Yang saya tau menang menang nya mas Rudi aja hehe. Ternyata emang kudu kerja keras untuk menjemput rezeki ya. Terimakasih atas inspirasinya.
    Selamat hari Bloger Nasional 2021. Semoga mas Rudi sekeluarga sehat selalu dan dilancarkan ngeblognya.

    Btw Mas, aku ajarin dapat dollar dong 😀

    Liked by 2 people

    1. Ah, itu kan karena Septi yang berani beraksi dan dan membuktikan diri bisa mencetak prestasi. Selalu kutekankan juga kepada Rumi bahwa keajaiban hal-hal itu sering kali terletak pada keberanian mencoba. Sebab dengan mencoba kita sudah membuka peluang tak terbayangkan. Bukan hanya Anugerah Pewarta Astra kan, Septi juga menang di lomba blog Keluarga yang dihelat Kemendikbud. Yuk gaskuen, belajar terus, biar makin mantul!

      Like

  3. Selamat hari blogger Mas, maafkan kalau telat ngucapin, soalnya tahun ini hari blogger nasionalnya datang lebih awal (halah…alesan).

    Anyway mas, menjadi full time blogger juga menjadi salah satu wishlist & doa saya beberapa bulan ini. Selain karena menulis adalah passion saya, juga seperti yang Mas Rudi sampaikan, bisa menjemput rejeki tanpa meninggalkan anak istri.

    Namun saya sadar, segala sesuatu pasti perlu kerja keras dan kerja cerdas (anyway, jadi cerdas juga perlu kerja keras loh). Boleh share nggak, sebagai orang yang sudah menjalani lebih dulu menjadi FT Blogger, apa aja sih kerja keras yg harus dilakukan dan dijalani blogger?

    Thanks Mas.

    Liked by 2 people

    1. Maaf juga Mas Prim karena telat merespons. Sibuk ini dan itu di dunia nyata, jadi baru sempat balas. Setuju banget, Mas, bekerja cerdas juga menuntut kerja keras dalam pengertian ada usaha-usaha tidak biasa yang mengerahkan ketahanan fisik juga. Insyaallah nanti saya tuliskan secara terpisah tentang langkah atau pola kerja keras sebagai full-time blogger sebagaimana yang saya jalani.

      Liked by 1 person

  4. Pak gimana caranya biar terus semangat menulis dan menghasilkan pundi² dari blog, dengan keterbatasan platformnya yg masih gratis

    Like

    1. Kalau ditanya bagaimana biar semangat menulis terus, jawaban menurut saya adalah banyak membaca baik buku maupun sumber-sumber lain termasuk konten-konten digital sebagai inspirasi. Pilih topik atau niche yang kita kuasai sehingga kita menikmati proses menuliskannya di blog tersebut. Kalau platform blog masih gratisan, jalan ninja yang paling mungkin adalah rajin ikut lomba yang tidak mensyaratkan blog ber-TLD, insyaallah lama-lama ketemu jalan rezekinya. Selamat mencoba dan tetap semangat!

      Liked by 1 person

  5. Indah sekali membaca pengalaman mas Rudi yang ternyata sudah jadi full-time blogger sejak lama. Saya justru malah lagi males banget nulis. Moga bisa dapat ilmu dari blog belalang cerewet ini, hehehehe

    Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s