Ramadan tahun ini memang berbeda. Setidaknya dibanding Ramadan pada tahun-tahun sebelumnya, kita tak bisa bebas ngabuburit atau bahkan beribadah tarawih di masjid. Pandemi yang tak kunjung usai menuntut kita bertindak bijak dengan menaati anjuran physical distancing. Berbagi nasi bungkus menjelang magrib juga dikemas secara berbeda dengan protokol kesehatan yang ketat. Tahun lalu komunitas kami, Nasi Bungkus Community, menghelat acara khusus dengan mengundang kaum dhuafa untuk berbuka ala prasmanan dan pulang membawa bingkisan besar berisi sembako lebaran beserta amplop berisi uang.

Tahun ini tentu saja tak ada acara seakbar itu karena wabah yang masih mendera. Meskipun aktivitas sosial seperti berkerumun harus dikurangi dan bahkan ditiadakan, tetapi masih banyak hal lain yang mesti kita tambah. Frekuensi makan mungkin berkurang, dari yang normalnya 3 kali menjadi 2 kali, tapi kita harus ingat bahwa ada lebih banyak hal positif yang mesti diperbanyak atau kita tingkatkan demi mendukung kesempurnaan ibadah Ramadan. Berikut ini lima hal atau aktivitas yang perlu kita suburkan dengan masif selama berpuasa di bulan Ramadan.
1 | Membaca Al-Quran
Bulan Ramadan adalah bulan di mana ayat pertama diturunkan untuk manusia. Tak heran jika bulan ini dikenal dengan Syahrul Quran atau bulan Al-Quran. Tadarus bakda tarawih terdegar di masjid dan musola setiap hari selama bulan Ramadan. Selepas shalat fardhu pun orang-orang berlomba membaca Al-Quran agar mampu mengkhatamnya minimal satu kali dalam sebulan. Membaca Quran selama Ramadan memang anjuran Nabi agar lisan basah dengan ayat-ayat suci. Tentu tak sebatas membaca teks, sebisa mungkin juga mengetahui maknanya lalu mengamalkannya agar hidup lebih terarah. Orang yang gemar membaca Al-Quran juga termasuk salah satu golongan yang dirindukan surga.

2 | Sedekah
Sejarah mencatat Rasulullah sebagai pribadi yang sangat dermawan. Jiwanya begitu pemurah, ringan tangan pada siapa pun yang membutuhkan. Siapa pun yang datang untuk meminta tolong tak akan dikecewakannya. Nah, saat Ramadan, beliau menjadi jauh lebih dermawan dan pemurah sehingga dilukiskan ibarat angin yang berembus, saking entengnya beliau dalam bersedekah. Pernah suatu hari bakda Subuh beliau bergegas pulang tanpa berzikir. Para sahabat terheran sebab itu di luar kebiasaannya. Setelah kembali ke masjid, beliau menuturkan bahwa ia teringat masih menyimpan sedikit uang di bawah bantal dan harus segera diberikan kepada mereka yang berhak menerima. Bukankah ini teladan luar biasa agar kita menjadi pribadi yang gemar sedekah?
3 | Shalat malam
Shalat malam atau dikenal dengan qiyamull lail biasa dikerjakan oleh Nabi pada sepertiga malam akhir dan menjadi amalan yang sangat beliau anjurkan. Tak sekali pun beliau tinggalkan tahajud sepanjang hidupnya. Tak heran jika kaki beliau sampai bengkak akibat kebiasaan shalat malam yang panjang dan rutin. Bulan Ramadan adalah momentum yang tepat untuk membangun kebiasaan bertahajud atau shalat sunnah lain karena kita punya waktu luang sebelum atau sesudah bersantap sahur. Dengan manfaat dari segi kesehatan dan potensinya dalam membuka pintu rezeki atau hadirnya solusi, shalat malam harus mulai kita biasakan sebab tak ada alasan untuk meremehkan apalagi meninggalkannya.
4 | Belajar
Sebagaimna ditulis di brainfacts.org, sewaktu kita berpuasa otak justru memiliki keunggulan tersendiri karena sel-sel baru terbentuk sehingga fungsi kognitif, pembelajaran, memori, dan ketajaman perhatian semakin meningkat. Peningkatan ini harus kita kejar dengan mengoptimalkan waktu selama berpuasa untuk belajar. Bisa belajar apa saja: bahasa asing, keterampilan memasak, menulis buku, menggambar, programming, desain grafis, atau hal-hal lain sesuai minat dan preferensi pribadi..
5 | Introspeksi
Selama pandemi berlangsung, kita banyak beraktivitas di rumah. Bulan Ramadan seperti sekarang tepat sekali kita manfaatkan untuk melakukan perenungan dan muhasabah diri. Tentang perjalanan hidup dan sejarah yang telah kita torehkan sejauh ini. Saat membaca Quran atau di sela shalat malam, kita bisa berintrospeksi tentang apa yang sudah kitaa perbuat dan kaitannya dengan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini. Dengan banyak meluangkan waktu untuk introspeksi atau berzikir, kita akan melalui katarsis untuk menjadi pribadi yang baru dan lebih wawas diri.
Jangan sampai biarkan waktu terbuang percuma. Manfaatkan momen istimewa yakni bulan penuh berkah ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membaca Quran, memperbanyak sedekah dan shalat malam, serta belajar dan introspeksi. Dengan begitu, kita berpeluang mendapat ampunan dan keluar sebagai pemenang begitu Ramadan usai. Siapkah Anda berjuang?
nomor 3 yang susah om, godaannya pasti adalah kantuk ketika sudah tiba malam.
LikeLiked by 1 person
PR banget memang apalagi kalau malamnya begadang mikirin gebetan, hasyaaah…. #terlalu 😀
LikeLike
Bagusnya sih, walaupun Ramadan udah lewat, kita tetep menjalankan yg 5 hal itu ya. Nah, itu suka luntur…duh…Musti pasang poster kayaknya yah, reminder…
LikeLike
Benar sekali, Mbak Hani. Keberhasilan Ramadan justru bisa dilihat setelah bulan itu berakhir. Semoga kita bisa.
LikeLike