Hari Jumat tanggal 31 Juli 2020 menandai momen yang sangat istimewa. Komunitas kami NBC (Nasi Bungkus Community) menggelar pemotongan kuban di RPH atau Rumah Potong Hewan yang terletak di Jl. Pahlawan tak jauh dari pasar induk Lamongan. Banyak alasan kami akhirnya memutuskan menyiapkan daging langsung di lokasi RPH alih-alih di basecamp seperti tahun-tahun sebelumnya. Halaman basecamp sangat sempit sehingga kami tak leluasa mengaturnya.
Alasan lainnya tentu saja karena praktis dan mudah. Kami para relawan bukan tenaga terlatih dalam menangani hewan yang baru disembelih. Memisahkan daging dari tulang membutuhkan keterampilan khusus yang tak mungkin digarap secara amatir. Kalau tak hati-hati, daging malah rusak dan sedikit yang bisa dibagikan untuk warga yang sudah menerima kupon beberapa hari sebelumnya.
Kesempatan pertama

Setelah shalat Iduladha sekitar pukul 7 pagi, saya dan istri meluncur ke RPH Lamongan. Karena diamanahi jadi ketua panitia, maka kami mampir dulu ke rumah Mas Agus yang bertugas di seksi perlengkapan. Kebetulan saya sedang taak enak badan beberapa hari sebelumnya sehingga persiapan saya serahkan kepadanya, termasuk memesan banner yang desainnya saya siapkan. Tiba di rumah Mas Agus, rupanya dia dan istrinya sudah berangkat.
Kami susul ke RPH, tapi mereka tak ada di sana. Rupanya mereka singgah ke basecamp dulu untuk mengambil banner bekas sebagai alas dan talenan untuk memotong daging. Begitu ketemu Mas Agus dan keluarga, kami langsung menemui tim RPH yang dikepalai drh. Rendra. Sapi NBC mendapat kesempatan pertama untuk disembelih. Kami menitipkan dua ekor sapi tahun ini, lebih banyak satu ekor dibanding tahun lalu.
Mbak Pipit sekretaris NBC baru datang beberapa saat kemudian karena terjebak macet sepulang shalat Ied di Masjid Namira. Kami tunggu dia karena printout berisi nama pekurban dibawanya. Sapi pertama dan kedua segera dipotong begitu Mbak Pipit tiba dan menyerahkan lembaran tersebut. Seperti biasa saya kebagian merekam proses penyembelihan sejak sapi dipindahkan dari kandang. Sapi dipotong dengan diiringi takbir bersama. Sungguh mengharukan!
RPH bikin pekerjaan mudah
Menit demi menit relawan NBC pfun berdatangan. Mbak Yenny datang bersama kedua putrinya, lumayan menambah tenaga. Banyak personel, banyak yang akan menggarap pekerjaan sehingga jadi cepat tuntas. Mbak Ririn, Mbak Yogi, dan Mbak Yuli pun menampakkan diri, semua langsung sigap melapisi besek bambu dengan daun pisang. Mbak Atik bendahara juga tak terkecuali, langsung menyiapkan timbangan daging.

Kru RPH gesit bergerak. Daging, jeroan, dan tulang iga diserahkan kepada kami secara bertahap dalam bentuk yang mudah dikelola. Daging masuk, langsung kami potong dan timbang. Begitu seterusnya. Tak lama berselang, Pak Anang Purwo selaku pembina NBC pun datang—masih berseragam polisi karena beliau bertugas sebagai KBO Satlantas Polres Lamongan. Beliau memantau dan mengecek kesiapan kami. Syukurlah semuanya standby.
Dalam waktu tiga jam dua ekor sapi sukses kami sulap jadi potongan kecil dalam 250 besek bambu yang siap dibagikan. Kecepatan ini berkat hadirnya belasan relawan dengan perangkat yang sudah disiapkan sebelumnya, terutama oleh keluarga Mama Zil yang membawa sekian bilah pisau sebagai senjata. Semua bertugas; sebagian memotong, sebagian memegang, dan dua orang menimbang. Sisanya mengemas daging.
Higienis dan sehat

Keputusan kami menyembelih hewan kurban di RPH sungguh tepat. Pukul 10.30 paket daging siap diangkut ke basecamp menggunakan mobil bak milik suami Mbak Atik. Daging dalam besek diusahakan higienis karena turut dipantau dokter hewan dan asisten RPH. Darah tak lagi menetes karena sempurnanya penyembelihan. Kesehatan hewan juga diperiksa terutama agar sapi tidak stres dan steril dari penyakit.
“Dulu pernah ada insiden cingur sapi berdarah karena dipaksa jalan,” kenang Bu Heny ketua NBC saat kami menunggu pembagian daging di basecamp.

Selain alasan keamanan dan kenyamanan, penanganan hewan kurban oleh RPH juga relatif menguntungkan. “Pernah kami pasrahkan ke orang lain. Tapi setelah sapi disembelih, kami masih harus cari tenaga tambahan untuk menguliti dan memisahkan daging. Lebih repot dan jatuhnya jadi mahal,” cerita Pak Anang kemudian.
“Malah soal lapak yang habis kita pakai tadi, petugas bilang, ‘Sudah biarkan saja, kami yang bereskan!’ Tahun depan di sana lagi aja ya. Lebih praktis.” Pak Anang menyambung cerita dengan penuh semangat.

Pukul 1 siang selepas Jumatan orang-orang berdatangan ke basecamp untuk menjemput daging jatah mereka. Kupon telah disebar oleh Mbak Atik beberapa hari sebelumnya ke titik potensial tempat nongkrong para pengayuh becak dan pengojek. Pemulung dan para janda juga kebagian kupon.
Jl. Kusumabangsa 25A disinggahi orang silih berganti, tentu dengan protokol kesehatan selama pandemi. Alhamdulillah pembagian berjalan lancar dan berakhir menjelang Asar. Porsi daging sengaja kami lebihkan dari kupon yang beredar sehingga orang-orang yang datang tanpa kupon pun bisa mendapat besek berisi kegembiraan tersebut.
Tak ada makan bersama
Adapun acara makan bersama terpaksa ditiadakan. Setiap tahun NBC mengundang anak-anak yatim untuk menyantap sate dan gule di markas kami. Biasanya 40-anak dari dua panti. Selain itu, para pengayuh becak dan nyaris siapa saja yang lewat di depan basecamp juga boleh bersantap di sana.

Akibat wabah yang melanda, panitia berinisiatif menyiapkan sup daging matang untuk dikirimkan ke beberapa panti asuhan. Mereka harus tetap merasakan kegembiraan kurban tahun ini.
Tetap kurban eco-friendly
Sebagaimna saya sebutkan di awal, NBC tetap berkomitmen menggunakan besek anyaman bambu untuk mengemas daging. Setiap paket dibagikan tanpa plastik kresek sama sekali sebagai ikhtiar mengurangi sampah yang sulit diurai di alam. di dasar besek kami sisipkan selembar daun pisang sebagai alas.

Ini tahun ketiga NBC menerapkan kurban eco-friendly salah satunyadengan mendatangkan besek dari Blitar karena harganya relatif terjangkau. Langkah kecil ini diharapkan dapat menginspirasi komunitas lain untuk turut andil dalam pelestarian lingkungan.
Dimuat di media
RPH Lamongan sangat senang dan bersyukur karena langkah NBC menyembelihkan kurban di sana diikuti oleh komunitas lain. Sebut saja Masjid Al-Azhar Lamongan, masjid biru nan megah yang terletak tak jauh dari Telaga Bandung. Mereka ikut mengirimkan 6 ekor sapi untuk disembelih di RPH dan menyembelih 5 ekor lainnya sendiri di area masjid. Lalu Yayasan Al-Kahfi juga tampak menguliti hewan kurban di lokasi.

Kegembiraan kami bukan hanya berkat kelancaran kurban di RPH tahun ini, baik proses pemotongan maupun pembagian. Lebih dari itu kebahagiaan membuncah ketika kisah sederhana NBC dimuat di Harian Surya pada rubrik Citizen Reporter edisi Jumat 7 Agustus 2020. Sama seperti tahun lalu, redaksi berkenan memuat reportase saya tentang kurban NBC. Alhamdulillah.
Pemuatan di media bukanlah goal kami, tetapi lebih sebagai promosi. Agar lebih banyak yang berdonasi dan terutama menggerakkan orang lain untuk berbuat hal serupa, dengan atau tanpa terlibat dalam komunitas kami. Seperti gerakan sedekah NBC yang diduplikasi di Gresik dan kota lain. Kami sangat senang sebab amplitudo kebaikan semakin meluas.
Jadi BBC Mania, memotong kurban di RPH bukan hanya mudah dan serbahemat, tapi juga langkah aktif berkontribusi positif pada pendapatan asli daerah. Tentu saja bukan cuma hewan kurban, menyembelih ternak untuk kebutuhan lain pun bisa diserahkan ke RPH setempat.
Selamat berakhir pekan, BBC Mania. Pastikan menjaga kesehatan ya dengan mengonsumsi daging secukupnya dan sayur secara seimbang.
Terima kasih sudah mengangkat NBC ya, Kak. Sukses selalu dan berkah!
LikeLike
Salut dan bangga. Seru banget kegiatannya, berbagi itu indah banget ya 😍🥰
LikeLike
wah, adanya RPH makin praktis untuk pemotongan kurbanya, ditunjang dgn alat2 modern makin cepat juga prosesnya.
LikeLike
Jujur saya suka banget dengan proses pengemasan daging kurban ini, wah gak terasa bentar lagi sudah Idul Adha.
LikeLike
Sebenarnya lebih praktis sih kalau potong kurbannya di Rumah Potong Hewan. Kita bisa langsung bagikan daging yang udah dipotong-potong. Simple jadinya.
LikeLike
Wah keren sekali ini kemasannya
mendukung gerakan go green. Itu besek nanti bisa dimanfaatkan lagi buat wadag sesuatu di rumah ya
Gak jadi sampah yang bisa mencemari lingkungan
LikeLike
Wah sangat higinenis dan profesional ya! Pengemasannya pun menggunakan besek seperti yang dulu sempat disarankan oleh beberapa tokoh, ya. bukan dengan kresek hitam!
LikeLike
Kemasannya juga pake besek bambu gitu ya mas. Jadi ramah lingkungan jugaa inii, ngga ninggalin sampah plastik.
Keren bangett. Kemarin2 coba coba cari mana yaa yang wadah dagingnya pakai besek eh ternyata masih ada. Alhamdulillah
LikeLike
Kampungku jauh dari RPH, jadi ya disembelih sendiri. Untungnya sudah ada beberapa bapak-bapak senior yang profesional dalam hal menyembelih hewan. Trus ibu-ibu kebagian tugas memotong daging. By the way kemasan beseknya cukup menginspirasi nih, coz biasanya masih pakai plastik kresek.
LikeLike
kalau di RPH sudah pasti higienis dan juga halal serta diawasi oleh dokter hewan. Apalagi petugasnya juga sudah berpengalaman dan daging yang dihasilkan pasti bersih dan higienis
LikeLike
Semoga Idul Adha tahun ini berkelanjutan juga ya Pak Rudi seperti tahun kemarin. Apalagi sudah eco-friendly juga, jadi nggak hanya dapat makna saling berbagi dan membantu tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan
LikeLike
Pemotongan kurban di RPH jadi bisa hemat waktu ya soalnya sudah terlatih memotongnya. Berarti nanti dari masjid juga bisa ya kalau mau menitipkan hewab kurban ke RPH.
Itu tempatnya pakai besek jadi ramah lingkungan ya, biasanya aku suka pakai untuk tempat naruh bawah di rumah kalau dapat besek.
Bener banget ga usah ada makanbersama, makan di rumah masinh-masing aja kalu pandemi gini
LikeLike
sebentar lagi juga udah mau idul adha ya mas, semoga pelaksanaannya tahun ini juga bejalan dengan khidmat mesti sedang menjalani program PPKM. Senang deh liat wadah dagingnya pakai besek, manfaat dan mengurangi sampah ya
LikeLike
Gak terasa sudah mau dekat lebaran Idul Adha, solusinya memang di RPH karena sangat mudah apalagi bisa di bagi ke orang yang bermanfaat
LikeLike
Ah iya, beberapa hari lagi Idul Adha ya mas
Sedih nih, harus berkurban lagi di tengah pandemi
Tapi teta harus semangat berkurban ya mas
Dengan semua kemudahan ini, emang paling pas potong hewan kurban di RPH
LikeLike
Kemasannya safety banget. Kesannya jadi menghargai daging kurban dan penerimanya. Mantap nih potong kurban di rph. Terima beres dan bisa diyakini kehigienisannya.
LikeLike
Melakukan sesi penyembelihan hewan qurban gini kan jadi rapi dan teratur ya, karena prosesnya dilaksanakan oleh tim yang sudah biasa melakukan penyembelihan.
Asik banget bungkusnya pakai besek. Eco friendly.
LikeLike
Suka banget kalau pemotongannya bersih, higienis gini. Peduli lingkungan pula yah, pake besek. Kayaknya kudu digalakkan model pemotongan gini biar Idul Adha makin menyenangkan
LikeLike
Wah Saya salut nih dengan pengemasannya yang Tanpa plastik sama sekali. Saya bertahun-tahun ikutan jadi panitia qurban juga nih tapi darahnya biasa masih banyak menetes… Dan ini amazing bisa Kering gitu ya…
LikeLike
ga berasa ya sudah mau idul adha lagi deh, ptprng Qurban lagi, masyaallah semoga bisa ada rezeki untuk potong Qurban, aamiin allahuma aamiin
LikeLike
Udah setahun berlalu berarti ya kak. Gak berasa kini hmpir idul adha lagi.
Nah, mengingat musim pandemi, berkurban di RPH ibi bisa jadi solusi ya. Penyembelihan hewannya praktis, dagingnya udah dibersihin. Kemudian dibagi2 pake besek. Gk ada acara makan bersama. Sungguh efisien
LikeLike
Allhamdulillah ya Om, sekarang jadi lebih aman kalo ada RPH nggak perlu keluar rumah intinya ya, sudah terima jadi aja.
LikeLike