Agar Survive Saat Pandemi, UMKM Harus Lakukan Ini

Pandemi yang telah berlangsung sejak awal 2020 tak mungkin kita hindari. Dengan berbagai pengalaman meremukkan hati, kita akhirnya berdamai dengan pandemi yang tak kunjung terhenti. Alih-alih menyangkal, kini kita menerimanya dengan sejumlah adaptasi. Yang tak bisa dimungkiri adalah bahwa sektor ekonomi menjadi ranah yang sangat terpukul selain kesehatan yang tak terperi.

Dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 mengingatkan saya pada beberapa teman yang menggeluti UMKM. Ada Mama Zil yang memproduksi sambal dan bumbu khas kota kami dan Edo yang bergiat menjual sarung batik justru saat pandemi berlangsung. Mama mengaku mengalami penurunan omzet selama pandemi sementara Edo mendapatkan momentum ketika wabah melanda dunia.

Jurus survival UMKM

Untungnya, baik Mama maupun Edo tak menyerah begitu saja ketikaekonomi lesu yang berdampak pada penjualan produk mereka. Kini kasus akibat pandemi telah melandai meskipun varian baru dikabarkan tengah merajalela. Dari kedua sahabat pegiat UMKM ini saya belajar tentang beberapa jurus atau kiat agar bisa bertahan (survive) saat pandemi.

1 | Inovasi

Kunci utama produk tetap disukai pembeli atau pelanggan adalah kreativitas yang sebagai wujud inovasi tak terbatas. Edo, misalnya, terus menciptakan desain baru untuk sarung batiknya untuk memanjakan pelanggan agar punya banyak pilihan.

Desain sarungnya segar dan dinamis sehingga pelanggan tak menemukan kebosanan alih-alih menikmati motif batik ala jarit jadul. Warna dan corak terus ia eksplorasi untuk menghasilkan paduan yang memikat.

Tas berbahan alami membuat produknya digemari.

Sedangkan Mama Zil menggandeng pengrajin tas rustik agar sambalnya memikat perhatian konsumen. Tas rustik adalah tas yang dibuat dari tumbuhan rami atau Boehmeria nivea yang kerap dipakai sebagai bahan pembuat karung goni. Dengan karakter yang mirip serat kapas, serat rami disebut-sebut lebih ramah lingkungan dan hal ini menjadi added value bagi sambal yang dijual Mama.

2 | Afiliasi

Mama Zil mengaku sangat terbantu sejak bergabung dengan dinas yang menaungi usahanya kini. Status menjadi IRT dan sertifikasi halal dibantu dinas terkait tanpa Mama mengeluarkan uang sepeser pun. Bahkan kini merek sambalnya tengah diajukan ke Dirjen HAKI untuk didaftarkan hak ciptanya. Semuanya dibantu dinas secara cuma-cuma.

Dari sini jelas bahwa afiliasi pada lembaga atau komunitas tertentu akan membantu mendorong usaha kita cepat dikenal dan dipercaya oleh konsumen. Bisa saja Mama Zil tidak bergabung, tapi kisah sukses usahanya bisa saja tak terjadi semudah itu karena faktanya produk yang ia hasilkan ternyata bisa sampai di Rusia dan Belanda berkat bantuan dinas.

3 | Evangelist marketing

Di era Industri 4.0 saat ini pola pemasaran tak bisa lagi mengandalkan iklan produk atau model untuk mempromosikan kepada customer (pelanggan). Peralihan zaman dan kecenderungan konsumen telah mengubah gaya mereka dalam menangkap pesan produk yang diiklankan.

Para pakar marketing menganalisis dan memaparkan temuan mengejutkan bahwa sekarang adalah era evangelist marketing yaitu teknik pemasaran dari mulut ke mulut. Boleh jadi ini sebenarnya kembali kepada masa lalu ketika produk dipromosikan lewat pengalaman pribadi. Hanya saja kini berbeda mediumnya.

Dulu orang berbicara langsung lewat getok tular tetapi kini media sosial yang mendominasi. Influencer ber-follower banyak bukan jaminan bisa mengendalikan preferensi konsumen. Sebaliknya, pengalaman dan testimonilah yang menentukan perilaku pelanggan. Jadi kini pola pemasaran bukan lagi business to customer melainkan customer to customer.

4 | Kolaborasi

Rahasia survive UMKM di tengah pandemi juga ditentukan oleh kolaborasi. Ini tak bisa ditawar-tawar lagi. Kolaborasi menjadi skill utama yang harus dikuasai untuk menaklukkan persaingan di abad ke-21. Itulah sebabnya anak-anak disiapkan sejak dini untuk menguasai 4C yaitu communication, collaboration, critical thinking, dan creativity.

Senyum bersama paket JNE

Jika ditilik lebih jauh, sebenarnya Mama Zil dan Edo telah menerapkan keempat hal ini. Mereka bisa mengomunikasikan pesan kepada pelanggan lewat produk menggunakan kreativitas, menyiapkan produk inovatif lewat pemikiran matang, dan berkolaborasi dengan pihak yang kompeten.

Untuk kasus Edo, dia diuntungkan dengan kolaborasi bersama JNE selaku perusahaan logistik dan ekspedisi terkemuka di Indonesia. Sejak JNEmenawarkan fitur COD, penjualannya meningkat karena pembeli punya kepercayaan atas produk sarung batik yang dikirimkan dulu sebelum dibayar.

Jen telah menjembatani dua kepentingan sehingga pembeli dan penjual merasa Bahagia Bersama tanpa ada yang dirugikan. Sesuai banget dengan tagline yang menjadi spirit JNE, “connecting happines”, menjadi perekat kegembiraan dalam hal apa pun—terutama mengembalikan ekonomi negeri yang terdampak akibat pandemi.

JNE Content Competition

Apakah BBC-Mania punya kisah UMKM yang terus bersemangat seperti Mama Zil dan Edo walau wabah melanda dunia? Kenapa tidak diceritakan dalam lomba bergengsi yang dihelat oleh JNE bekerja sama dengan Kompasiana.

Caranya bagaimanya? Mudah sekali kok, baca nih infonya.

  • Tema: JNE Bersama UMKM untuk Indonesia
  • Ceritakan pengalaman tentang kontribusi JNE dalam mendorong kebutuhan gaya hidup di era serbadigital saat ini, juga dalam mendukung bergulirnya perekonomian Indonesia pada level mikro (baik UMKM kuliner, tekno, fesyen/beauty, dsb.) dengan menjadi jembatan bagi stakeholders (konsumen, marketplacefintech, dsb).
  • Periode lomba: 6 Desember 2021 – 31 Januari 2022
  • Panjang tulisan minimal 500 kata dan tidak lebih dari 1.500 kata.
  • Dalam setiap konten, pastikan menyebutkan keyword minimal sekali: JNE.
  • Jangan lupa mencantumkan label JNE31tahun dan JNEMajuIndonesia sebagai bukti keikutsertaan dalam lomba.
  • Daftar pemenang akan diumumkan selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah periode lomba berakhir.

Sekarang saatnya membantu promosi UMKM di sekitar kita agar bisa bertahan di tengah pandemi sambil berpeluang Meraup hadiah jutaan rupiah. Apa lagi kalau bukan lewat JNE Content Competition 2021, cara kreatif memulai tahun baru untuk menebar kebaikan sekaligus memancing rezeki datang.

Saya sendiri sudah ikut loh lomba ini, siapa tahu kamu penasaran seperti apa, silakan baca tulisan tentang “Sihir Batik yang Menaklukkan Pandemik“. Yakin rela saya saja yang bakal memboyong hadiahnya? Hehe…

Advertisement

21 Comments

  1. Keren banget nih ya kak tagline yang menjadi spirit JNE, “connecting happines”,
    Jne selama ini sudah banyak menjembatani kebahagiaan para pelaku umkm

    Like

Tinggalkan jejak

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s