Relakan Bangkalan, Dadah Surabaya, Mengiri Banyuwangi

Minggu 15 Desember 2019 entah mengapa jadwal bisa berbarengan, atau orang Jawa bilang tumpuk undung. Tiga kegiatan berlangsung pada hari yang sama, jelas bikin saya pusing karena ketiganya saya sukai. Lantaran tak mungkin menghadiri ketiganya, saya lalu memilih acara yang datang paling awal, yakni berangkat ke Pulau Garam.

Ke Madura, lebih tepatnya Bangkalan, bukan untuk pelesiran, melainkan acara kondangan sepupu jauh yang menikah di sana. Demi menyambung tali silaturrahim dengan keluarga besar dari pihak ibu, juga karena kami luang pada hari itu, saya dan keluarga pun memutuskan akan bertolak ke sana, merelakan dua agenda lainnya yang tak kalah menggiurkan.

Acara kedua adalah event yang dihelat IM3 Ooredoo pada Car Free Day (CFD) di sekitar Taman Bungkul, Surabaya. Ini tak mungkin saya ikuti karena diadakan tepat pada Minggu pagi. Sebagai pelanggan IM3 Ooredo hingga 10 tahunan, rasanya sayang jika melewatkan acara keren ini—selain tentu saja dapat voucher belanja yang lumayan, hehe.

Acara ketiga dihelat di Banyuwangi, kota yang belum pernah saya singgahi hingga kini. Tahun lalu saya mendapat undangan menghadiri Kemah Sastra di kota yang berjulukan The Sunrise of Java ini. Sayang sekali saya batal pergi karena tak enak badan. Akhirnya hanya buku kumpulan puisi dan kopi osing yang dikirimkan dari sana—lumayan menghibur hati yang lara.

Tanam pohon

Memang bukan pas Minggu, tetapi hari Senin (16/12/2019) diadakan kegiatan menanam pohon cemara gunung di sekitar Ijen. Saya menyukai pepohonan karena mereka pemasok oksigen terbesar di bumi. Ikut menanam pohon berarti andil signifikan untuk mengembalikan keseimbangan di alam. Kalau mau ikut agenda ciamik itu, saya setidaknya harus berangkat Minggu pagi dengan menumpang kereta agar tak ketinggalan acara pada Senin pagi. Naik bus jelas bukan pilihan.

Dengan tekad untuk memilih acara ke Bangkalan, Sabtu pagi saya meluncur ke Surabaya untuk meliput acara Funancial tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan. Acara tersebut terbukti berisi ‘daging’ karena mengingatkan kami tentang hal-hal penting yang terlupa saat menjalan usaha sendiri. Tahu sendirilah sekarang lebih banyak orang memilih merintis usaha ketimbang kerja ikut orang.

Pulang acara, Sabtu malam, badan sudah enakan tapi agak meriang—yang sudah terasa sejak Jumat malam. Saya duga memang lantaran kecapekan karena belakangan ini sering wira-wiri ke Surabaya plus berkunjung ke rumah ibu. Walhasil, Minggu pagi saya putuskan untuk tinggal di rumah sementara Bunda dan duo Xi berangkat ke Bangkalan bersama keluarga besar.

Teman Penghibur

Beginilah akhirnya, manusia merencanakan, Tuhan menentukan. Ada batas-batas yang tak mungkin dilanggar akibat kekerdilan manusia. Nyatanya saya butuh istirahat dan tak bisa menghadiri satu pun acara-acara yang sempat membuat hati galau itu. Saya relakan batal kondangan ke Bangkalan, juga sayonara pada acara CFD di Surabaya, dan tentu saja mengiri teman-teman yang semangat menanam di kawasan Ijen, Banyuwangi.

Minggu sore langit Lamongan mendung pekat. Seorang kurir datang ke rumah, membawa paket berisi buku yang bikin mewek juga bahagia. Buku bergizi yang membuat semua penderitaan saya terangkat bagai kapas di udara. Buku dengan sampul cantik yang membuat saya tak ingin bergegas menuntaskannya. Kali lain saya akan tulis ulasannya di blog ini. Insyaallah.

Advertisement

4 Comments

  1. Wah, sibuk terus dg berbagai agenda acara nih Mas.
    Pada akhirnya manajemen waktu ya Mas yang berperan. Semoga saja dg banyaknya acara dapat mengelola wakru dengan optimal.

    Kapan ke Bogor lagi Mas? Kini anak saya yang pertama yang belum lama ini berkeluarga tinggal di sekitaran Cilebut tak jauh dari stasiun kereta.

    Salam dari saya di Sukabumi.

    Liked by 1 person

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s