SAYA TAK PERNAH menyangka akan mengandalkan pekerjaan online sebagai ladang pendulang cuan. Semua berawal dari tahun 2016 ketika saya putuskan membeli domain TLD agar blog tampak profesional tanpa embel-embel wordpress gratisan. Ketika pindah ke kampung halaman setahun kemudian, ternyata keputusan itu tepat saya ambil sebab banyak peluang dari menulis di blog ini sebagai pemasok pendapatan.
Selain blog, media sosial (medsos) juga menjadi lahan alternatif penyumbang rezeki. Instagram dan Twitter turut berkontribusi dalam mengepulkan dapur kami sekeluarga, alhamdulillah. Bukan bicara soal jumlah ya, setidaknya kami bisa bertahan di daerah, itu hal yang sangat kami syukuri. Apalagi bisa tinggal berdekatan dengan ibu, itu sungguh anugerah istimewa, plus tetap meraup cuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Internet kencang, semua senang
Asal ada jaringan internet, saya bisa mengerjakan banyak hal. Mulai dari ngeblog, memproduksi konten untuk medsos, hingga mengunggah video pendek di Youtube—semuanya dimudahkan berkat koneksi internet yang mumpuni. Namun kalau ditakar, porsi terbesar adalah blogging karena menulis memang passion saya.
Dari semula hanya satu blog TLD, saya kini mengelola setidaknya tiga blog berbayar dan empat blog berbasis UGC yakni Kompasiana, Kumparan, Retizen, dan Indonesiana. Setiap kanal menawarkan peluang masing-masing sehingga saya mesti rajin meng-update tulisan. Begitulah pekerjaan saya sehari-hari: menulis dan menulis, baik memperbarui konten maupun menulis untuk berpartisipasi dalam lomba.
Internet kencang juga dibutuhkan anak-anak dan istri. Selain untuk bermain game, anak-anak memanfaatkan koneksi internet untuk mengasah hobi mereka dalam menggambar. Si sulung gemar menggambar komik sedangkan adiknya suka mengeksplorasi aneka kendaraan di Youtube maupun Reels yang semuanya butuh akses internet cepat. Sementara istri pakai internet untuk mengisi blognya dan menonton video memasak di Youtube, juga membaca buku secara daring.
Smartphone panas, baterai tandas
Selama mengakses intenet, si sulung menggunakan ponsel pintar lungsuran bundanya. Paket data sengaja kami pilihkan untuk chat WhatsApp saja untuk membatasi aktivitas di dunia maya saat dia berada di luar rumah. Adapun si bungsu memakai tablet yang masih 3G, yang artinya ia butuh koneksi internet dari sumber lain saat ingin menjelajah dunia maya.
Di sinilah peran penting smartphone saya dan bunda mereka. Saat ada di rumah, saya biasanya menyalakan hotspot sehingga mereka bisa memanfaatkan WiFi secara leluasa. Si bungsu kegirangan sebab bisa menonton ulasan bus dan kereta favoritnya. Kakaknya akan khusyuk menonton klip bola atau main game bola yang belakangan ia gandrungi.
Pada saat yang sama, saya sendiri tengah ngeblog di laptop juga mengandalkan tethering dari ponsel tersebut. Malah kalau kuota Bunda Xi sedang sekarat, dia nebeng juga di jaringan hape saya. Maka bukan hal aneh jika sewaktu-waktu koneksi WiFi mendadak putus lantaran smartphone saya kepanasan. Internet di laptop saya pun mati dan seketika membuyarkan konsentrasi.
Yang bikin kesal lagi adalah baterai smartphone tentu saja berkurang sangat drastis akibat pancaran WiFi ke beberapa device sekaligus. Saya jadi harus sering mengecas padahal itu tak bagus buat masa depan baterai. Belum lagi kalau saya mau keluar rumah, wah repot banget kalau persentase daya minimal gara-gara dipakai internetan rame-rame.
Modem portabel, solusi internet bandel
Sebenarnya saya pernah mempetimbangkan berlangganan WiFi rumah. Namun, rencana itu kami urungkan sebab saat itu belum ada layanan yang masuk ke kompleks perumahan kami yang masih terbilang baru. Ketika akhirnya paket WiFi mulai ditawarkan ke rumah-rumah, saya mendadak berubah pikiran.
Pada hemat saya, memasang WiFi rumah malah terkesan boros karena harga langganan dipatok sekian ratus ribu sementara kami belum tentu menggunakannya saat sedang menginap di rumah ibu atau pas bepergian ke luar kota. Sayang dong layanan enggak maksimal saya manfaatkan?
Selain itu, WiFi rumah tidak bisa jadi penyelamat di saat darurat. Misalnya saat kami berada di luar lalu butuh koneksi internet mendadak padahal jauh dari jaringan WiFi, maka modem portabel solusinya. Kadang malu juga kan sekadar numpang akses WiFi di kafe dengan pembelian yang remeh.
Dengan modem portabel seperti, kami bisa mengajarkan anak-anak untuk berbagi. Kata siapa berbagi harus berupa uang atau materi? Berbekal modem portabel pun mereka bisa memberikan kesempatan kepada teman atau bahkan orang asing di tempat umum yang kebetulan tak tersedia jaringan WiFi publik.
Alasan modem Mifi HKM M22 jadi pilihan keluarga
Kebetulan ada teman yang merekomendasikan modem portabel andalan yaitu Modem Mifi HKM M22. Saya langsung tertarik ketika melihat desain dan penampilan fisik modem ini. Warna hitamnya simpel tapi menawan, menunjukkan ketegasan dan semangat. Bikin ngegas deh kerja berburu cuan!
Alasan kedua, modem ini sudah dilengkapi dengan jaringan LTE Cat.4 yang mendukung kecepatan download hingga 150 MBps dan upload sampai 50 MBps. Penggunaan dalam jangka waktu lama tak masalah karena sudah dilengkapi baterai berkapasitas 2050 mAh untuk pemakaian hingga 9 jam.
Alasan lain pakai Modem Mifi HKM M22 adalah tersedianya fitur ByPass. Fitur ini memungkinkan kita pakai modem dan mengakses internet dengan melepas baterai. Jadi modem langsung dihubungkan ke colokan listrik selama 24 jam, WiFi tetap berjalan normal sehingga baterai modem lebih awet.
Selain bisa dipakai untuk 10 user dalam jarak 10 meter, yang tentunya menghemat biaya, nah yang paling menyenangkan dari Mifi HKM M22 ini adalah dapat digunakan untuk semua operator seluler. Jadi dengan versi Unlock All Operators, kita bisa mengakses internet menggunakan sim card apa pun sesuai preferensi atau kebutuhan kita. Enak kan?
Tapi jangan khawatir, kalau ingin pilih yang lebih praktis, Modem Mifi HKM juga menawarkan Mifi M22 versi bundling dengan XL dan Telkomsel. Untuk bundling XL, misalnya, kita akan mendapatkan Paket XL GO IZI 25 GB yang berisi kuota internet reguler sebesar 25 GB untuk jaringan 3G atau 4G.
Dengan 180 hari masa aktif, kuota utama tidak akan hangus meskipun masa aktif kartu telah habis. Paket ini sangat memahami konsumen Indonesia yang suka layanan murah tapi enggak murahan. Bagaimana dengan bundling Telkomsel?
Untuk paket bundling Telkomsel, Modem Mifi HKM M22 telah dibekali dengan paket Telkomsel sebesar 14 GB untuk masa aktif 60 hari. Untuk mengaktifkan kartu bisa dilakukan secara manual di hape ataupun melalui aplikasi MyTelkomsel.
Dengan berbagai kelebihan ini, HKM M22 akan menjadi pilihan keluarga untuk bisa mengakses internet di mana saja tanpa khawatir karena harus berbagi dengan orang-orang tercinta. Desain ramping sehingga bisa dibawa ke mana saja, warna elegan bikin bangga, dan fiturnya canggih serta tersedia versi Unlock sesuai kebutuhan kita semua.
Dengan bekal modem portabel ini, pekerjaan kita bakal semakin mudah dan berburu cuan secara online jadi makin lancar. Tak ada alasan tak bisa meraup cuan kalau koneksi internet tersedia lewat modem yang bisa diandalkan.
blog belalang cerewet 
1 Comment