Tak Ada yang Sia-sia (5): Berkat Puisi Menjadi Penerjemah Lagu

Suatu malam saat membuka email, di awal tahun 2012, ada sebuah pesan masuk dari editor sebuah penerbit. Ia meminta izin untuk mengirimkan CV saya ke sebuah penerbit di negeri jiran yang sedang membutuhkan penerjemah Inggris ke Indonesia. Saya meloloskan usulannya. Konon penerbit itu akan menerbitkan kumpulan lagu atau semacamnya. Saya pribadi belum punya gambaran yang jelas. Yang saya tahu calon penerjemah haruslah memiliki kemampuan puitik dan rasa bahasa yang baik. Sebagai sebuah peluang, saya tentu menyambut tawarannya dengan gembira.

Beberapa waktu kemudian, datanglah email dari seseorang tak dikenal. Ternyata informasi yang sudah saya terima tidak sepenuhnya akurat. Kali ini yang menghubungi saya bukanlah penerbit, melainkan seorang produser musik asal Kuala Lumpur. Setelah melakukan penjajakan dengan berkomunikasi lewat email dan chat di Facebook, kami pun setuju bekerja sama walaupun saya jujur sedikit gamang apakah mampu melaksanakan proyek tersebut. *harumrupiahsudahterendus* hehe 😀

Kontestan Indonesian Idol dan X-Factor Indonesia
Dari percakapan kami, saya ketahui bahwa produser sekaligus penulis lirik asal Malaysia ini sangat menyukai lagu-lagu berbahasa Indonesia dan mengagumi aransemen musik serta industrinya. Saya pribadi tidak terlalu banyak tahu mengenai penyanyi atau industrinya meskipun tentu saja menikmati musik tanpa batasan aliran tertentu.

Proyek pertama adalah mengerjakan album untuk salah satu kontestan Indonesian Idol. Kami klop dan penerjemahan lagu demi lagu pun rampung. Ini pengalaman pertama bagi saya karena biasanya hanya menerjemahkan materi pasif seperti teks buku atau berita. Ada tantangan tersendiri karena selain mentransfer bahasa dan makna, bentuk puitis harus tetap dipertahankan. Saya bersyukur sekali hobi menulis dan membaca puisi yang lama saya geluti turut berkontribusi besar dalam proyek ini. Walaupun tak jarang terjadi perdebatan alot karena tuntutan mempertahankan pesan awal, alhamdulillah proyek berlanjut ke album untuk kontestan X Factor Indonesia.

Durasi proyek dan kesan tentang lirik
Selama hampir dua tahun dua album pun akhirnya kelar. Akhir Agustus lalu teman baru ini berkunjung ke Bogor untuk melakukan soft launch salah satu single punya Adhi Permana Putra, kontestan X Factor yang akan menjadi andalannya. Saya sempat kopdar dan diberi kesempatan mendengar potongan lagu yang pernah saya terjemahkan. Tidak banyak karena alasan keamanan, hanya diputar melalui ponsel Blackberry-nya.

Bila sobat belum tahu penyanyi yang saya maksud, sila menyimak penampilan Adhi berikut ini.

Bagaimana? Baguskah? Yang jelas, ada satu hal penting yang saya tangkap: bahwa lirik-lirik garapan produser KL ini terasa berbeda dari lirik besutann komposer tanah air. Meskipun mengangkat tema cinta, namun tidak vulgar dan memuat kata-kata seronok. Dalam beberapa lagu bahkan disisipkan elemen atau idiom yang khas Indonesia, seperti jenis burung atau bunga yang endemik di Indonesia. Inilah uniknya album garapannya.

Berkah berbagi

Jika menilik prosesnya ke belakang, rasanya seperti mimpi. Betapa tidak, penerbit yang mengusulkan nama saya ke produser itu tentu punya deretan penerjemah-penerjemah ulung dengan jam terbang yang panjang. Terpilihnya saya tiada masuk dalam estimasi saya mengingat kemampuan saya yang masih perlu banyak belajar dalam penerjemahan. Namun tak ada yang kebetulan dalam hidup. Saya patut menduga saya telah melakukan pancingan untuk menghadirkan rezeki ini.

Tahun itu pula saya mulai mendedikasikan diri di sebuah yayasan yatim. Saya sempat diundang mendongeng untuk korban gempa di Bogor, mendampingi beberapa acara bersama anak-anak yatim di mal maupun di tempat terbuka. Intinya, kapan pun saya punya waktu, saya siap bergabung. Barangkali doa merekalah yang mencuatkan nama saya saat penerbit akan menyeleksi penerjemah yang akan diajukan ke produser tersebut.

Peristiwa ini membuat saya semakin mantap untuk berbagi dan berbagi, tentu sesuai kompetensi dan kebisaan. Sudah banyak contoh orang yang berjuang tanpa pamrih lalu rezekinya tercukupi tanpa dugaan atau batasan jumlah. Bagi sobat pembaca yang punya bakat atau kemampuan tertentu, jangan tahan potensi itu untuk diri sendiri. Ringankan langkah untuk berbagi untuk mereka yang membutuhkan. Jangan biarkan kemampuan kita tersia hanya menanti godaan uang semata dan nanti malah kita sesali saat telah terlewat. Pertajam kemampuan, tekuni hobi dan kegemaran, dan berbagilah sesuai kapasitas.

Berbagi itu menguatkan, dan puisi itu menenangkan. Salam.

21 Comments

    1. Betul sekali, peluang dan rezeki selalu ada, dan salah satunya bisa kita pancing dengan berderma atau bersedekah–tentu sesuai kemampuan kita. Terima kasih sudah singgah di sini 🙂

      Like

  1. selamat ya mas. aku juga suka banget puisi. kemana saja aku melangkah ada sesuatu yg menarik bisa jadi puisi. jadi kemanapun aku pergi selalu aad notes dan pulpen

    Like

    1. Terima kasih, Mbak Tira. Mengabadikan peristiwa, ide, dan pengalaman menjadi puisi sangatlah menyenangkan. Prosesnya kita nikmati dan ketika sudah jadi puisi, kita bisa baca kembali dan tetap bisa menikmatinya sebagai sebuah karya kreatif yang menghibur meskipun emosi kita sudah berubah. Bisa menguatkan. Bagus itu Mbak kebiasaan bawa kertas dan pulpen. top! 🙂

      Like

  2. baca paragrap terakirnya membuat teringat almarhum ayah yang selalu mencontohkan untuk berbagi tanpa pamri. dari beliau saya banyak belajar, berbagi itu mencerahkan. seperti ketika dalam kegelapan kita memegang lilin yang menyala, sementara lilin orang lain mati. ketika kita menyumbangkan nyala api kita agar lilin tersebut hidup, cahaya lilin kita tak berkurang karena tindakan tersebut. yg terjadi justru sebaliknya, tempat itu menjadi lebih terang karena ada lilin lain yg ikut menyinari. seperti itulah kira-kira perumpaan dalam berbagi.
    terima kasih sudah berbagi cerita mas, inspiratif dan motivatif 🙂

    Like

    1. Sungguh perumpamaan yang indah, Mbak Diah. Berbuat kebaikan ibarat berbagi api ya untuk menerangi jalan setiap orang. Memang tak ada yang berkurang dari kita setelah berbagi. Justru banyak yang bertambah: pengalaman, wawasan, kearifan, rasa syukur, kebahagiaan dan sering kali juga rezeki. Ajaran orangtua yang patut kita lestarikan. Terima kasih sudah mampir ya….

      Like

  3. Berbagi juga memudahkan rejeki, keren mas. Dan berbagi tidak cuma harta.
    Banyak yang malas berbagi mungkin nanti dia merasa ada yang hilang.

    Like

    1. Yang saya rasakan selama ini demikian, Mas. Semakin banyak yang bertambah saat kita memberi. Begitu sederhana. Dan bila ada kepunyaan kita yang hilang, yakinlah kehilangan itu adalah cara Tuhan untuk mengosongkan tempat agar diisi yang lebih lagi.

      Like

  4. Subhanallah, pengalamannya luar biasa…
    Rejeki itu klo sudah ditentukan memang gak kemana kok Mas 🙂

    Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s