Masjid Namira memang sebuah fenomena baru di jagat wisata religi. Pada saat Ramadan dua tahun lalu profilnya tersebar bersama Masjid Jogokariyan Jogja meskipun karakter pengelolaannya berbeda. Kehadiran Masjid Namira tak ayal menjadi magnet tersendiri bagi pelancong religi sekaligus mengenalkan Lamongan yang selama ini hanya masyhur dari kuliner seperti soto dan pecel lele.
Selama bulan Ramadan Masjid Namira Lamongan semakin padat oleh pengunjung, jauh melebihi kunjungan sewaktu bulan-bulan biasa. Selain karena pesona fisik yang megah dan atmosfer ibadah yang kuat, sejumlah fakta berikut turut menyihir orang untuk berbondong-bondong datang ke masjid yang terletak di desa Jotosanur, Kecamatan Tikung ini. Apa saja 9 fakta yang bisa kita temui selama Ramadan di Masjid Namira Lamongan?
Megah dan memesona
1 – Berbuka dan Sahur Gratis
Layaknya masjid-masjid lain di kota maupun desa, Masjid Namira juga menyajikan menu berbuka puasa secara cuma-cuma. Jamaah dari berbagai kalangan berdatangan untuk menyantap menu yang telah disediakan oleh panitia dalam bentuk nasi bungkus. Bukan hanya berbuka, pada 10 hari terakhir yakni satu rangkaian dengan i’tikaf, Masjid Namira juga menyediakan sahur gratis bagi jamaah yang bermalam di sana.
2 – 2.000 Porsi untuk Berbuka
Sebanyak 2.000 porsi berbuka disediakan setiap hari di Masjid Namira. Intinya, jamaah dijamin mendapatkan jatah makan satu per satu. Anak-anak biasanya memperoleh nasi kotak dengan lauk fried chicken yang disuplai oleh salah satu gerai waralaba. Sedangkan jamaah dewasa mendapatkan nasi kotak dengan menu beragam, kadang botok, ayam goreng, ayam kari, nuget, sayur ayam, perkedel, dan sebagainya. Jika tak kebagian, panitia biasanya menyediakan lagi dalam bentuk lain seperti nasi boranan khas Lamongan.
3 – Kajian 3 kali
Selama bulan Ramadan, ada 3 kali kajian dihelat di Masjid Namira. Ada kajian sebelum magrib yakni diikuti oleh para jamaah yang akan berbuka. Mereka berkumpul di tenda sebelah utara untuk mendengarkan tausiyah sampai azan Magrib berkumandang. Kajian kedua dilaksanakan setelah shalat witir dengan penceramah yang sama. Biasanya tema mirip atau melanjutkan kajian sore. Kajian berikutnya dihelat selepas Shalat Subuh dengan peceramah lainnya.
4 – I’tikaf 10 hari terakhir
Berbeda dengan kebanyakan masjid di Lamongan yang hanya mengadakan qiyamullail pada 10 hari terakhir Ramadan, Masjid Namira membuka kesempatan bagi para jamaah untuk mengikuti rangkaian i’tikaf di sana. Selama 10 hari penuh, peserta tetap menginap di masjid setelah resmi mendaftar. Bahkan laundry disediakan gratis bagi para jamaah i’tikaf tetap. Bagi jamaah musiman, yaitu yang bebas pulang dan pergi, mereka boleh ikut i’tikaf dan tetap boleh menyantap menu sahur saat waktu sahur tiba.
5 – Tahajud 2 jam
Tepat pukul 1 dini hari, panitia Majid Namira akan membangunkan para jamaah yang tertidur untuk ikut melaksanakan shalat malam atau qiyamullail. Surah yang dibaca cukup panjang sehingga total shalat tahajud digelar selama 2 jam hingga pukul 3 ketika sajian sahur sudah siap disantap di tenda. Jika ingin ikut, pastikan Anda tengah sehat dan fit karena kaki dan tangan harus kuat mengingat sujud dan rukuk, juga gerakan lain cenderung lebih lama dibanding biasanya. Biasanya dipimpin oleh 2 imam berbeda agar tidak monoton.
6 – Makan sahur ala prasmanan
Yang paling seru tentu saja makan sahur dalam gaya prasmanan. Anak-anak paling senang mengikuti i’tikaf karena daya tarik santap sahur ini. Oke, memang bukan sepenuhnyaprasmanan karena panitia menjatah lauk setelah jamaah mengambil nasi sendiri. Ini untuk menghindari habisnya lauk karena jamaah yang serakah. Selain nasi dan lauk, ada teh, kopi, buah dan kadang yoghurt.
7 – Imam dari Arab
Imam dari Arab dengan bacaan khas Timur Tengah tak dimungkiri menjadi daya tarik juga bagi pengunjung yang hadir. Mendengarkan bacaan dan iramanya, seolah kita berada di Masjid Namira di Arafah, Mekah dan mungkin membayangkan teduhnya ayat suci sewaktu diturunkan di tanah kelahiran Nabi.
8 – Air minum gratis
Entah berapa karton air mineral yang disediakan oleh yayasan Namira setiap hari. Banyak sekali bertumpuk-tumpuk, baik sewaktu buka dan sahur, juga yang tersedia di dalam lemari pendingin. Air mineral cup atau gelas ini semuanya gratis alias cuma-cuma sehingga pengunjung tak perlu membayar atau membeli di luar. Sayangnya, tak jarang ada juga yang menghamburkannya sehingga banyak tersisa di sana sini. Miris seola air yang terbuang ini.
Pesona yang selalu memanggil
9 – Banyak kedai makanan
Jika tak sempat berbuka atau sahur, bisa kok merapat ke sekeliling Namira yang menjajakan aneka kuliner seperti soto, bakso, nasi goreng dan sebagainya. Harganya bersahabat dan tempatnya relatif nyaman. Tinggal jalan kaki dari pelataran Namira.
Sangat asyik kan Ramadan di Masjid Namira Lamongan? Kapan kita kopdar di masjid ini, BBC Mania? Apakah Anda punya cerita serupa di masjid sekitar rumah? Ceritakan di kolom komentar.
Matur suwun snaget jd tau lebih byk tentang masjid namira
LikeLike
Sama-sama, Mbak. Semoga makin banyak yang berkunjung ke Namira.
LikeLike