Plus Minus Merantau

Meninggalkan kampung halaman untuk merantau adalah pengalaman yang sangat berkesan. Setiap orang yang pernah pergi merantau akan merasakan sensasi berbeda-beda. Selain kota yang dituju berbeda, tujuan dan motivasi merantau pun tidak sama.

Ada yang merantau karena ingin mengadu nasib agar kaya. Ada yang jadi perantau lantaran ingin meninggalkan kota lama yang penuh memori menyedihkan. Ada pula yang merantau sebab ingin menambah wawasan, dan masih ada lagi yang menjalani hidup perantauan dengan alasan yang sangat privat.

Apa pun alasannya, merantau ternyata punya sisi plus dan minus. Hidup di negeri atau kota orang membawa dampak yang enak juga tak enak. Konsekuensi ini harus disadari bagi siapa pun yang berniat merantau dengan alasan apa pun.

Sisi plus merantau

1. Tambah teman

Semakin luas daerah yang dijelajahi, maka semakin luas pula potensi pertemanan yang bisa dijalin. Banyak kenalan menjanjikan banyak peluang. Bisa membangun koneksi dan kemungkinan bekerja sama.

2. Banyak ragam makanan

Kota perantauan biasanya adalah kota besar yang menawarkan aneka hal yang tak ditemui di kota asal. Misalnya makanan yang beragam. Entah makanan dari negara manca, bahkan makanan tradisional, semuanya tersedia. Asalkan ada uang, semua bisa dicicipi dengan kadar sesuai keinginan.

3. Banyak ragam hiburan

Sebagai kota tempat bertemunya orang dari aneka ras dan berbagai latar belakang, kota besar jadi wadah yang tepat untuk ditumbuhi tempat hiburan yang sangat beragam. Bioskop, mall, pusat perbelanjaan, theme park, dan ragam hiburan lain seolah terus bermunculan. Asal ada uang, semua bisa dijajal.

4. Ragam peluang

Karena penduduknya sangat heterogen, maka peluang yang tercipta pun sangat bermacam-macam. Peluang usaha atau bekerja sungguh banyak, bahkan nyaris tak terbatas. Punya produk berupa barang atau jasa, kota besar jadi tempat yang potensial untuk melariskannya. Bisnis laris = uang berlimpah.

5. Tidak ketinggalan tren

Baik tren berupa mode, makanan, wisata, bahkan bahasa sering terjadi di perkotaan yang menjadi tujuan perantau. Menjadi perantau berarti kesempatan meng-update informasi terbuka lebar. Mengikuti perkembangan zaman dari berbagai lini menjadi mungkin yang terdepan saat tinggal di kota besar sebagai perantau.

6. Pamor di depan masyarakat daerah

Ekses yang biasanya langsung terasa adalah naiknya pamor di kalangan penduduk kota atau desa asal. Perantau identik dengan keberanian untuk berjuang dan berlimpahnya kekayaan. Soal harta, memang tak selalu valid. Banyak juga perantau yang hidupnya pas-pasan, entah karena belum berhasil atau memang memilih hidup demikian. Yang jelas, image di kalangan publik pedesaan relatif positif.

Bagaimana dengan sisi negatif yang melingkupi kehidupan para perantau? Sebagaimana banyak hal di dunia, hidup di perantauan juga memiliki sisi minus yang layak dimengerti.

Sisi minus merantau

1. Kesepian

Karena jauh dari keluarga dan handai taulan, hidup sebagai perantau sering akrab dengan kesepian. Meskipun ada teman baru yang menjadi tempat curhat atau bercengkerama, tetapi kehadiran keluarga nyaris tak tergantikan. Sesekali muncul kerinduan untuk mengobrol bersama adik kakak dan terutama bersama orangtua jika mereka masih ada.

Kesepian semakin terasa saat keluarga di kampung tengah menghelat acara khusus tetapi kita tak bisa menghadirinya. Karena kesibukan, kita hanya dapat merasakan kemeriahannya dari jauh melalui media sosial seperti WhatsApp.

2. Harga-harga mahal

Lazimnya kota besar, barang dan jasa harus kita peroleh dengan harga yang sering lebih mahal dibanding di desa. Benda atau makanan yang sama tak jarang mesti ditebus dengan selisih yang cukup banyak. Bisa dimaklumi karena demand di kota lebih besar ketimbang di desa. Bahan baku yang sudah mahal juga jadi alasan mahalnya harga produk di perkotaan tempat merantau.

3. Persaingan ketat

Di awal sudah saya sebutkan bahwa keunggulan merantau adalah kesempatan untuk berjumpa bermacam orang dari aneka profesi dan latar belakang. Keragaman ini menyebabkan persaingan mendapatkan rezeki semakin ketat. Entah berdagang atau menjadi karyawan, kompetisi sering berjalan sengit dan kadang diwarnai dengan kekerasan. namun, semua bisa ditaklukkan.

4. Tingkat kriminal

Dampak yang tak bisa dihindari saat merantau ke kota besar adalah bergaul dengan hiruk-pikuk kehidupan yang bergerak sangat cepat. Persaingan hidup yang sangat ketat dan bercampurnya orang dari berbagai daerah kadang memicu prevalensi kejahatan dalam berbagai bentuk. Hipnotis, penipuan, copet, dan bahkan penodongan adalah contoh yang bisa disebutkan. Untuk itulah punya banyak teman sangat menguntungkan.

5. Kepedean

Karena tinggal di kota besar, perantau yang kembali ke desa tak jarang merasa lebih istimewa dibandingkan teman-teman yang tidak merantau. Ikut tren dan update informasi terkini dalam berbagai hal bisa mendorong munculnya perasaan lebih tahu dan memgarah pada sikap kepedean lalu meremehkan orang lain nonperantau. Padahal ini tidak beralasan mengingat saat ini informasi apa pun bisa disajikan lewat Internet. Kecuali pengalaman mencoba destinasi atau hiburan yang tak ada di pedesaan.

6. Godaan demi godaan

Merantau dan tinggal jauh dari keluarga dan teman sangat mungkin membutakan mata akibat tuntutan hidup serbaenak, apalagi jika sudah diproyeksikan sukses oleh orang sekampung. Di kota cara mencari rezeki sangat beragam, dari yang halal hingga yang haram. Godaan bisa muncul kapan saja untuk terhanyut dalam kesesatan. Menipu orang, mencuri, menggelapkan uang perusahaan, hingga narkoba jadi godaan yang harus diwaspadai. Lagi-lagi selektif memilih teman akan membantu kita dijauhkan dari hal negatif demikian.

Itulah plus minus merantau yang harus dicamkan. Ini tentu saja pendapat pribadi yang bisa ditulis di atas kertas. Di lapangan bisa berubah sesuai keadaan. Yang jelas, merantau banyak manfaatnya. Namun jangan merantau kalau hanya ingin membuktikan sesiapa sebab akan menyakitkan jika didera kegagalan. Jika masih sanggup bertahan di daerah asal, cobalah membangunnya dengan cara sesuai kemampuan.