Jurus produktif selama puasa Ramadan mungkin sudah banyak dibahas, tapi tak ada salahnya saya menuliskan versi saya sendiri. Bulan Ramadan tahun ini memang berbeda dibanding bulan puasa tahun-tahun sebelumnya. Wabah yang seolah tak kunjung mereda membuat kita harus lebih banyak di rumah. Akan tetapi, jangan sampai kondisi itu menghalangi kita hidup produktif dan menghasilkan. Para pekerja kantoran mesti WFH atau work from home, para pelajar belajar secara online, apalagi full-time freelancer seperti saya, tentu saja harus bersiasat agar Ramadan berjalan dengan penuh produktivitas.

1 – Bikin prioritas
Saya yakin BBC Mania sangat memahami bahwa prioritas dalam hidup sangat perlu. Tak terkecuali prioritas selama bulan Ramadan. Susunlah daftar prioritas menurut skala kepentingan sehingga produktivitas bisa kita capai. Waktu akan terbuang percuma saat di rumah bila kita tidak atur setiap agenda menurut prioritas yang paling mendesak. Alih-alih mendapat kenyamanan di rumah, kita malah bisa kewalahan menghadapi banyak tugas akibat tak tertib membedakan mana yang harus dituntaskan dulu dan mana yang bisa dikerjakan kemudian atau bahkan bersamaan.
2 – Manajemen Waktu
Time management atau manajemen waktu tak bisa ditawar lagi. Daftar skala prioritas yang telah kita susun bisa kita jadikan patokan untuk mengatur waktu sesuai pola yang paling sesuai dengan kondisi kita. Waktu yang terkelola dengan baik akan membantu kita mencapai target menurut skala prioritas sebelumnya. Haarus bijak mana urusan keluarga atau pekerjaan, dan mana urusan santai yang bisa disishkan. Patokannya adalah proporsional agar porsi waktu bisa dipakai sebaik-baiknya. Manajemen waktu yang baik bisa kita dorong untuk motivasi menulis buku apa saja sesuai minat.
3 – Daily Planner
Pernah saya tulis di blog ini tentang manfaat mempunyai daily planner. Boleh dibilang ini adalah perwujudan manajemen waktu yang riil. Ini adalah cara praktis untuk agar manajemen waktu terimplementasi dengan tepat. Buatlah agenda harian tentang apa saja yang harus diselesaikan melalui perencanaan matang agar setiap agenda terkontrol pelaksanaannya. Daily planner akan memandu kita dalam menjalankan hal-hal yang benar-benar kita butuhkan dan membawa manfaat nyata. Mungkin sekarang tak ada janji bertemu dengan klien atau calon pembeli, tapi online meeting tetap harus masuk daily planner.
4 – Kurangi medsos
Media sosial (medsos) atau social media saya akui makin digandrungi selama WFH atau #dirumahaja seperti sekarang. Pamornya boleh dibilang tidak luntur, terutama untuk Facebook. Banyak berita dan kegiatan bisa dilakukan di sana. Saya sih memanfaatkan FB untuk membagikan tulisan terbaru dari blog. Juga berburu job atau peluang kerja. Selain itu, grup WhatsApp (WA) masih kuat bercokol di hati penggemarnya di Indonesia. Namun harap berhati-hati karena kita bisa kewalahan dan ketagihan kalau tak menguranginya. Perhatikan etika selama ber-WA. Bisa-bisa ikutan berkomentar negatif atau ngomongin orang deh. Hindari debat tak perlu di grup mana pun, lebih baik baca Quran atau belajar hal baru.
5 – Bekerja sama
Jurus terakhir agar tetap produktif selama puasa Ramadan adalah bekerja sama. inilah kunci kesuksesan di era digital, terutama sewaktu pandemi di mana kita banyak tinggal di rumah dan mengandalkan Internet untuk berinteraksi. Kecepatan teknologi mempengaruhi kecepatan kehidupan sehari-hari. Banyak peluang dan tantangan yang kita hadapi. Cobalah untuk melakukan sinergi agar pekerjaan kita lebih cepat selesai. Memiliki mitra kerja sama berarti beban kita akan terbagi. Bisa menggabungkan pikiran untuk mengolah ide hingga mengeksekuinya secara efektif. Bekerja sama melalui koneksi Internet bisa memuluskan upaya yang kita lakukan.
Itulah 5 jurus atau kiat agar kita bisa lebih produktif walaupun kita sedang berpuasa. Jangan kerjakan semuanya sendiri. Delegasikan mana yang bisa dikerjakan orang agar pikiran kita tidak penuh dan suntuk. Manajemen waktu dan bekerja sama, didukung dengan pengurangan penggunaan medsos yang signifikan, bisa membuat kita makin terarah dalam menjalani hari-hari Ramadan. Pikiran tak tergoda oleh dorongan makan dan minum karena kita bisa merencanakan waktu untuk hal-hal yang betul perlu.
1 Comment