Suatu hari, menjelang Zuhur saya sempat beradu kata dengan seorang ibu penjual kue gara-gara dua buah donat selepas menjemput si sulung dari sekolah. Dengan sopan saya menolak plastik kresek sebagai bungkus donat itu sedangkan dia mengotot sebab menganggap tak sopan membiarkan barang dagangan dijual tanpa kresek. Saya berdalih donat yang sudah dikemas plastik tipis itu bisa kami masukkan ke tas ransel Rumi. Meski keberatan, dia akhirnya merelakan saya pergi.
Sejak saat itu saya selalu tunjukkan tote bag saat belanja di lapaknya. Sebagai kontribusi kecil terhadap gaya hidup #zerowaste, sebisa mungkin kami mengurangi penggunaan plastik kresek sebagaimana tampak dalam foto berikut. Reduce, reuse, recycle gitu deh, BBC Mania!
Kurangi plastik
Inilah sejumlah tote bag yang menemani kami setiap hari agar lebih bersahabat dengan lingkungan.
- Gbr 1: tas itu kami dapatkan secara cuma-cuma dari Jeni sewaktu kami masih aktif di Bernas Bogor dulu. Kak Jeni mengembalikan sebuah container plastik yang sebelumnya kami isi spaghetti untuk disantap bersama dalam sebuah acara.
- Gbr 2: tas dari sekolah si sulung saat mendaftar sekolah dasar; tasnya lumayan besar jadi bisa muat barang banyak
- Gbr 3: hadiah kontes blog dari penerbit
- Gbr 4: suvenir pernikahan
- Gbr 5: hadiah kontes book review dari penerbit yang jadi favorit kami karena bahannya bagus dan ukurannya pas
- Gbr 6: tumpukan plastik kresek yang keburu dikasih penjual atau pas belanja tapi lupa bawa tote bag/tas ransel. Selain untuk belanja lagi, kresek-kresek ini biasanya kami manfaatkan untuk menghimpun sampah agar mudah diangkut oleh tukang sampah. Bisa pula kami pakai untuk mewadahi jajan kering atau buah untuk diberikan kepada sanak saudara.
- Gbr 7: suvenir pernikahan
- Gbr 8: hadiah kontes blog Warung Blogger
Tas-tas ini kami simpan dalam tas rajut hadiah giveaway yang dihelat seorang kawan bloger tiga tahun lalu. Nah, notebook yang ada di bawah kaca pembesar itu adalah bonus dari sebuah acara blogging sebagaimana terbaca pada sampulnya. Sedangkan novel yang memuncaki plastik kresek itu adalah properti perpustakaan daerah yang selama ini jadi solusi baca buku gratis tanpa harus beli. Cara ini efektif untuk mengurangi pemakaian kertas dibanding harus membeli buku baru. Tetap tambah ilmu tapi hemat, mau? 😃
Manfaatkan struk
Benda yang cepat menumpuk di rumah adalah struk bekas. Demi melayani hobi si bungsu yang doyan gambar truk dan mesin berat, kami sengaja menyediakan aneka struk, juga kuitansi & kertas resi, sebagai media menggambar. Bukan pelit bukan tak sayang anak, sebab berapa kali kami belikan kertas gambar dan buku khusus sketsa, tak butuh waktu lama dia menghabiskannya. Alih-alih beli kertas khusus lagi dan lagi, mengoptimalkan bahan yang ada rupanya efektif. Gambar karyanya sering tak tuntas, maka berlatih tak perlu media yang mahal.
Jadi selain hemat, ini bisa berkontribusi pd gerakan #zerowaste dengan meminimalisasi penebangan pohon. Meski zero, bukan berarti nirsampah atau sama sekali tanpa sampah. Kami memahaminya sebagai langkah untuk mengurangi pemakaian benda benda yang segera berpotensi jadi sampah. Jadi memanfaatkan kembali “sampah” yang sudah ada lebih eco-friendly ketimbang membeli baru walau kita mampu.
Seperti struk belanja dan struk ATM. Minimarket di sini masih mencetak struk, begitu juga dengan mesin ATM yang otomatis merilis struk tanpa ada pilihan nonstruk seperti mesin ATM di Bogor dulu. Walhasil, aneka struk akhirnya menumpuk di meja kerja tak jauh dari laptop. Banyak sekali fungsinya terutama bagi saya yang pelupa.
enam keuntungan
Pertama, untuk mencatat deadline lalu ditempel di papan. Kedua, mendata pemasukan dari freelance job apa saja. Ketiga, menulis ide apa saja yang terlintas karena selama ini saya memang tak pernah sengaja membeli notebook atau buku khusus utk corat-coret. Kalaupun ada, itu saya dapatkan dari event atau hadiah blog contest. Keempat, mencatat username dan password akun-akun penting. Maklum, pelupa hehe.
Kelima, mencatat jadwal acara atau jadi semacam daily planner untuk melakukan sesuatu secara spontan atau agenda tak teratur. Misalnya daftar belanjaan atau jadwal acara kondangan yang tak terduga. Keenam, kadang si bungsu terpaksa menggambar di kertas imut itu kalau stok lain (kuitansi) habis. Ketujuh, jadi pembatas buku darurat pas lagi seru baca tapi harus jeda. Set! Langsung sambar struk dan masukin ke dalam buku.
Ke mana pun pergi, tas enteng aja karena isinya cuma lembaran kecil struk. Mungkin jadi enggak praktis, tapi jelas lebih ekonomis. Itulah dua cara kami ikut #zerowaste agar bisa dicontoh oleh anak-anak. Mereka mulai peduli lingkungan sejak dini. Bagaimana dengan BBC Mania, punya cara atau kebiasaan lain?
Samaa… aku juga pernah di “ngototin ” sama penjual kala menolak bungkus plastik .
” masuk tas aja buk …” sambil buka ransel.
” berserakan nanti ,”
-_-
LikeLike
Haha, begitulah realitas di sekitar kita.
LikeLike