Lakukan Hal ini Kalau Kita Kalah Telak

Pernahkah BBC Mania menemukan orang yang unggul hampir di semua hal? Pendar sifat-sifat positif seolah terus berpijar dalam dirinya. Umpama ia lelaki, sebut saja ia pria yang pintar, pemurah, rendah hati, rajin beribadah, sopan, sayang orangtua dan pasangan, dan banyak karakter baik lainnya. Tak heran jika di mana-mana dia disukai dan mungkin diidolakan. Intinya, hidupnya tampak sangat membanggakan. Keberuntungan seperti terus menghampirinya, nasib baik senantiasa melingkupinya.

Begitu sempurna

Kalau ia wanita, ia tampil sebagai pribadi yang santun, cerdas, pandai bergaul, pintar memasak, piawai mengelola bisnis, cermat mengatur keuangan, rajin beribadah, dan cemerlang mendidik anak-anaknya. Mungkin bagi sebagian orang profilnya terlihat tak masuk akal, tetapi begitulah adanya; dia seolah sempurna sehingga disukai dalam berbagai situasi atau komunitas. Decak kagum dan iri sering terarah padanya. Hidup seolah begitu berpihak padanya, sebuah hidup yang membanggakan.

Hal sebaliknya terjadi pada kita. Kita lahir biasa saja, baik dari penampilan fisik ataupun kemampuan bawaan. Bakat tak kuat, segala keterampilan hampir selalu mengecewakan. Bahasa kerennya medioker alias pas-pasan. Tak bisa unggul sebab tak bisa diandalkan, baik dalam pergaulan ataupun sebagai sumber pendapatan. Dalam bahasa yang lugas, kita seakan-akan sudah kalah telak oleh orang-orang yang nyaris sempurna itu. Pada kadar tertentu mungkin kita tergoda untuk berpikir bahwa hidup sungguh tak adil. Duh, hidup begini amat yak! Gumam kita sesekali.

Carilah kedalaman

Kalau sudah begitu, kompetisi dalam hal apa pun seolah percuma. Meskipun bukan persaingan, selama ini perolehan dalam hidup menjelaskan posisi kita dalam masyarakat. Kegagalan dan keberhasilan mendefinisikan diri kita. Tak ada celah di mana kita mungkin berprestasi atau tampak unggul. Kita seperti tak piawai dalam bidang apa pun. Setiap kesempatan dan peluang seolah musnah, habis tak bersisa ditangkap oleh orang-orang serbasempurna tersebut. What’s in life for us? Apa lagi guna hidup jika sudah begini—jika kekalahan terasa telak dan bertubi-tubi?

Merasakan hal ini, saya jadi teringat pada Jamal D. Rahman penyair Madura yang pernah menjabat pemimpin redaksi majalah sastra Horison. Suatu kali Jamal pernah mengutarakan unek-unek—mungkin setengah protes—kepada para penyair senior lantaran semua eksplorasi puitik telah dilakukan oleh para pendahulunya. Sutardji Calzoum Bachri, yang dikenal sebagai presiden penyair Indonesia, telah kondang dengan puisi mantra menyusul kredonya untuk membebaskan kata dari makna.

Sapardi Djoko Damono, yang sangat terkenal dengan puisi berjudul Aku Ingin, telah lama masyhur sebagai pionir puisi-puisi liris yang memikat hati. Jejaknya diteruskan penyair lebih muda seperti M. Aan Mansyur yang di kemudian hari dipercaya untuk menulis puisi-puisi liris dalam film Ada Apa Dengan Cinta ? 2. Eksplorasi lebih ekstrem pernah ditempuh Danarto, sang novelis sufistik dan pelukis jempolan itu, dengan menggubah sajak berupa sembilan kotak di atas kertas yang populer disebut dengan “sajak petak sembilan” yang berusaha menafikan kehadiran kata-kata.

Belum lagi deretan penyair senior lain yang juga berhasil punya ciri khas tersendiri. Jika semua ciri khas dan eksplorasi sudah dilakukan generasi terdahulu, lalu apa yang tersisa buat generasi penyair berikutnya? Demikian kira-kira ujar Jamal mungkin sedikit hopeless. Sutardji dengan enteng menjawab, “Carilah kedalaman.” Dan setelah dipikir-pikir, memang inilah esensi yang sering kita lewatkan.

Menjaga kewarasan

Pada era serbacanggih ketika teknologi digital mendominasi nyaris seluruh segmen kehidupan kita, kedalaman tampaknya semakin langka. Kedalaman mencakup pengertian intensitas, konsentrasi, dedikasi, kesetiaan, dan keikhlasan. Itulah yang perlu kita cari, kita rawat dan kembang biakkan. Bukan hanya kedalaman dalam karya, tetapi dalam setiap tindakan. Kedalaman berarti keselaran antara ucap dan sikap.

Kita boleh saja kalah telak oleh prestasi orang lain yang lebih pintar, lebih tampan/cantik, lebih kaya, lebih berpengaruh. Namun ingatlah bahwa kedalaman sepenuhnya kita yang merasakan. Kita sendiri yang mencari, membentuk, dan merawat keikhlasan dalam beramal dan bertindak. Jadi, apa pun yang BBC Mania kerjakan, pastikan dilandasi dengan ketulusan hati. Tak ada yang bisa menandinginya sebab kita tak pernah bisa mengukur atau membanding-bandingkannya dengan hati orang lain.

Sebab itu tak perlu, sebab fokus kita adalah mencari kedalaman. Carilah cara-cara untuk terus menjaga kewarasan dan keikhlasan.

Advertisement

4 Comments

  1. Saat menemukan seseorang yang super unggul pada semua bidang, sebaiknya tidak melawan langsung tetapi cukup berkawan dengannya. Selain tidak sakit, kita juga akan bisa semakin berkembang. Cakepppp.

    Liked by 1 person

  2. Kalau bertemu dg orang yg sempurna banget, aku ingin belajar banyak dari beliau. Minimal, klaupun aku tidak bisa sepenuhnya jadi dia, setidaknya aku dapat ilmu baru yg semoga bisa buat hidupku jadi lebih mudah.

    Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s