Kontribusi JNE untuk Memajukan Negeri

“Emang JNE selama ini paling aku prioritasin,” ujar M. Eddy Firdaus ketika saya tanya jasa ekspedisi apa yang ia andalkan untuk mengirim barang ke konsumen. “Terutama sejak ada COD-nya,” tegas pria yang akrab disapa Edo ini dengan kegembiraan.

Edo adalah pengusaha sarung batik asal Pekalongan yang bersyukur sebab usahanya bisa bertahan selama pandemi. Usaha yang ia rintis saat pandemi kini masih eksis dan punya banyak pembeli yang loyal. Dengan mengangkat jenama Sarung Tentrem, Edo dan timnya fokus pada digital marketing lantaran lebih praktis dan terjangkau. Materi promosi yang diunggah di Instagram dan Facebook terbukti efektif karena mampu menghasilkan 90% order secara online, dengan 70% di antaranya berasal dari website resminya.

COD JNE dongkrak omzet UMKM

Di website Sarung Tentrem pembeli yang bertransaksi akan diarahkan untuk memilih jasa ekspedisi sesuai pilihan, tapi Edo sendiri lebih menyukai JNE karena paket dijemput dan menawarkan fitur COD. Dengan layanan ini, pembeli tinggal bayar barang plus ongkir ketika barang sampai di tangan.

“Banget!” jawab Edo singkat dan mantap saat saya tanyakan apakah fitur COD turut mendongkrak penjualan sarung batiknya. Walau tidak menyebutkan angka yang pasti, tapi jawaban Edo menyiratkan optimisme dan kepuasan.

Fitur COD dari JNE ini memang sangat menguntungkan para pelaku UMKM. Layanan pick-up membuat pebisnis hemat waktu dan biaya. Selain itu, kelonggaran pembayaran sampai pesanan diterima pembeli menjadi nilai plus sebab pembeli bisa menggunakan uang yang ada untuk kebutuhan primer sambil menunggu pemasukan lain.

Edo hanyalah satu dari sekian pegiat UMKM yang diuntungkan oleh layanan JNE. Sebagai perusahaan logistik terkemuka di Indonesia, JNE memang tahu apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Bukan cuma layanan atau fitur, JNE juga rajin menghelat GOLL…ABORASI ONLINE dengan tujuan membantu UMKM agar bisa naik kelas lewat pelatihan pemasaran atau business sharing.

Saya sendiri mengenal JNE sejak 2010 ketika saya berjualan buku di Bogor dulu. Buku-buku murah saya dapatkan dari penerbit langsung atau dengan harga diskonan di pameran buku. Saya tawarkan kepada teman dengan harga yang masih terjangkau. Pengiriman tentu saja menggunakan jasa JNE yakni gerai langganan di daerah Pakuan.

Kontribusi JNE untuk pendidikan

Kiprah positif JNE baru saya ketahui belakangan saat saya pindah dan menetap di Lamongan. Rupanya JNE telah lama mengadopsi nilai-nilai kasih sayang sebagai pilar usahanya. Bukan melulu cari untung, tapi ada value yang diangkat demi peningkatan dan kemajuan manusia lainnya.

Kesadaran itu saya dapatkan dari pertemuan dengan Djohari Zein awal 2019 yang merupakan anugerah. Salah satu pesannya yang saya ingat adalah mengenai pemberdayaan lewat kalimat yang mengakhiri presentasi:

If you know ‘how’, do your best. If you know ‘why’, empower others.

Tak heran jika Pak Djo memberikan respons yang positif ketika saya mengulurkan satu kantong kopi ekselsa. Beliau bahkan mengenalkan saya pada Omigayo, pusat camilan & oleh-oleh khas Nusantara yang bisa membantu promosi lebih luas dan gampang.

Pemberdayaan telah menjadi core value JNE sebagaimana tecermin dalam semangat berbagi, memberi, dan menyantuni. Ketika awal merintis JNE, Djo berkomitmen untuk punya bisnis yang menjadi tuan di negeri sendiri sebab sebelumnya ia berkongsi dengan pemodal asal Singapura dalam usaha logistik.

Atas ajakan pemilik TIKI saat itu, Soeprapto Suparno, Djo pun menggarap JNE yang kini menjadi ekspedisi andal di Tanah Air, salah satunya berkat paket YES (Yakin Esok Sampai) yang sangat fenomenal sebagai pionir layanan sehari sampai.

Sejak saat itu, JNE makin moncer sebagai jasa logistik terkemuka yang kondang dengan tagline “Connecting Happiness”. Kebahagiaan bukan hanya diberikan kepada konsumen dalam bentuk JLC atau JNE Loyalty Card, tetapi juga bagi para karyawan juga masyarakat luas.

Belum lama ini JNE mengumumkan sumbangan dalam bentuk beasiswa kepada sekolah inklusi, yakni SMK Bakti Karya Parigi yang ada di Ciamis. Para siswa multikultural ini sangat gembira bisa menghadiri undangan silaturahmi yang diadakan di Ballroom kantor JNE Jl. Tomang Raya 11, Jakarta Barat pada Selasa, 19 Juli 2022 lalu. Selain office tour, mereka juga diajak berkenalan dengan para petinggi JNE.

Kontribusi JNE dalam bidang pendidikan sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1990, demikian menurut penuturan Fuad Rofiq, Head of Sales Marketing JNE Cabang Kupang. Tahun ini JNE Kupang menyalurkan bantuan perdana kepada seorang anak berkebutuhan khusus bernama Sefri Gregorius Banu yang ada di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selain Sefri, bantuan pendidikan juga diberikan kepada kedua adiknya yang saat ini masih belajar di TK dan bangku SD dengan total donasi senilai 10 juta rupiah. Dana ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk membantu biaya pendidikan mereka sesuai kebutuhan.

Adapun para karyawan JNE yang telah memenuhi syarat juga mendapatkan penghargaan. Mereka dipilih untuk diberangkatkan umrah ke Mekah atau melakukan perjalanan religi ke Tanah Suci masing-masing sesuai dengan keyakinan.

Utamakan husnuzan

Maka saya tenang saja ketika isu penimbunan beras sembako menimpa JNE. Alih-alih ikut menghujat seperti warganet lain, apalagi membawa masalah ini ke ranah politik, saya lebih baik menunggu hasil penyelidikan. Toh JNE sudah memberikan keterangan bahwa penimbunan itu sudah melalui kesepakatan bersama kedua pihak dan JNE telah memberikan penggantian sesuai kapasitas yang sepadan.

Saya teringat salah satu resep sukses usaha dari Pak Djohari Zein, yaitu husnuzan. Dalam berbisnis, jika ingin berhasil, maka kedepankan sikap husnuzan, baik kepada orang lain dan terutama kepada Tuhan. Orang yang suuzan akan menciptakan dunia yang terkungkung, termasuk membatasi potensi rezeki atau peluang yang bisa ia dapatkan.

Saya berbaik sangka bahwa dengan kiprah dan rekam JNE yang baik, perusahaan ini tentu ingin dan selalu berkomitmen memajukan negeri tercinta, baik secara ekonomi maupun pendidikan. Jadi tidak perlu menarik ke konteks politik atau sentimen agama yang hanya akan merugikan kita semua. Lebih baik segala konsentrasi kita arahkan untuk pemulihan ekonomi pascapandemi.

4 Comments

  1. Owner JNE ini salah satu sosok yang memberi inspirasi sekaligus motivasi. Ikut senang dengan perkembangan JNE hingga saat ini. Meski dikepung jenama-jenama baru di bidang serupa, tetap dapat berdiri tegak dan bahkan masih terhitung memimpin pasar.

    Liked by 1 person

    1. Sepakat, Mas. JNE bisa eksis sampai sekarang. Ada yang bilang selain inovasi juga karena doa anak yatim yang sejak dulu disantuni katanya. Semoga bisa jadi tuan di negeri sendiri.

      Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s