Kilas Balik 2019: Tahun Inspirasi, Tahun Refleksi

Setiap Melakukan kilas balik, Saya seketika teringat sebuah adegan pada film The Time Machine (2002) yaitu saat Über-Morlock mengingatkan Alexander Hartdegen dengan berkata,

“Bukankah kita memang punya mesin waktu? Yang membawa kita ke masa lalu adalah memori … sedangkan yang membawa kita ke masa depan bernama mimpi.”

Walau kalimat itu bernada satiris, karena menyindir tokoh utama yang terobsesi menundukkan waktu, tetapi memuat pelajaran penting bahwa menilik apa yang telah terjadi punya banyak manfaat. Selain memeriksa mana kejadian yang bisa dijadikan sebagai bahan introspeksi, kilas balik terhadap masa lalu juga penting untuk meneliti bahwa ternyata peristiwa positif jauh lebih banyak terjadi. Positif tidak selalu menyenangkan, tetapi jelas berdaya guna untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat.

Ngeblog makin hepi

Jika tahun 2018 adalah tahun belajar dan tahun kopdar, tahun 2019 menghadirkan pengalaman yang berbeda. Seperti saya telah sebutkan, selalu menarik menilik apa yang telah terjadi dalam rentang setahun silam. Banyak kejadian yang bikin tersenyum penuh kegembiraan, atau senyum getir penuh pembelajaran, juga airmata yang melecut semangat perubahan.

Dari ranah blog, statistik rupanya tidak terlalu menggembirakan. Sepanjang tahun 2019 saya hanya membukukan 124 tulisan yang masih kalah dibanding tahun sebelumnya sebanyak 135 post. Jumlah total itu pun mencakup beberapa kategori, yakni 50 postingan organik, 57 postingan bersponsor, 15 tulisan lomba, dan 2 postingan dalam mode private. Khusus untuk artikel organik, berarti dalam sebulan saya cuma menulis 4 buah, atau seminggu sekali mengunggah tulisan. Jumlah yang terbilang minimal dibanding target 2 kali lipatnya.

Karena saya memanfaatkan blog sebagai salah satu ladang utama untuk memetik rezeki, setiap tulisan sponsor tentu saya sambut dengan happy walau jujur saja kepuasan hakiki tetap muncul dari tulisan organik yang unik karena sifatnya personal. Tulisan bersponsor bisa datang melalui email dalam bentuk content placement yang siap diedit dan diunggah atau pesanan menulis dengan tema tertentu. Alternatif lain, sponsored post tak jarang saya tulis setelah mengikuti sebuah event atau undangan. Jenis kedua dan ketiga masih jadi primadona.

Lahirnya artikel organik sangat terbantu berkat partisipasi saya dalam ODOP alias one day one post yang digerakkan oleh Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur). KBM atau Komunitas Bloger Megilan Lamongan juga turut melecut semangat untuk menelurkan tulisan organik bertema lokalitas. Sebagaimana namanya, KBM memang komunitas lokal yang bertujuan mengangkat potensi daerah yakni Lamongan tempat saya kini menetap setelah meninggalkan Bogor.

Bungah dari Lomba

Adapun dari arena kompetisi blog, tak banyak yang bisa saya catat. Sebanyak 15 lomba dalam waktu setahun tentulah bukan angka yang produktif. Tahun lalu saya sepertinya lebih aktif menerima order layout dan cover buku, juga undangan reportase pada event di Surabaya. Dari sekian belas lomba yang saya ikuti, ada empat lomba yang berhasil dengan memuaskan. Sisanya keok dan sebagian belum diumumkan hingga tulisan ini saya turunkan.

Posisi ke-10 dalam lomba blog bulan oleh Dumet School bertema Resolusi 2019 membuka prestasi awal tahun 2019. Hadiah pulsa bikin hati sangat bungah. Pada bulan yang sama, Januari yang bertepatan dengan ultah saya, kabar gembira datang dari Kompetisi Blog Nodi yang dihelat oleh Adhi Nugroho atau akrab disapa Mas Nodi. Sungguh tak menyangka bakal diganjar sebagai juara pertama sebab awalnya mengincar posisi lima besar saja sudah puas. Serupa Dumet, hadiah lomba ini ditransfer sangat cepat, tak lama setelah saya mengirimkan nomor rekening. Alhamdulillah.

Awal Maret 2019 saya meluncur ke Bandung untuk meramaikan milad BCC (Blogger Crony Community) yang ke-4 dengan tajuk BloggerDay 2019. Acara ini murni berbiaya sendiri, jadi sejak awal memang berniat untuk kopdar dan silaturahmi. Meskipun ponsel merek LG punya duo Xi harus hilang saat menumpang bus menuju Bandung, saya bersyukur bisa bertemu 100 bloger dari penjuru Nusantara dan reportase saya termasuk dalam 5 tulisan terbaik berhadiah uang 500 ribu rupiah. Sungguh senang karena jika posisi saya naik satu tingkat lagi, hadiahnya berupa tiket menginap di hotel Bandung yang jelas bukan prioritas saat itu.

Terakhir, bulan November saya menulis tentang peran zakat dalam peningkatan mutu kehidupan mustahik dan potensinya sebagai solusi ekonomi yang kemudian diganjar sebagai salah satu dari 10 Finalis Kompetisi Blog dalam rangka Festival Literasi Zakat dan Wakaf 2019. Tentang nominasi ini, saya sempat terheran-heran karena semula merasa akan diundang ke Jakarta seperti finalis pada lomba lain yang diselenggrakan oleh kementerian. Ternyata tidak, dan kisahnya saya tulis dalam postingan berjudul Berangkat ke Jakarta Urung, Dapat Hadiah dari Bandung.

Belum rezeki ke Mekah

Selain itu, ada dua lomba yang saya garap dengan serius dan sangat yakin akan menjadi salah satu pemenangnya. Lomba yang saya maksud adalah kompetisi bertema berbagi yang dihelat oleh lembaga amil Dompet Dhuafa yang sudah malang melintang sebagai pembangun dan pemberdayaan umat. Saya punya pengalaman berdonasi di sana, sempat membeli produk kopi binaan mereka, plus punya cerita kerelawanan tersendiri. Dengan story yang menurut saya cukup kuat, saya memproyeksikan diri sebagai salah satu pemenang.

Rupanya saya salah duga, atau mungkin gede rasa. Nama saya tak masuk dalam deretan pemenang. Bahkan ketika berkesempatan mengobrol dengan salah satu jurinya, nama saya tak ada dalam deretan peserta. Dia merasa tak menilai tulisan saya berjudul Agar Hidup Berenergi, Jangan Takut Berbagi!. Ketika dikonfirmasi pada panitia, benarlah memang nama saya tak ada dalam daftar peserta. Padahal saya yakin betul telah mendaftarkannya. Ya sudah, akhirnya ikhlas. Mungkin saat itu jaringan Internet sedang lemot, plus saya mendaftar menjelang penutupan tenggat.

Saya juga mengikhlaskan diri untuk tak bisa berkunjung ke Tanah Suci. Setidaknya hingga saat ini. Kompetisi blog bertema hijrah yang diadakan oleh Bank Muamalat tak kalah bergairah saya ikuti. Tulisan saya garap dengan lengkap dan rinci karena saya punya kisah yang relevan bahkan menggetarkan hati bersama Muamalat. Optimisme kali ini belum membuahkan hasil. Nama saya tak masuk dalam deretan pemenang, bahkan pemenang hiburan sekalipun.

Walau sedih, saya hanya bisa pasrah. Di kemudian hari saya tak sengaja ber-chat lewat WhatsApp dengan salah satu juri yang turut menilai tulisan para peserta. Menurut pengakuannya, ia telah memilih tulisan saya berjudul #AyoHijrah ke Bank Muamalat Indonesia, Solusi Bijak Agar Hidup Lebih Berkah untuk selanjutnya diserahkan kepada Bank Muamalat. Rupanya rezeki ke Mekah belum berjodoh dengan saya karena pihak Muamalat belum memilih tulisan itu sebagai pemenang. Alhamdulillah, semoga pada kesempatan lainnya.   

Warna-warni Kelas Inspirasi

Saya patut menyebut 2019 sebagai Tahun Inspirasi karena pada tahun inilah saya memulai dan akhirnya menikmati partisipasi dalam Kelas Inspirasi (KI) yang menjadi bagian dari Indonesia Mengajar. Sudah lama ingin ikut KI, maka bulan Februari saya putuskan turut andil pada KI Lamongan #6 yang diselenggarakan di Kecamatan Soluro meski dengan risiko kehilangan job reportase.

KI rupanya bikin ketagihan, tepat seperti yang sering diceritakan oleh para sukarelawan senior. Walau baru sedikit yang bisa saya bagikan, tetapi ada kepuasan dan kenikmatan tersendiri yang saya rasakan. Sense of fulfillment, mungkin itulah yang terjadi saat kami terlibat dalam Kelas Inspirasi. Dari Lamongan, saya bergerak ke KI Ponorogo #7 pada bulan Agutus. Sungguh momen kemerdekaan yang sangat berkesan. Walau gagal mencicipi kopi Ngebel yang kondang sampai Swedia, pengalaman berharga ini membawa banyak berkah.

Pemalang menjadi kota ketiga yang saya kunjungi dalam rangka Kelas Inspirasi. KI Pemalang (KIP) #3 pada bulan Oktober itu boleh dbilang paling unik karena saya sempat mengalami ‘pengusiran‘ dari rumah relawan lokal yang sedianya akan saya tumpangi menginap sambil menunggu jadwal kereta saya ke Semarang pukul 4 pagi. Sungguh tragis dan di luar dugaan karena saya baru mengalaminya. Mau menginap, tak ada anggaran. Untunglah bisa pindah ke ruko relawan lain senior KIP. Karena gagal mencecap kopi robusta khas Pulosari, saya berniat datang lagi ke Pemalang dengan agenda lain pada kesempatan berikutnya.

Akhirnya, KIMAD #7 alias KI Madiun menutup tahun 2019 dengan sempurna. Bukan hanya wisata pecel, saya juga bisa kopdar dengan seorang sahabat yang dulu sama-sama menjadi editor di Bogor dan kini menetap di kampung halamannya di Desa Unggahan, Madiun. Lewat KIMAD #7 saya juga berkenalan dengan ibu wakil wali kota yang turut serta sebagai relawan pengajar.

Semua KI punya kisah yang bervariasi, selalu unik dan bergizi. Meskipun judulnya kami akan menginspirasi, pada kenyataannya kamilah yang justru terinspirasi oleh anak-anak SD yang kami sambangi. Para guru di sekolah masing-masing tak kalah inspiratif, yang membuat kami menyadari bahwa kontribusi ini sungguh sangat kecil. Saya berharap tahun ini bisa makin aktif dalam KI di banyak kota lainnya. Insyaallah.

Hadiah beruntun menjelang akhir tahun

Saya sungguh bersyuku ketika menerima Hadiah Bertubi-tubi Menjelang Kelas Inspirasi di Pemalang. Ini sebenarnya saya dapatkan bukan dari lomba menulis di blog, melainkan berkat menulis di portal Ramadan sebuah brand global dan aktif membagikan konten-kontennya, terutama tulisan yang saya ramu. Bunda Xi juga turut aktif di sana sehingga tak menyangka juga ketika kami berdua mendapatkan hadiah berlipat ganda. Beberapa bulan kemudian, setelah melewati verifikasi data yang cukup lama, kami mendapat kiriman sebuah kamera Sony mirrorless, Samsung Galaxy Fit, Magic Com, dan blender. Sony A5000 seolah menjadi jawaban bagi resolusi saya tahun lalu yang menjadi kenyataan.

Hadiah lainnya saya terima pada bulan Desember, tepat saat Bunda mengandung anak kami yang ketiga. Ada saldo OVO sebesar 100 ribu dari kuis di Twitter, lalu content placement yang langsung dibayar hari itu juga, ditambah sebuah smartphone dari IM3 Ooredoo + pulsa 100K dari challenge bertajuk #SatukanSemangatmu di jagat Twitter.

Semua saya syukuri walaupun kandungan Bunda Xi akhirnya tak bisa dipertahankan sehingga kami gagal berlibur sesuai harapan dan malah menginap di rumah sakit daerah Lamongan. Tak apa. Memang berat melepaskan apa yang merasa kita miliki padahal sebenarnya ilusi belaka. Perasaan kehilangan sejatinya tidak hakiki karena kita tak pernah benar-benar memiliki apa pun. Hanya dipinjami untuk menikmati fungsinya demi kebaikan kita, entah berupa benda atau keturunan.

Ngeblog makin semangat

Menutup tulisan ini, ada dua hal yang paling menggembirakan dan memuaskan di ranah blogging. Pertama, keberhasilan mengantarkan tulisan berjudul “Cara Naik Suroboyo Bus dan 4 Alasan Kenapa Kalian Harus Mencobanya” ke deretan 5 besar di page one Google dengan kata kunci naik suroboyo bus. Tulisan ini menduduki peringkat kedua dengan view terbanyak dari seluruh tulisan yang ada blog BBC.

Selain itu, “Tips Menang Lomba Blog dengan Cara SIMPLE juga tetap bertahan di page one Google setelah tulisan Koh Deddy Huang dan Mas Amir. Semoga dua tulisan ini benar-benar memberikan manfaat bagi warganet yang tengah membutuhkannya. Bertenggernya dua blog post ini membuat saya semakin bersemangat untuk menulis dengan sentuhan SEO, minimal SEO on page agar tulisan bisa ditemukan oleh pembaca yang tepat.

Hal kedua yang bikin saya semringah adalah naiknya DA meskipun nilainya tak besar. Mungkinkah itu akibat backlink organik dari situs Muhammadiyah Garis Lucu yang tertarik pada tulisan lama berjudul “10 Alasan Orang Tidak Menghadiri Reuni“? Entahlah, yang jelas saya gembira betul ketika Sinau Bareng hasil kolaborasi Saung Literasi dan KBM terselenggara tanggal 17 November silam.

Meskipun hanya dua peserta yang tertarik hadir, tetapi keduanya menunjukkan minat besar seputar dunia blogging dan segera mengisi blog yang baru mereka buat dengan aneka tulisan sesuai passion dan bidang. Seorang peserta adalah siswi SMK, sedangkan peserta lainnya berprofesi sebagai guru TK dan IRT yang baru merintis usaha.

Semoga mereka konsisten dan meraih manfaat dari aktivitas blogging bagi pengembangan diri dan bisnis yang mereka impikan. Pengalaman saya diliput koran lokal Juli tahun lalu mudah-mudahan menjadi energi awal untuk memberi semangat bagi siapa saja yang ingin serius menggeluti dunia blogging baik sebagai hobi atau sarana mencari rezeki.

Bukan hanya tahun inspirasi, 2019 juga menjadi tahun yang harus saya tilik kembali sebagai bahan refleksi dan introspeksi. Perlu banyak belajar untuk menambah pengetahuan dan memaafkan diri. Meningkatkan ilmu seputar blogging dan merenungkan hal-hal yang belum sejalan setahun silam untuk diambil pelajaran. Menyambut tahun baru dengan penuh semangat tentu tak mudah. Apalagi konsisten menjalaninya dengan spirit yang terjaga.

Apa kabar, BBC Mania? Bagaimana lika-liku blogging setahun lalu?

32 Comments

  1. Mantap, Mas. Ikut senang mengetahui semua yang udah dicapai selama 2019. Sungguh jadi motivasi bagiku yang setahun, atau bahkan dua tahun, belakangan ini sama sekali nggak ada semangat ngeblog. Semoga semakin sukses di 2020. Kalau ke Pemalang lagi, ngabarinya jangan mendadak ya biar bisa kujemput di stasiun 🙂

    Like

    1. Aduh mas, kok sayang banget karena gak masuk peserta Muamalat, kok bisa sih, aku ikutan sedih loh. Gak terbayang nulis siang malam, eee gak termasuk peserta huhu. Semoga smua InsyaAllah ada hikmahnya ya mas. Selamat juga atas segala pencapaiannya di tahun 2019. Semoga selalu sehat buat bunda dan keluarga 🙂

      Like

  2. wah 2019 ini beneran aku sibuk sama kerjaan mas hahaha, sampe kering juara lomba blog, eh apa yang lain makin kece ya hahaha. Asli makin kesini makin ketat persaingan lomba blog. Aku jadi merasa tua. hahaha

    Like

    1. Alhamdulillah kalau sibuknya buat kerjaan yang positif, Bang. Saya memang kerjaannya kayak gini sekarang, ngacapruk aja di blog. Sesekali ikut lomba kalau sempat dan temanya menarik. Memang benar sih, persaingan makin ketat, kadang bingung apa yang dicari juri.

      Like

  3. saya lihat di tahun 2019 pencapaian Mas Rudi cukup banyak. blognya juga makin padat konten yang penuh inpirasi.. semoga di tahun 2020 makin semangat dan banyak prestasi… 🙂

    Like

Tinggalkan jejak