Menjelang Hari Raya Iduladha begini biasanya akan ramai kembali seputar penggunaan plastik sebagai kemasan daging yang akan didistribusikan kepada penerima yang berhak. Masalah bisa semakin sengit jika plastik yang dipakai adalah plastik kresek hasil daur ulang yang sangat berbahay untuk makanan. Solusinya, kita bisa manfaatkan daun jati atau besek anyaman bambu sebagaimana dipakai oleh NBC (Nasi Bungkus Community) Lamongan.
Permasalahan plastik yang sudah menjadi sampah memang terus memanas dan tak kunjung terselesaikan. Perdebatan seputar pengurangan penggunaan plastik pun tak jarang berakhir tanpa konklusi menguntungkan. Harus diakui polutan berupa plastik memang masalah besar karena ia tak mudah diuraikan di alam. Para peneliti memperkirakan bahwa plastik butuh waktu mulai 500 hingga 5.000 tahun untuk bisa terurai dengan sempurna di bumi. Demikian penuturan Morgan Vague, salah satu peneliti dari Houston, Texas dalam sebuah podcast yang saya dengarkan di TED Talk.

Plastik melebihi ikan di laut
Manusia kini menghasilkan sekitar 300 juta ton plastik baru setiap tahun. Sayangnya, hanya 9% dari plastik itu yang bisa diserap dalam proses daur ulang. Pada tahun 2050 diperkirakan jumlah plastik di lautan akan melebihi jumlah ikan. Bukankah mengerikan seandainya itu benar terjadi, BBC Mania?
Bersama seorang pakar mikrobiologi Jay Mellies, Morgan Vague menjelaskan hasil penelitiannya yang mencengangkan. Temuannya mengungkap bahwa ternyata ada bakteri yang telah berevolusi sehingga memiliki kemampuan untuk memakan plastik jenis PET. Hal ini disinyalir dapat membantu kita menyelesaikan problem sampah plastik yang terus menggunung menjadi polusi membahayakan.
Morgan memaklumi kenapa plastik dipilih orang dibanding bahan lain. Harga plastik murah, bersifat tahan lama, bisa dibentuk, dan bisa ditemukan di mana saja. Namun apa daya sampah plastik dunia selama ini belum terserap ke alam seutuhnya sehingga menimbulkan masalah baru di belahan dunia mana pun. Kabar baiknya, bakteri yang ditemukan Morgan mampu mencerna plastik PET yang menjadi bahan utama di botol-botol kemasan air mineral yang saat ini produksinya mencapai 1 juta per menit. Ngeri kan kalau tak terkendali?
Bakteri pemakan plastik
Di Bumi setidaknya ada 5 juta triliun triliun bakteri. Bayangkan betapa banyak jumlah mereka: 5.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000. Bakteri yang diteliti memiliki enzim khusus bernama lipase yang mengubah plastik PET yang kuat dan besar menjadi lebih kecil dan santapan lezat bagi para bakteri itu. kendalanya adalah proses tersebut berjalan alami dan sangat lama. Oleh sebab itu, plastik PET disinari sinar UV terlebih dahulu untuk melunakkan plastik sehingga bakteri cepat mengonsumsinya.

Langkah 3 R yakni reduce, reuse, dan recycle tetaplah penting walau tidak bisa menyelesaikan problem sampah plastik yang sudah kronis. Temuan Morgan dan Mellies bisa menjadi terobosan dan diharapkan bisa diproduksi dalam skala industri sehingga kelak akan berdiri kantong-kantong sampah di trotoar yang di siap mencerna sampah plastik akibat keberadaan bakteri tersebut. Butuh kerja keras dan kepedulian untuk bisa mewujudkan hal itu.
Apakah BBC Mania punya kiat untuk mengurangi sampah plastik? Bagikan dong di kolom komentar.
Wah menarik nih. Kadang ngerasa sampai hampir putus asa ya menghadapi sampah plastik ini. Masyarakat disuruh mengurangi pun susaaah. Pemerintah pun sepertinya tidak terlalu serius mengangulanginya. Skedar himbauan2 tanpa sanksi yang tegas. Bakteri ini bisa jadi solusi setelah upaya 3R yang kita lakukan. Mudah2an beneran bisa dikembangkan ya penelitiannya. Dan bisa diterapkan di seluruh dunia.
LikeLike
Iya, Mbak. Semoga jadi solusi efektif ya karena banyak orang rupanya belum sadar soal kebersihan dan keberlajutan lingkungan hidup kita lewat kepedulian sampah plastik.
LikeLike