Belakangan ini santer beredar kabar akan ditutupnya sekolah menengah kejuruan atau SMK yang disebut-sebut menyumbangkan pengangguran yang cukup tinggi. Mungkin ada memang anak-anak SMK yang tidak melanjutkan kuliah dan tidak kunjung bekerja pascalulus sehingga menambah angka pengangguran. Saya pribadi tak setuju dengan wacana ditutupnya SMK jika itu memang benar-benar akan dilakukan.
Saya mengenal beberapa orang yang terbukti piawai bekerja di bidangnya—dalam hal ini di bengkel motor yang bermutu dan menjadi langganan banyak orang. Jurusan tertentu dalam SMK mungkin tidak produktif, tetapi bukan alasan SMK untuk ditutup sebab jurusan-jurusan lain masih cukup efektif dalam melahirkan lulusan yang terampil dalam bursa kerja.
Omong-omong soal pekerjaan, saya ingin menuliskan empat kiat menjual diri kepada perusahaan agar mereka mau melihat dan terpikat dengan profil kita. Dalam melamar untuk sebuah posisi atau sebuah proyek di perusahaan, tak perlu kita membual atau membesar-besarkan kompetensi. Jujur apa adanya selalu lebih menyenangkan dan menguntungkan. Kalau punya empat hal berikut, potensi untuk direkrut sebagai pegawai akan jauh lebih besar.
1 – tunjukkan portofolio
Perusahaan tentu mencari calon karyawan atau pegawai yang kompeten agar mumpuni dalam tugas yang akan diemban nanti. Hal pertama yang akan diperhatikan adalah kualifikasi sesuai bidang keahlian atau keilmuan. Jadi dalam menyusun lamaran atau dalam wawancara, usahakan untuk menunjukkan portofolio yang mencerminkan profesionalitas kita. Kecakapan dalam menyelesaikan masalah atau menuntaskan tugas-tugas sulit di masa lalu akan sangat membantu.
2 – skill tambahan
Jika kita punya nilai tambah, perusahaan akan semakin menyukainya. Sebut saja bahasa asing. Kini perusahaan tak hanya mensyaratkan penguasaan bahasa Inggris aktif maupun pasif, tetapi kemampuan berkomunikasi dalam bahasa lain juga punya nilai lebih karena akan berdampak pada kemajuan perusahaan dalam pengertian seluas-luasnya. Keterampilan menulis juga tak bisa dipandang sebelah mata. Dalam sebuah acara, Sigit kepala HRD Semen Indonesia pernah menuturkan bahwa mereka pun menyeleksi kandidat karyawan lewat media sosial, juga apakah si pelamar punya blog ataukah pernah menulis di media massa. Hal-hal di luar syarat kualifikasi tersebut malah bisa mendongkrak peluang diterima.

3 – kontribusi sosial
Jiwa sosial dan kemanusiaan yang tinggi sangat mungkin menjadi poin plus bagi seorang pelamar agar direkrut sebagai pegawai dalam sebuah perusahaan. Orang-orang yang terlatih dan terbiasa aktif dalam kegiatan sosial akan punya kepekaan yang tinggi juga kepedulian terhadap produktivitas perusahaan. Mereka tak melulu bekerja demi uang atau bayaran semata, melainkan terdorong oleh rasa cinta pada pekerjaan yang dianggap sebagai pengabdian. Intinya, kontribusi positif bagi masyarakat—sekecil apa pun—akan sangat berarti untuk membantu kita tampak menawan di mata tim perekrutan.
4 – networking
Perusahaan apa pun, entah produknya berupa barang atau jasa, akan diuntungkan dengan luasnya jaringan demi mendorong pasar yang potensial. Jika seorang pelamar punya banyak kenalan dan lingkup pergaulan yang relevan dengan bidang yang akan dia geluti dalam pekerjaan di perusahaan itu, besar kemungkinan tim perekrutan akan memilihnya sebagai pegawai. Perusahaan penerbitan, misalnya, akan sangat beruntung jika ada pelamar pada posisi editor yang punya jaringan penulis atau pekerja kreatif yang luas. Basis pelanggan dan pasar bisa terbantu dari network yang dimiliki calon pegawai.
Lebih dari itu, yang tak kalah penting dari semuanya adalah pengalaman. Tak hanya pengalaman secara profesional mengenai posisi yang sedang diincar, tetapi pengalaman berorganisasi atau aktivitas sosial kemasyarakatan pun sangat positif dalam memperbesar peluang diterima bekerja di sebuah perusahaan. Perusahaan akan bangga dan diuntungkan punya karyawan yang multibakat dan kaya pengalaman sehingga tak gampang menyerah saat memperjuangkan masa depan perusahaan.
saya pribadi juga kurang setuju kalo smk dibubarkan, bukan karena sekolah penyumbang pengangguran tetapi sekolah kurikulum tidak relevan dengan permintaan pasar dan inovasi kurang. seharusnya skill yang di butuh kan pasar jadi prioritas pelajar di sekolah ditambah dengan kreatif siswa untuk berwirausaha.
LikeLike
Betul, harus dikaji ulang mana jurusan yang tidak sinkron dengan kebutuhan pasar. SMK masih dibutuhkan sebagai opsi agar anak-anak punya keterampilan praktis.
LikeLike
Ikhhh kok aku gemes sih ama santer anak smk menambah jumlah pengangguran. Kenapa lihatnya harus smk toh anak SMA juga kalau belum bekerja juga menambah pengangguran kan. Bukannya sma dan smk sama aja, kenapa harus menyalahkan SMK hihihi. Sebel deh ama santer yg bgtu. Jangan kan SMK yang lulusan sarjana aja banyak pengangguran apalagi lulusan SMK atau SMA ya.
Malah menurut aku konsep SMK itu seharusnya anak bisa bersekolah sesuai passion anak ya. Ngomong2 saya setuju dengan mas tulis di atas kita hrus tunjukin hal di atas biar perusahaan tertarik. Jdi kita punya sesuatu yang lbh juga yg bsa kita tunjukkan pada mereka
LikeLike
Iya,, Mbak. Lulusan SMK justru lebih terampil dan cepat diserap pasar kerja. Kalau ada pengangguran dari SMK, perlu dievaluasi jurusan atau ketidaksinkrononan program yang dijalanan.
LikeLike